Semua tentang Rasa
Tapi bukan tentang itu, barangkali ini tentang rasa. Tentang rasa yang ingin sekali saya cari. Saya memohon pada Allah agar melunakkan hati saya. Di saat saya berdo’a, perlahan-lahan Allah mengetuk hati saya. Sampai akhirnya saya bisa fokus mengingat semua dosa saya. Dan rasa itulah yang perlahan tumbuh dan membanjiri air mata saya.
via Pixabay |
Ya, semua tentang rasa…
Demikian pula Aksi Bela Islam 411 bulan lalu dan 212 Jum’at lalu. Ini semua tentang rasa. Ketika Aa Gym dalam suatu acara berkata bahwa beliau juga tidak tahu mengapa harus ikut aksi, beliau hanya bilang “saya hanya merasa. Rasa ini tumbuh di hati.” Akhirnya umat islam lain pun menyadari bahwa rasa-lah yang membangkitkan semangat aksi.
Santri-santri yang rela berjalan kaki dari Ciamis hingga ke Jakarta. Orang-orang daerah yang rela jauh-jauh mengeluarkan ongkos demi bisa pergi ikut aksi. Pedagang-pedagang kecil yang rela menggratiskan dagangannya untuk para peserta aksi. Pegawai-pegawai yang rela izin ke atasannya untuk cuti agar bisa ikut aksi. Ibu-ibu dan orang tua yang rela bawa anaknya. Orang-orang yang rela membawa kantong sampah dan alat bersih-bersih demi tetap terjaganya kebersihan.
Semua itu karena rasa. Sampai akhirnya semua umat Islam tumpah ruah jadi satu seperti lautan manusia. Masya Allah.
Rasa yang timbul di hati, yang tidak semua orang mengerti dan hanya diri sendirilah yang bisa mengerti.
Bukan sebatas nafsu duniawi, tapi ada yang lebih penting dari itu. Ialah mengetuk pintu langit. Allah Maha Besarlah yang sedang mereka jadikan satu-satunya tempat meminta.
Maka, barangkali semua ini tidak bisa lagi dipertanyakan mengapa, mengapa, dan mengapa. Karena sekali lagi, ini semua adalah tentang rasa. Rasa di dalam hati yang bernama cinta dan hanya Allah-lah yang mampu menumbuhkan dan menggerakkan. Karena sesungguhnya, Ia-lah Sang Maha Membolak-balikkan Hati.
“Ya Allah, Dzat yang membolak-balikan hati, palingkanlah hati-hati kami kepada ketaatanMu.”
Aamiiin. Semoga doa Mbak diijabah Allah SWT
Aamiin. Terima kasih Mbak 🙂
Terharu bacanya. Ketika rasa yang berbicara, manusia seakan memiliki kekuatan lebih.
Betul Mbak :')
amiiin
Terima kasih Mbak 🙂
Speechless kalau udah ngomongin soal rasa. :'D
Kenapa Mas? Hehe
Rasa pula yang bisa menentukan ke mana kita melangkah. Pada kebaikan atau keburukan.
Setuju Mbak 🙂
Seperti kata kecap bango. Rasa tidak akan berbohong.
Betul Mbak. Pecinta kecap ya? Hihihi :))
Saya juga kerap bingung ketika melihat perkumpulan doa, dan mereka menangis. Ternyata memang saya terlalu menyepelekan doa. Setelah dihayati, hati terasa lain. Seakan telah diketuk oleh sesuatu.
Betul Mbak, butuh penghayatan :')
aamiin.
dan kalo udah tentang rasa, gak akan ada yg mampu memanipulasi 🙂
Yes 🙂