Ada seorang teman yang pernah datang ke rumah saya sambil menangis-nangis. Saya tidak berani bertanya apa-apa. Saya biarkan dia menangis dulu sampai selesai. Setelah tenang, dia baru menceritakan masalahnya. Dan saya tetap diam menjadi pendengarnya.
Kali lain, teman saya datang tiba-tiba minta solusi atas masalahnya. Dengan bismillah niat membantu, saya pun memberinya solusi, dan dia senang karena merasa tercerahkan. Padahal saya sendiri bingung, kok bisa ya saya ngasih orang lain solusi?
Ada lagi ketika saya diminta mengetik oleh seorang tetangga, setelah selesai saya berikan hasilnya, tetangga tersebut berdoa panjang sekali untuk saya. Salah satunya, semoga saya diberi jodoh yang sholeh lagi ganteng. Masya Allah.
Pertolongan itu untuk kita sendiri
Ini semua hanya membuat saya berpikir, betapa perkataan, “Ketika kita menolong seseorang, maka sesungguhnya kita sedang menolong diri sendiri”, itu ada benarnya. Dan masya Allah, itu nyata saya rasakan. Saat itu mungkin tidak terasa langsung dampaknya. Tapi dua tiga lima, bahkan mungkin beberapa tahun yang akan datang, pertolongan-pertolongan yang saya lakukanlah yang menyelamatkan diri saya sendiri.
Mau kepeleset di jalan, jadi nggak jadi. Ada masalah, selalu datang solusinya. Lagi nggak ada uang, tiba-tiba ada yang kirim makanan atau hadiah. Niat menikah umur 23, tahu-tahu 22 didatangi sang pangeran yang sholeh dan ganteng. Masya Allah. Bahkan kesehatan saya sekarang, mungkin berkat perbuatan-perbuatan yang “tidak sengaja” saya lakukan.
Kalau perbuatan buruk saja selalu ada balasannya, apalagi perbuatan baik. Seringkali ia memang tidak datang secara langsung balasannya, tapi disadari atau tidak, “keberuntungan-keberuntungan” yang kita dapatkan saat ini, bisa jadi karena perbuatan baik kita di masa lampau. Bahkan mungkin bertahun-tahun yang kita sudah lupa pernah melakukannya.
Balasan itu terkadang tidak langsung, tapi bisa jadi berlipat-lipat
Saya hanya merasa ketika sedang membantu orang, hati saya langsung menghangat saat itu. Padahal tidak jarang, saya sendiri sedang ada masalah. Tapi ketika saya memutuskan untuk tetap menolong, ada rasa yang tak bisa dijelaskan. Entah kenapa hati berubah langsung jadi tenang. Atau seketika, Allah beri pencerahan untuk penyelesaian masalah saya sendiri.
Mungkin itu sebabnya, perkara sedekah pun bisa menyelesaikan masalah kita. Sebab ketika kita menolong orang, sedekah itulah yang barangkali akan dicatat malaikat, dan disampaikan pada Yang Kuasa. Dan balasannya bisa jadi berlipat-lipat lebih banyak. Masya Allah..
Maka ada satu yang saya garis bawahi. Sesungguhnya, setiap kali kita membantu orang, kita tak perlu berharap apa-apa. Agar hati plong saat melakukannya, pun kita tidak berprasangka dan mengharap imbalan. Sebab jika muncul rasa begitu, biasanya yang ada kita malah kecewa.
Padahal, balasan pertolongan itu terkadang tidak instan, tapi bisa kita rasakan nanti. Dengan balasan-balasan lain, yang bisa jadi lebih dari apa yang kita inginkan. Dan berlipat-lipat jumlahnya. Seperti salah satu ayat yang sering saya ulang-ulang, “karena Dia Maha Tahu apa yang kita butuhkan”.
“Bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 216)