Hari ini saya dapat kabar buruk, bahwa seorang temannya teman meninggal dalam kondisi hamil anak kembar. Saya tidak tahu penyebab pastinya. Cuma dengar kabar bahwa si ibu sempat stres karena menghadapi komentar-komentar di media sosial tentang dirinya. Saya nggak akan jelasin panjang lebar. Karena ini juga bukan ranah saya, jadi tidak perlu diperpanjang. Tapi yang jelas, mendengar kabar ini hati saya yang juga seorang ibu, benar-benar sangat teriris.
Suami saya pun sampai ngomong, “Orang-orang yang komentar negatif itu pada pengangguran kali ya. Sampai sibuk ngurusin orang lain. Dia kayak nggak punya kehidupan sendiri.”
Bener banget! Saya juga heran dengan orang-orang seperti ini. Apakah mereka sudah kaya? Sehingga bisa buang-buang waktu?
Tidak memanfaatkan waktu sama saja dengan keburukan
Yes, ini erat kaitannya dengan waktu. Dan maaf kalau lagi-lagi saya bahas masalah waktu. Karena yang saya khawatirkan, terjadi di kasus atas. Kalau waktu tidak kita manfaatkan dengan baik, maka kita akan punya segala acara yang sama sekali tidak berfaedah. Hasilnya, waktu terbuang percuma, dan kita pun nggak dapat apa-apa. Malah bisa-bisa dapat keburukan. Naudzubillah.
Baca: Menjadi Produktif di Waktu Luang
Kalau saja netizen yang berkomentar negatif tadi bekerja, atau minimal melakukan hal yang lebih bermanfaat bagi dirinya sendiri, niscaya tidak akan keluar yang namanya kata-kata negatif itu. Tidak akan ada orang-orang yang merasa tersakiti. Tidak akan ada juga foto-foto orang yang diunggah secara sembarangan.
Ponsel pintar dibutuhkan manusia pintar
Ponsel kita jelas pintar. Tapi kepintaran itu tidak akan diimbangi jika yang memakai pun tidak pintar. Kita bebas saja mengambil gambar dan membuka dunia maya sesuka kita. Tapi pastikan bahwa itu tidak merugikan orang lain.
Di sinilah dibutuhkan kebijaksanaan mengelola waktu. Ada waktu senggang, bolehlah kita baca-baca artikel yang bermanfaat ketimbang mengambil gambar orang lain lalu kita unggah. Itu sama saja dengan perilaku tidak bertanggung jawab. Bagaimana jika orangnya tidak suka? Sekalipun kita kasih caption sebaik mungkin. Tapi daya tangkap setiap orang berbeda. Si A menganggap itu baik juga. Tapi si B bisa jadi salah paham karena apa yang dipikirkannya berbeda dengan maksud yang tersirat di tulisan.
Baca: Bersikap Hanya yang Positif-positif Saja di Dunia Maya
Pantas saja kalau Allah berfirman, “Demi masa, sesungguhnya manusia kerugian.” Kita rugi bila waktu yang kita punya tidak digunakan sebaik mungkin. Naudzubillah.
Dan kalau sudah terjadi hal di atas, siapa yang akan bertanggung jawab? Si pengunggah? Si pemberi komentar negatif? Atau semuanya? Tapi apa yang bisa diperbuat? Tidak ada, karena nasi sudah jadi bubur. Mau menyesal? Ya percuma karena waktu tidak akan kembali lagi.
Banyak kebaikan yang bisa kita lakukan di dunia maya
Banyak hal yang bisa kita lakukan di dunia maya yang lebih positif. Membagikan berita baik diri sendiri saja sudah cukup. Membaca informasi yang kita butuhkan untuk menjadikan diri lebih baik. Mengikuti akun-akun yang membawa pengaruh positif. Atau mencari rezeki dengan memanfaatkan media sosial. Nah kan, banyak kebaikan yang sesungguhnya bisa kita lakukan.
Waktu memang milik kita. Terserah kita mau dipakai buat apa. Tapi pastikan bahwa waktu yang kita gunakan membaikkan diri kita. Minimal tidak merugikan orang lain. Karena ketika orang lain sudah dirugikan, sungguh kita menjadi seburuk-buruk manusia. Naudzubillahimindzalik.
Comment on “Ketika Waktu Tidak Produktif, Maka Dunia Maya Hanya Jadi Keburukan”