Skip to content

Sohibunnisa

Personal & Lifestyle Blog

  • Home
  • About
  • Disclosure
  • Portfolio
  • My Other Blog
  • Toggle search form

#BeraksiBersama, Sebuah Pembelajaran dari Gunungan Sampah

Posted on Februari 7, 2016Juli 12, 2018 By Ade Delina Putri 12 Komentar pada #BeraksiBersama, Sebuah Pembelajaran dari Gunungan Sampah
Tidak pernah terbayang rasanya jika dulu saya pernah menjejaki sebuah area pegunungan. Sayangnya bukan gunung dengan pemandangan yang indah seperti bayangan orang, melainkan gunungan sampah. Ya, gunungan itu berada di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Sampah Sumur Batu, Kecamatan Bantar Gebang, Bekasi. Tepatnya tanggal 22 Maret 2015 lalu, saya yang menjadi bagian dari komunitas Man Jadda Wa Jada Bekasi ikut serta dalam kegiatan berbagi makan siang bersama atau yang disingkat menjadi #BeraksiBersama yang diikuti 13 komunitas yang berada di wilayah Bekasi. Berbagi Nasi, Komunitas Hipnotis, Komunitas Man Jadda Wa Jadda, Tim Islamic Medical Service (IMS), Sedekah Harian, Laskar Sedekah, Indonesia Mendunia, Indonesia Tanpa JIL dan komunitas lainnya.
Sesuai namanya, kegiatan ini memang diisi dengan pembagian 1100 nasi bungkus gratis untuk makan siang dan susu pada 660 keluarga yang ada di TPA Bantar Gebang tersebut. Tak hanya itu, kami juga mengadakan pengobatan dan pemeriksaan gratis kepada 300 warga. Didukung pula oleh pemerintah kota Bekasi, Alhamdulillah kegiatan ini berjalan dengan lancar. Apalagi juga disambut dengan kedatangan Wakil Walikota Bekasi H. Ahmad Syaikhu yang turut memberi sambutan saat mengawali kegiatan. Benar-benar pengalaman yang berharga bagi saya.
1100 nasi bungkus yang siap dibagikan
Pak Syaikhu memberikan sambutan
Di sana kami dibagi menjadi dua tim. Satu tim bertugas memberikan makan siang, sementara tim yang lain menjaga pengobatan dan pemeriksaan gratis. Saya sendiri, kebagian untuk memberikan makan siang. Nah, di sinilah menariknya. Seumur-umur, baru ini saya menjajaki TPA Bantar Gebang. Saat pembagian itu, kami menyusuri rumah warga yang sekitar kanan kirinya adalah gunungan sampah. Jangan tanya bagaimana rasanya. Sudah pasti bau tidak sedap yang tidak tertahankan. Tapi sedari awal kami dihimbau untuk tidak menutup hidung demi menghormati pekerja-pekerja di TPA tersebut. Jujur saja, saya sebenarnya agak tidak tahan, tapi melihat teman-teman lain justru semangat, membuat saya sejenak lupa dengan baunya. 
pembagian makan siang gratis
pemeriksaan dan pengobatan gratis
Melihat pekerja-pekerja di sana yang sepertinya sudah biasa dengan sampah-sampah itu, membuat saya merasa menjadi manusia yang sombong. Apalah saya yang baru satu hari di sana sudah merasa tidak tahan dengan bau sampah. Lalu bagaimana dengan mereka yang justru mencari nafkah lewat sampah-sampah tersebut. Sudah biasa dengan baunya, kotornya, belum lagi dengan segala macam resiko yang bisa mengancam kesehatan mereka. Bahkan belum lama ini muncul berita bahwa TPA Bantar Gebang mengalami longsor dan memakan satu korban jiwa yang meninggal. Innalillahi… Harusnya saya bersyukur bisa ada di sana. Setidaknya sejenak ikut merasakan apa yang mereka rasakan selama ini. 
Salah satu penampakan gunung sampah
Setelah pembagian makan siang dan pengobatan usai, giliran kami yang makan siang. Tentu saja agak jauh dari area pembuangan sampah tadi. Sebagai penutupnya, semua komunitas kembali berkumpul. Masing-masing perwakilan menyatakan apa yang mereka dapatkan dari hasil #BeraksiBersama kali itu. Dan sebagian besar sudah pasti menjawab banyak manfaat yang didapatkan. Selain menjadi manusia yang harus banyak bersyukur, kita juga patut menghargai pekerja-pekerja di TPA Bantar Gebang. Mereka yang setiap harinya harus menerima berton-ton sampah yang dikirim dari rumah-rumah masyarakat, justru mengandalkan nafkah yang didapatkan dari sampah-sampah tersebut. Mereka tidak mengeluh, karena memang sampah itulah penghidupan keluarga mereka. Masya Allah.. 
Sampai sini saya berpikir, sejatinya mereka tidaklah pantas disebut sebagai ‘tukang sampah’, tapi mereka adalah ‘pembersih sampah’. Barangkali justru kitalah sebagai masyarakat biasa yang disebut ‘tukang sampah’ karena sampah-sampah yang kita kumpulkan sehari-harinya. Sampai-sampai kita sering lupa, kemana muara akhir sampah itu. Atau barangkali memang kita tidak peduli. Naudzubillah *NTMS.
Seluruh tim #BeraksiBersama
Semoga saja pekerja-pekerja pembersih sampah dimanapun berada, selalu dilindungi Allah SWT. Bukan saja pahala mencari nafkah yang mereka dapatkan, melainkan Allah memberi mereka keberkahan yang lain karena turut menjaga kebersihan lingkungan. Aamiin…
Artikel ini diikutsertakan dalam #GiveAwayPeduliKasih
Uncategorized Tags:Kontes, My Story

Navigasi pos

Previous Post: Kerudung Halal?
Next Post: Cukup Nasi dengan 5 Lauk Ini

Related Posts

Bijak di Pilkada DKI Uncategorized
Kita Bisa Menghindari Gosip dan Tidak Menyebarkannya Uncategorized
Share Seminar Entrepreneur with @TDABekasi Uncategorized
Ngomongin Blogging Yuk! – Ini Jawaban Pertanyaan Mami Ubii Ala-ala Saya Uncategorized
Mengapa Seorang Motivator Masih Ada? Uncategorized
5 Fakta Tentang Ade Delina Putri Uncategorized

Comments (12) on “#BeraksiBersama, Sebuah Pembelajaran dari Gunungan Sampah”

  1. Ummi Nadliroh berkata:
    Februari 7, 2016 pukul 3:57 am

    Masya Allah… Sampahnya sampai bergunung seperti itu. Semoga para pembersih sampah itu selalu diberi kesehatan agar bisa selalu mencari nafkah yang halal.

    Balas
    1. adedelina berkata:
      Februari 7, 2016 pukul 3:59 am

      Iya mbak 🙂 Aamiin, aamiin ya Rabbal alamin 🙂

      Balas
  2. Rach Alida Bahaweres berkata:
    Februari 7, 2016 pukul 7:06 am

    Tanpa keberdaan pembersih sampah, lingkungan kita pasti tidak akan bersih.

    Balas
    1. adedelina berkata:
      Februari 7, 2016 pukul 7:27 am

      Betul mbak 🙂

      Balas
  3. Cilembu thea berkata:
    Februari 7, 2016 pukul 1:26 pm

    bertumpuknya gunungan sampah disumur batu bantar gebang itu selain dapat memberikan banyak pembelajaran ternyata sampah itupun dapat menghidupi banyak orang pengais sampah.
    semoga upayanya apapun itu dapat berguna dan manfaat bagi semua

    Balas
    1. adedelina berkata:
      Februari 7, 2016 pukul 3:17 pm

      Iya Pak, Aamiin ya Rabbal alamin 🙂

      Balas
  4. Anisa AE berkata:
    Februari 8, 2016 pukul 6:56 am

    Acara yang luar biasa. Banyak hikmah yang bisa diambil. 🙂 Semoga selalu ada acara yang lain.

    Balas
    1. adedelina berkata:
      Februari 8, 2016 pukul 10:06 am

      Iya Alhamdulillah mbak 🙂 Aamiin 🙂

      Balas
  5. cahaya theprinces berkata:
    Februari 16, 2016 pukul 6:27 am

    Amazing moment. Mereka kayak super banget berjibaku dg sampah

    Balas
    1. adedelina berkata:
      Februari 16, 2016 pukul 6:49 am

      Iya mbak 🙂

      Balas
  6. Okti Li berkata:
    Februari 20, 2016 pukul 2:32 pm

    Gak kebayang tidak ada mereka ya… Bisa2 rumah kita yg ditimbuni tumpukan sampah saking banyaknya.

    Balas
    1. adedelina berkata:
      Februari 20, 2016 pukul 3:19 pm

      Betul mbak 🙂

      Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter

Archive

Popular Posts

  • Hidup dengan SADAR Itu Menenangkan
  • Tahapan Perkembangan Otak Anak dan Bagaimana Memaksimalkannya
  • Habiskan Sisa Cuti Untuk Traveling? Berangkat Dengan Kereta Api Saja!
  • Ini Sungguh Memalukan, Hiks!
  • Ini Dia Nih Manfaat dari Bergabung Komunitas Online Maupun Offline

Category

  • #BPN30DayChallenge2018
  • #GakPaham
  • #LoQLC
  • #ODOPISB
  • Beauty
  • Blog
  • Event
  • Film
  • Food
  • Kontemplasi
  • Kontes
  • Media Sosial
  • Menulis
  • My Story
  • ODOP
  • Review
  • Tekno
  • Tips
  • Traveling
  • Uncategorized

Search

Copyright © 2025 Sohibunnisa.

Powered by PressBook Masonry Blogs