Ada salah seorang teman blogger yang seringkali menang lomba blog, kadang saya sempat iri, “Kapan ya saya bisa menang lomba lagi?” Di sisi lain, dia terhitung jarang menerima pekerjaan di blognya. Saya jadi mikir, “Oh, mungkin memang rezeki dia ada di lomba. Sedangkan rezeki saya ada di job-job yang bertebaran.”
Yah, begitulah rezeki manusia pada dasarnya sudah diatur. Si A rezekinya jadi pengusaha. Sedangkan saya ada di blogger. Si B rezekinya ada di profesinya sebagai dokter. Sedangkan si C rezekinya ada di guru. Memang manusia sejatinya cuma bisa fokus pada satu hal saja. Tidak ada manusia yang bisa menjalankan semuanya bersamaan.
Manusia sudah ada kapasitasnya masing-masing
Manusia itu memang sudah dikasih kapasitasnya masing-masing sama Allah. Tidak mungkin ada orang yang bisa jadi tukang bangunan, pengusaha, dokter, guru dalam waktu bersamaan. Ya kali kan pagi dia jadi tukang bangunan. Siang dia jadi dokter. Sore jadi guru. Malam jadi pengusaha. Gile aje kali. Manusia itu terbatas, Cuy.
Dia tidak mungkin menjalankan banyak profesi sekaligus. Mahir dalam hal apapun sekaligus. Kalau pun disebut multi talenta, biasanya hanya satu dua saja. Bisa menyanyi tapi bisa akting juga. Yah begitulah.
Makanya, saya suka kesal juga dengan pengusaha-pengusaha yang *maaf* sok kaya, yang nyuruh karyawannya resign-resign. Lah, dipikir jadi pengusaha itu gampang? 😑 Lagi pula, tidak akan disebut pengusaha kalau tidak ada karyawan 😑 Manusia itu sudah dikasih jalannya masing-masing. Ada yang memang dipilih Allah untuk jadi karyawan. Ada yang dipercaya untuk membangun usaha.
Baca: Untold Story of “Pengusaha Muda”
Kita harus menerima dua sisi kehidupan
Saya jadi ingat pelajaran di workshop emotional healing Januari lalu. Kita itu harus bisa menerima dua sisi. Sedih dan bahagia. Duka dan berkah. Sebab tidak akan bisa disebut bahagia kalau kita tidak pernah merasakan sedih. Tidak akan bisa disebut berkah, jika tak ada duka. Nah contoh di atas tadi sama. Tidak akan bisa disebut pengusaha kalau tidak ada karyawan.
Mungkin ini sebabnya juga manusia itu harus punya tujuan hidup. Karena jika dia tidak punya tujuan, dia tidak akan fokus untuk menjalankan semuanya. Rasanya tidak ada yang benar-benar selesai dijalankan karena dia terombang-ambing dan bingung sendiri dengan apa yang sebenarnya dia inginkan.
Sudah ada rezeki dalam diri kita
So, sebelum semakin random, sampai sini intinya saya semakin yakin bahwa kita sudah disiapkan rezekinya masing-masing oleh Allah. Kita semua sudah dikasih kelebihan dan kekurangan dalam porsi yang pas. Tinggal bagaimana kita mau menggunakan kelebihan itu dan tidak hanya fokus pada kekurangan.
Ada yang namanya bakat alami dari diri kita. Tapi tetap kerja keraslah yang dibutuhkan. Poinnya, jangan sampai kita iri dengan orang lain. Karena biar bagaimana pun semua orang PASTI mengalami proses yang panjang di hidupnya. Maka ketika dia sukses, bukan suksesnya yang kita lihat, tapi apa saja yang sudah dia jalankan sepanjang hidupnya hingga sekarang dia bisa terlihat sukses.
Dan bersyukur, adalah jalan paling ampuh untuk kembali pada diri kita sendiri. Menyadari bahwa kita ini juga manusia yang sama. Yang punya kelebihan. Yang berhak untuk berproses. Dan berhak untuk menuju kesuksesan dan kebahagiaan.
Comments on “Tentang Rezeki dan Kapasitas Manusia”