Selamat tinggal 2020. Tahun yang mungkin berat bagi kita semua. Dilanda pandemi mulai bulan Maret bahkan sampai saat ini. Saya bilang berkali-kali ke suami, “Corona mengubah segalanya.”
Jalan-jalan yang masih sama. Hanya saja orang-orang berbeda tampilan karena ada masker di wajahnya. Jalan-jalan yang masih sama. Hanya saja banyak tempat sudah mulai diberi jarak. Kita tidak lagi diizinkan berkerumun. Tidak lagi diizinkan untuk merapatkan shaf saat sholat. Jangan sampai menulari virus. Begitu kilahnya.
Maka saat 2021 datang, semua berharap mendapat keajaiban. Kebaikan. Dan hari esok yang lebih cerah lagi.
Tapi tidak akan ada masa depan, bila tak ada masa kini dan masa lalu. 2020 juga menjadi tahun yang berkah bagi saya. Maka kita rangkum saja hal-hal yang mengesankan di tahun 2020.
Kaleidoskop 2020 yang mengesankan
Januari 2020 – adik nikah
Sejak Desember 2019, saya sudah pulang ke Bekasi. Selain suami ada kerjaan di Jakarta, saya juga sengaja ikut karena adik saya menikah tanggal 11 Januari.
Tak disangka, adik menikah dengan teman sekolah saya haha. Alhamdulillah, jodohnya tidak jauh-jauh. Rumah adik dan suaminya memang berdekatan.
Yang lebih mengesankan, keluarga besar dari luar kota semua hadir. Bahkan ibu dan bapak mertua dari Lamongan pun turut hadir di Bekasi. Alhamdulillah.
Maret 2020 – pandemi Covid-19
Saya ingat sekali, tanggal 16 Maret 2020 sekolah anak saya diliburkan. Padahal Emir masih Kelompok Bermain. Saat dia sudah mulai adaptasi dengan sekolahnya, pandemi justru hadir. Sekolah harus diliburkan, karena virus Covid-19 mulai menghinggap di Indonesia.
Sedih, tentu saja. Saya menyekolahkan anak tujuannya agar dia bisa bersosialisasi. Di saat Emir sudah mulai senang sekolah, justru dia harus belajar di rumah.
Tapi begitulah, kami tidak bisa berbuat apa-apa. Alhamdulillah sekolahnya tetap lancar. Walaupun ada saja tingkah dan penolakannya saat belajar dengan bundanya.
April 2020 – ulang tahun Emir
Tak ada yang istimewa sebetulnya di ulang tahun Emir yang ke empat ini. Kami masih bertahan di rumah karena sudah diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Untuk hadiah dan menyenangkan anak, saya belikan Emir kolam renang sebesar 2 meter. Dia senang sekali jadi bisa berenang dengan adiknya di rumah.
Saya bilang, “Liburannya di rumah dulu gapapa ya, Nak.”
Mei 2020 – full puasa dan lebaran di rumah
Bulan ini harusnya saya bahagia karena mudik ke Kuningan. Tapi sayang, PSBB masih berlangsung. Jadilah saya, suami, dan anak-anak menjalankan puasa di rumah.
Lebaran pun terpaksa kami harus tetap di rumah. Hanya video call saja sekeluarga. Alhamdulillah, malam takbiran kami bisa Google Meet dengan keluarga besar bahkan dengan keluarga di Kuningan. Hari H lebarannya pun, kami tetap video call dengan keluarga.
Ada rasa sedih dan haru. Ini menjadi pengalaman pertama kami tidak berlebaran dengan keluarga dan hanya berempat. Tapi kami bersyukur, kami semua masih diberi kesehatan.
Juni 2020 – Elis ulang tahun
Untuk membuat sesuatu yang berkesan, saya usul ke suami kalau ulang tahun Elis dirayakan dengan video call bersama keluarga.
Sorenya, suami sudah beli kue ulang tahun. Dan kuenya akan dipotong bersama-sama saat video call malam harinya. Alhamdulillah, semua berjalan dengan lancar. Lagi-lagi kami terharu. Semua bisa hadir walau hanya lewat layar :’)
Juli 2020 – mudik ke Kuningan
Berawal dari kakak saya yang iseng ngajak mudik ke Kuningan, saya pun langsung ngadu ke suami. Niatnya sih bercanda, eh sama suami malah diseriusi :’)
Saat itu juga kami mencari supir. Mudik pakai mobil. Alhamdulillah tanggal 6 Juli kami jadi berangkat dan sampai juga ke Kuningan. Walau masih pandemi, tapi Alhamdulillah saya masih bisa bertemu dengan ibu dan kakak-kakak juga adik saya di sana.
September 2020 – jalan-jalan dadakan bareng tim kantor suami
Alhamdulillah, kantor suami sedang melejit bulan Agustus. Jadilah awal bulan tanggal 2 September tim kantornya mengadakan jalan-jalan dadakan ke Trawas, Mojokerto.
Kami pergi air terjun Dlundungan, menginap di Cottage Royal Trawas, dan esoknya ke Cimory Pasuruan sekalian pulang. Walau sehari saja, Alhamdulillah bisa mengobati kangen jalan-jalan dengan tim kantor suami beserta keluarganya.
Oktober, November 2020 – dua adik saya melahirkan
Alhamdulillah bulan ini saya punya keponakan baru. Setelah nikah, adik saya memang langsung hamil bulan Februari. Jadi tahun ini juga anaknya sudah lahir.
Anaknya laki-laki. Senang sekali rasanya. Walau belum bisa bertemu langsung, tapi kagum juga rasanya saya sudah bisa dipanggil “Uwa” :’)
Setelah Oktober adik saya lahiran, November giliran adik ipar saya yang melahirkan. Anaknya perempuan. Cantik. Dan kaget juga saat saya dipanggil “Bude”. Alhamdulillah 🙂
Desember 2020 – pulang ke Bekasi
Tahun ini ditutup dengan saya pulang ke Bekasi tanggal 24 Desember. Lagi-lagi mengandalkan mobil. Masih belum berani naik transportasi umum.
Tapi kali ini saya dan suami rapid antigen. Untuk berjaga-jaga bila dijalan kami dicegat polisi. Tapi Alhamdulillah sepanjang perjalanan lancar dan tidak ada penjagaan ketat. Jalanan pun lancar jaya.
Memang, kalau niatnya silaturahmi, insya Allah dimudahkan oleh Allah 🙂
2020 banyak sekali berkah dan nikmat yang disyukuri
Jadi kalau dilihat dari rangkuman kaleidoskop di atas, bisa dibilang tetap menjadi berkah bagi saya pribadi. Saya masih bisa bertemu dengan keluarga secara langsung dan bisa video call dengan keluarga besar lainnya.
Tahun 2020 banyak sekali nikmat yang menghampiri dan sangat saya syukuri. Tahun ini memang tahun kebangkitan saya dari quarter life crisis di tahun 2019. Mungkin sebab itulah Allah memberi saya banyak sekali penghargaan dengan banyak memberikan berkah.
Semoga kita semua selalu diberi kesehatan baik jasmani maupun rohani. Sehingga bisa menjalani 2021 dengan lebih maksimal lagi 🙂
Alhamdulillah, senang baca ceritanya. Semoga selalu sehat keluarga, mbak. Aku selalu terkesan dengan keluarga yang harmonis. Senang liatnya.
Anyway, semoga harapan Kita tahun baru ini tercapai ya, Mbak..
Aamiin. Terima kasih Mbak sudah baca cerita saya 🙂
Alhamdulillah. Masih ada hal-hal yang bisa disyukuri selama berita pandemi yang terus saja memperkeruh pikiran di psikis.
Iya Mas Alhamdulillah. Saya malah sengaja ga terlalu ngikutin berita :))