Kemarin saya sempat sedikit ada masalah dengan kakak pertama. Intinya sih, tentang kesalahan dalam penyampaian kebenaran. Yap. Sekalipun itu kebenaran, kalau kita tidak menggunakan cara yang baik, yakinlah. Kebenaran itu tidak akan sampai dengan sempurna. Atau parahnya malah tidak sampai! Saya jadi teringat status Mas Jaya Yea kemarin.
D.A.K.W.A.H.K.A.H..?
Social media mengajarkan saya untuk berfikir ‘mendua’ >> bukan dari 1 sisi sebagai penyampai pesan, tapi juga pembaca pesan. Beberapa kali sempat terkaget, apa yg menurut saya bagus, ternyata tidak menurut pembaca. Apalagi jika hanya 140 karakter pesannya.
Apa yang bagus untukku, belum tentu bagus untukmu. Apa yang bagus untukmu, belum tentu juga bagus untukku..
Tak akan kupaksakan pendapatku padamu dan juga jangan kaupaksakan pendapatmu padaku..
Hidayah hanyalah dari-Nya, bukan dariku atau darimu untukku. Tugas kita menyampaikan dengan kesantunan..
Banyak pesan yang bagus justru ditolak hangus, karena caranya yang tak halus..
Tujuan yang baik sering kandas di jalan, karena ketidak sabaran dalam proses pelaksanaan..
Dakwah yang mulia sering dinodai sekelompok orang yang terburu nafsu dalam menyeru, menghapus jejak arief ulama pendahulu..
Bukan dalilmu yang membuatku berubah, tapi kesantunan akhlaqmu yang ingin kutiru..
Kau tarik aku dan aku melawan..
Kau rangkul aku dan aku mengikutimu..
Mumpung kerjanya santai, pengen deh jadi orang sibuk. Pagi sampe sore kerja. Malemnya kuliah 😀