Judul yang cukup frontal ya? 😀
Ya. Memang benar. Aku ingin menikah.
Bukan karena ku tahu bahwa esok atau lusa aku akan menikah, namun aku sendiri belum tahu siapa jodohku, apakah ia yang ku dambakan atau bukan, apakah ia yang selama ini ku kenal atau bukan. Aku pun belum tahu kapan pelaksanaan walimahnya *lamaran aja belum :D. Yang jelas semua masih dalam bayang samar yang aku sendiri belum tahu.
Keinginan itu muncul sejak aku memutuskan untuk tak lagi mengenal yang namanya pacaran. Semenjak aku tahu berbagai mudhorot didalam aktivitas pacaran, semenjak aku tahu bahwa pacaran tidak sebaik yang aku pikir. Dengan dalih saling mengenal, saling memahami, saling penjajakan *nah loh? penjajakan apa penginjak-injakkan 😀
Allah juga seperti menunjukkan jalannya. Allah, terima kasih Kau memberi aku petunjuk. Benar. Ada saja yang membuatku seperti terus-terusan melihat ke jalan sana. Mulai dari seringnya aku melihat pasangan muda, melihat berbagai keuntungan dari sebuah pernikahan, melihat pasangan kakek dan nenek yang tetap romantis, berbagai bacaan buku yang seolah menuntunku untuk membacanya, bacaan-bacaan fanspage di facebook, twitter, motivasi-motivasi para motivator, sampai ketika aku membaca Al-Qur’an pun tak sengaja ada saja ayat yang menjelaskan tentang itu. Subhanallah. Inikah jalanMu ya Allah?
Jika dirunut, melihat umurku rasanya juga sudah pantas. Adakah yang salah? Aku heran masih ada saja yang terkejut ketika mendengar seseorang ingin menikah di usianya yang masih muda. Ada yang beralasan kan masih muda, kan masih kuliah, kan masih labil, kan belum mapan, kan umur segitu nanti kenapa-napa kalo punya anak, dan kan kan yang lainnya. Ah benarkah?
- Masih muda? Bukankah bagus, di usianya yang masih muda sudah berani memimpikan hal yang jarang orang pikirkan. Aku sendiri begitu salut pada remaja-remaja muda yang berani mengambil langkah untuk menikah. Bandingkan dengan remaja yang hanya berani untuk pacaran, dengan alasan belum siap menikah, jika belum siap lalu untuk apa mereka menjalin sebuah hubungan yang sama sekali tak diridhoi, tak ada ikatan, dan belum tentu pula menjadi jodohnya. *ah sudahlah ini ada di pembahasan lain. 😀
- Masih kuliah? Memangnya sejak kapan menikah pake ijazah kuliah? Aku lebih salut lagi ketika remaja yang masih menyelesaikan studinya lalu menikah. Loh kebayang kan repotnya? Mengurus keluarga, mengurus urusan rumah tangga *untuk istri*, dan harus mengurus kuliahnya. Salut, salut salut. 😀
- Masih labil? Itulah tantangannya. Saat ia masih sendiri ia hanya memikirkan dirinya sendiri, namun saat menikah, pikirannya harus bercabang karena sudah berkeluarga. Seiring waktu masalah akan menjadi bahan pembelajaran ^_^ *insya Allah semakin dewasa ^_^
- Belum mapan? Tak ingatkah bahwa Allah pernah menurunkan ayatNya, Allah akan mencukupkan rezeki bagi mereka yang menikah.
وَأَنكِحُوا اْلأَيَامَى مِنكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَآئِكُمْ إِن يَكُونُوا فُقَرَآءَ يُغْنِهِمُ اللهُ مِن فَضْلِهِ وَاللهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
“Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. An Nuur: 32).
- Masalah kenapa-napa kalo punya anak, tidak bisa manusia yang memutuskan. Itu hak Allah, yang jelas aku yakin bahwa Allah akan memudahkan hambaNya saat ia mengikuti sunnah nabi-Nya.
Aku tahu bahwa menikah itu juga butuh proses, aku hanya ingin tetap pada koridorNya. Memperbaiki diri karena aku pun ingin mendapat yang baik serta memantaskan diri, Lalu menjalani ta’aruf dengan sang calon. Dan meskipun aku tahu bahwa menikah itu untuk menyatukan dua orang yang berbeda, keluarga yang berbeda, dan tidak mudah untuk itu semua, maka dari itu aku ingin mempelajari semuanya dari sekarang.
Kini Allah menuntunku untuk lebih bersabar, terus istiqomah dan menguatkan diri. Jika sampai pada waktunya, aku yakin Allah akan memberikan yang terbaik. ^_^
Hanya do’a yang terus ku panjatkan,
Allah, jika memang Kau meridhoi, satukanlah kami dalam ikatan yang dihalalkan, mudahkanlah jalan kami, berilah kekuatan hati pada kami.
Aamiin….
mantap pemikirannya..
yaa benar yang kamu bilang, pacaran lebih banya mudhorat daripada manfaatnya. ujung2nya malah tergoda hawa nafsu…na'udzubillah..
Allah pasti akan beri jalan, wanita yang baik adalah untuk pria baik pula..
iyaph ^_^
Aamiin,,insya Allah 🙂
Saya setuju sekali dengan pemikiranmu. Semoga diredhoi disayang dan dilindungi sehingga segera dapat jodoh yang baik. Amin
iya bener, setuju. lebih baik menyegerakan yang halal daripada terjebak ke yang haram.
inshaa Allah dimudahkan, mba. tinggal memantaskan diri aja
Aamiin. Makasih mbak Ila ^^
Banget nih to teh pointnya =))
Kalau misalkan LDR boleh gak ya 😉
Semoga cepet nikah, minta do'anya juga 😀 Hehee
LDR apa nih? Pacaran? Tetap tidak diperbolehkan. Karena sama saja khalwat 🙂
Aamiin. Smoga sama-sama dimudahkan 🙂
Adel sudah baca #The Liebster Award di blogku kan ? Ahh~ adel pasti tahu satu satunya impian yang paling ingin segera kucapai adalah NIKAH MUDA 🙂
Kita samaan terus yah ? Allah.. ^_^
Udah mbak 😀
Ahihi iya nih kok samaan terus yaa 😀
Mudah-mudahan tercapai ya mbak ^_^
pemikiran yang mantap ,,,, jarang ada yang berpikir sejauh ini. Biasanya udah abg pikiran pacaran,bahkan ada yang buat istilah Hidup tanpa pacran serasa sayur tanpa garam.
kenapa harus menghabiskan hari dengan pacaran yang tak jelas
Amin Ade, insyaallah akan dimudahkan jalannya kalau memang sudah siap. Semoga cepat ketemu jodoh dan dilancarkan menuju pelaminan utk membangun keluarga samara ya De 😀 😀
Aamiin Mbak ^_^
Aamiin allahumma aamiin, semoga kita segera dipertemukan dengan jodoh kita masing-masing *jadi pengen nikah juga* :'D
mba ade jangan-jangan kita seumuran :O
yeay, semoga disegerakan, Kak ^-^
Alhamdulillah, sekarang sudah menikah ^_^
"…Allah akan memampukan mereka dengan karuniaNya." Subhanallah
Sepertinya fase ini pernah saya lewati, hahaha tapi kalo saya putus dengan suami gk lama sih [abis nengok postingan 2015].
Dari situ saya merenung, oh ternyata hendaknya saya memantaskan diri terlebih dahulu sebelum jodoh menjemput saya. Hamdallah.
Alhamdulillah namanya jodoh ya mbak 🙂
Semangat untuk terus memantaskan diri
Semangat untuk terus memantaskan diri