Punya hobi baca buku itu rasanya bersyukur banget. Kita jadi nggak gampang menghakimi orang lain karena punya sudut pandang yang luas. Selain itu ya bisa buat me time yang berfaedah juga kan hehe. Ditambah kalau bukunya non fiksi, akan selalu ada pengetahuan baru kita yang bertambah.
Nah, saya mau rekomendasiin nih 5 buku non fiksi yang oke banget buat dibaca. Kenapa harus non fiksi? Karena saya suka non fiksi haha. Nggak ding, karena non fiksi menurut saya lebih kentara manfaatnya dan pesan-pesannya bisa diambil secara tersurat. Non fiksi juga dibutuhkan untuk kehidupan kita agar punya tuntunan dalam menghadapi setiap persoalan hidup.
Baca: Tiga Buku yang Paling Memengaruhi Pola Pikir Saya
Jadi, buku non fiksi apa aja yang saya bagus buat dibaca? FYI, saya sudah baca semua buku non fiksi ini di tahun 2018. Jadi, menurut saya bagus juga untuk bahan rekomendasi bacaan teman-teman.
Who Moved My Cheese – Spencer Johnson
Saya bacanya di aplikasi iJakarta sih. Nggak punya buku fisiknya. Tapi buku ini memang tipis. Isinya super ringkas. Walaupun hanya berupa cerita fiksi dua ekor tikus dan dua kurcaci, saya bisa bilang kalau ini sebenarnya buku non fiksi karena disertai pesan-pesan tentang perubahan. Bagaimana kita seharusnya memandang perubahan, bisa nggak kita berubah sesuai kondisi, kalau bertemu dengan kondisi yang tidak diinginkan seharusnya kita bersikap apa. Nah kita bisa belajar dari kisah dua ekor tikus dan dua kurcaci tadi.
“Hem, kadang kala sesuatu itu berubah dan tidak akan pernah sama lagi. Ini sama seperti dahulu. Itulah hidup! Hidup terus bergulir, begitu pula kita.” (hlm. 56)
Bukunya terkenal banget. Sudah mendapat label Best Seller. Karena ceritanya memang mudah dipahami sekali. Dan konon buku ini mampu mengubah banyak orang menjadi lebih baik. Walaupun ini terhitung buku lama, tidak ada salahnya teman-teman baca buku ini. Bisa pinjam di aplikasi iJakarta juga kok 😊
Chicken Soup for the Soul: Kekuatan Memaafkan – Amy Newmark, Anthony Anderson, dkk.
Untuk yang sulit memaafkan orang lain atau bahkan diri sendiri, kamu cocok baca buku ini. Isinya bagus banget! Bukan berupa teori, tapi kisah-kisah nyata para orang-orang yang sudah bisa memaafkan orang lain dan dirinya sendiri. Kisah di dalamnya juga nggak bilang mudah untuk memaafkan, dari mereka malah banyak yang butuh waktu bertahun-tahun untuk bisa memaafkan. Bagaimana kisahnya? Silakan baca sendiri.
Memaafkan itu seperti ini: sebuah ruangan bisa menjadi gelap karena kau telah menutup jendela, kau telah menutup tirai. Tetapi di luar matahari sedang bersinar, di luar udara sangat segar. Untuk mendapatkan udara segar itu, kau harus bangun, lalu membuka jendela dan membuka tirai. – Desmond Tutu (hlm. 1)
Jujur setelah baca buku ini, saya tercerahkan banget. Pasalnya saya juga belum bisa memaafkan beberapa hal dalam diri dan orang lain. Tapi Alhamdulillah buku ini bikin saya belajar bagaimana caranya berlapang dada. Sebab ternyata mereka-mereka di dalam buku ini punya masalah yang jauh lebih berat daripada saya.
Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat – Mark Manson
Untuk yang gampang baperan, gampang sakit hati, coba baca buku ini deh. Buku ini ngajarin kita untuk bodo amat. Bukan bodo amat dalam artian menjadi orang yang cuek. Tapi justru buku ini mengajarkan kita untuk menjadi orang yang peduli hanya pada hal-hal yang penting saja. Istilahnya kita bisa memilah mana yang penting untuk dipikirkan, dan mana yang sebaiknya diabaikan saja.
Kunci untuk kehidupan yang baik bukan tentang memedulikan lebih banyak hal, tapi tentang memedulikan hal yang sederhana saja, hanya peduli tentang apa yang benar dan mendesak dan penting. (hlm. 6)
Bahasanya nyeleneh sih, dan cenderung kasar. Makanya buku ini lebih cocok untuk usia 18 tahun ke atas. Tapi pesan-pesan di dalamnya memang benar daging dan membuat kita semakin tersadar bahwa selama ini bisa jadi banyak hal yang terlalu kita pikirkan.
Totto Chan – Tetsuko Kuronayagi
Sekalipun ini buku lama, saya yakin sampai sekarang masih banyak yang merekomendasikan buku ini. Karena bukunya memang sepenting itu. Terutama untuk orang tua dan guru. Kita bisa belajar dari seorang anak yang bernama Totto Chan yang dididik oleh seorang kepala sekolah yang punya metode pendidikan yang sangat bagus. Salah satunya, sang kepala sekolah yang selalu percaya pada murid-muridnya dan berkata positif pada mereka. Ini membuat murid-murid sang kepala sekolah menjadi orang yang sukses di masa dewasanya.
Dia yakin, setiap anak dilahirkan dengan watak baik, yang dengan mudah bisa rusak karena lingkungan mereka atau karena pengaruh-pengaruh buruk orang dewasa. Mr. Kobayashi berusaha menemukan “watak baik” setiap anak dan mengembangkannya, agar anak-anak tumbuh menjadi orang dewasa dengan kepribadian yang khas. (hlm. 251)
Kalau nggak salah, buku ini masih tersedia di toko-toko buku. Bahkan ada juga seri lainnya. Semoga saya juga bisa baca yang seri lainnya. Soalnya jatuh cinta banget sama kisahnya Totto Chan. Terima kasih Totto Chan sudah menuliskan buku ini 😊
E.R.A.S.E Theraphy – Adi Susanto, CCH. & Anthony Steven Hambali, CCH. CT.
Saya masih belajar untuk E.R.A.S.E theraphy ini. Karena memang butuh ketenangan untuk mempraktekkannya. Sesuai singkatannya, Emotions Release And Awareness Ascension, buku ini ngasih tips bagaimana supaya kita bisa melepaskan emosi dengan cara yang tepat dan cepat. Dan meningkatkan kesadaran secara utuh. Tidak cukup sekali memahaminya, butuh kejernihan pikiran juga agar mudah memahami isi bukunya.
Emosi membutuhkan “ekspresi”. Ekspresi secara fisik maupun psikis. (hlm. 84)
Untuk teman-teman yang bermasalah dengan emosi, juga buku ini mungkin bisa membantu. Kalau bisa mempraktekkan, enak. Kita nggak perlu datang ke psikolog. Kita bisa mengobati diri sendiri dengan teknik E.R.A.S.E nya.
Gimana, dari kelima buku di atas, sudah ada yang kamu baca belum? Kelimanya menjadi non fiksi yang jadi favorit saya tahun ini. Sebab kelimanya memang benar-benar memberi pencerahan yang baik bagi saya.
Kalau rekomendasi buku non fiksimu, apa aja nih? 😀
Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat – Mark Manson ==> salah satu wish list buku yang pengen saya bacaa cuma belum sempet muluuu >,<
Cusss bacaaa 😀
Saya juga suka banget dengan Totto-chan. Itu ceritanya bagus banget. Betul-betul menunjukkan gimana guru yang sebenarnya itu.
Iya betul gurunya cerdas membawa murid-murid untuk suka sekolah 😀
Toto chaaan..
Ya Allah, tiap kali mau beli selalu gajadi coba. penasaran padahal sama ceritanya.
Beli Mbak beli 😛
Saya punya Toto Chan tapi belum selesai dibaca. Belakangan emang lebih suka baca non fiksi ketimbang fiksi.
Iya sama. Saya juga suka baca non fiksi sekarang 😀