Sebentar lagi, 28 Oktober. Itu artinya kita akan merayakan hari besar nasional Indonesia. Apakah teman-teman masih ingat? Semoga ingat ya.
Ya. Hari Sumpah Pemuda 🙂
Sumpah yang diikararkan pemuda-pemuda setelah kemerdekaan ini memang memiliki makna yang cukup dalam. Jika saja kita mau menyelaminya 🙂
SOEMPAH PEMOEDAPertama :
– KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA
Kedua :
– KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA
Ketiga :
– KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA
Djakarta, 28 Oktober 1928 – http://sumpahpemuda.org/
Terinspirasi dari postingan Mak Titis tentang Peran Serta Perempuan Mengenalkan Indonesia Pada Generasi Penerusnya di Hari Sumpah Pemuda, saya justru ingin memandang Sumpah Pemuda dari sisi lain.
Sumpah yang bergeser
Sebagai pemuda, saya sendiri cukup merasa miris dengan keadaan sekarang. Saat dulu pemuda-pemuda justru mengikrarkan sumpah agar saling bersatu, kini apa yang kita lihat mungkin sudah bergeser.
Perang dimana-mana. Saling berebut mengemukakan pendapat sampai merasa benar sendiri. Saling memakai otot untuk saling menyalahkan. Sampai saling menghujat untuk membuat suasana menjadi kian panas.
Membuat acara-acara televisi yang justru merusak. Membuat postingan di media sosial yang jauh dari kata bermutu. Saling bully membully untuk menjatuhkan.
Baca: Kenapa Kita Dibully?
Dan semua itu melibatkan pemuda! Ironis.
Kita mulai melupakan hakikat Bhinneka Tunggal Ika. Kita mulai melupakan lagu-lagu daerah dan kebangsaan. Kita mulai lupa bahwa negara ini pernah dimerdekakan para pejuang.
Sampai kita lupa menjaga kemerdekaan dengan sikap yang seharusnya saling bersatu.
Harapan itu masih tetap ada
https://pixabay.com/id/indonesia-nasional-lambang-1573943/ |
Meski begitu, saya tetap tidak menggeneralisir semuanya. Toh masih banyak kok pemuda-pemuda yang baik. Pemuda-pemuda yang berprestasi. Membanggakan bangsa bahkan sampai kancah luar negeri.
Membuat sebuah penemuan-penemuan yang mengagumkan. Membuat bangsa bangga karena prestasinya membawa nama Indonesia.
Kembali ke diri sendiri
Orang bijak selalu bilang, bahwa lebih mudah mengubah diri sendiri. Ya, pada akhirnya semua kembali ke diri kita sendiri.
Ingin menjadi pemuda seperti apakah kita. Apakah yang merusak atau membanggakan. Apakah yang menjaga nama baik bangsa, atau justru yang selalu menjelek-jelekkan bangsanya sendiri – padahal ia lahir di sini!
Semuanya hanya diri kita sendiri yang bisa menjawab. Saya hanya berpikir, selama kita belum bisa membanggakan Indonesia dengan prestasi besar, setidaknya jangan sampai kita ikut merusak Indonesia dengan diri dan sikap kita.
Ya, semoga kita senantiasa menjaga Sumpah Pemuda yang sudah diikrarkan para pejuang dahulu. Agar kelak, kita juga bisa mengajarkan anak-anak dan generasi setelah kita. Bahwa menjaga diri dan perilaku itu lebih penting daripada apapun. Bahwa menjaga nama baik bangsa, itu penting karena di sinilah kita lahir 🙂
Semoga Allah selalu melindungi kita semua dan semoga bangsa ini lebih tenteram dan damai 🙂
wah aku sudah lupa bunyi sumpah pemuda tuh mbak…jadi inget perjuangan pada masa dulu ya
Iya Mbak, perjuangan yang luar biasa ^^
Ya, semoga kita senantiasa menjaga Sumpah Pemuda yang sudah diikrarkan para pejuang dahulu. Agar kelak, kita juga bisa mengajarkan anak-anak dan generasi setelah kita. Bahwa menjaga diri dan perilaku itu lebih penting daripada apapun. Bahwa menjaga nama baik bangsa, itu penting karena di sinilah kita lahir 🙂 <– Sepakat banget, Mba. Aamiin ya Rabbal Alamin. Yuk, jaga amanah yang telah diikrarkan oleh para pejuang kita terdahulu, yuk.
Yuk Mbak ^^
Iya, Mak Ade kalau melihat generasi sekarang seperti "sudah lupa" dengan peristiwa bersejarah yaitu Sumpah Pemuda. Berharap dengan tulisan ini bisa menginspirasi para pemuda pemudi untuk berkarya dengan hal yang positif dan bermanfaat. Makasih Mak untuk tulisannya 🙂
Sama-sama Mak, semoga kita ga lupa ya 🙂