Barusan membaca post seorang teman di facebook tentang pemberitahuan bahwa temannya memenangkan sebuah kontes. Senangnya, terlebih temannya berkata, “Aku menang karena ditag dirimu lho. Kalau nggak karena dirimu aku nggak tahu.” Ah indahnya. Mungkin pepatah banyak anak banyak rezeki rasanya juga menular pada banyak teman, banyak rezeki. Dan memang benar. Sayapun sangat merasakannya. Yah apalagi kalau bukan karena media sosial.
Bisa dibilang saya ini tipe yang introvert. Penutup, pemalu. Malas jadi pusat perhatian. Tapi menginjak usia SMA saya mulai berpikir, kok rasanya jadi anak kuper alias kurang pergaulan nggak enak ya. Jarang ada yang kenal. Kalau butuh apa-apa jadi susah, soalnya yang kenal sedikit. Sampai kadang dulu kalau saya sedang butuh sesuatu, orang tua bisa turun tangan. Saking kupernya hiks. Makanya, sejak masuk SMA saya bertekad, saya harus berubah. Harus belajar berani terutama berani mengeluarkan pendapat. Dan Alhamdulillah dengan siswi di SMK dulu yang tak begitu banyak memang memudahkan saya hehe. Sudah berani duduk paling depan. Ya istilahnya sudah berani unjuk gigilah. Guru-guru, kakak dan adik kelas Alhamdulillah mengenal saya. Meskipun tetep nggak semua sih 😀 Pada akhirnya kebiasaan berani itu sampai sekarang jadi terbawa. Saya malah jadi kebalikan, lebih betah kalau keluar. Suka sekali menambah sahabat sekalipun berasal dari dunia maya.
Berbicara sahabat dunia maya, saya bersyukur karena dunia mayalah teman-teman dan sahabat saya bertambah. Kecintaan pada menulis terutama. Komunitas-komunitas menulis, blogger dan teman-teman yang berprofesi sebagai penulis atau edtior. Sampai-sampai komunitas dakwah. Yang membuat saya bersyukur adalah, rasanya hidup saya jadi semakin mudah karena mereka. Lebih enaknya saya paparkan saja ya.
1. Belajar menjadi penulis yang baik.
Komunitas menulis dan blogger semakin memudahkan saya dalam mengasah tulisan. Belajar dari tulisan-tulisan mereka, tak jarang kedatangan mereka di blog ini dengan komentarpun membuat saya tahu bahwa tulisan saya sudah benar apa belum. Paling tidak dari komentar mereka saya tahu apakah tulisan saya bisa dipahami atau tidak.
2. Kenal dengan banyak penulis dan penerbit.
Saat ini saya sengaja menambah teman-teman yang memang berprofesi sebagai penulis terutama penulis-penulis yang bukunya diterbitkan di penerbit mayor hehe. Sebab merekalah yang mengenalkan saya pada penerbit-penerbit itu sendiri. Saya jadi tahu bahwa tulisan-tulisan yang diterima penerbit itu seperti apa. Selera sebuah penerbit itu bagaimana. Bahkan tak jarang para penulis tak segan-segan memberi tips agar tulisan bisa diterbitkan di penerbit tersebut. Duh tinggal sayanya aja nih yang mau mengamalkannya atau tidak a.k.a mulai nulis buku! Hiks mudah-mudahan tercapai. Aamiin.
Untuk kesekian kalinya bertemu bunda Asma Nadia di sini plus bonus belajar menulis bareng beliau 😀 |
3. Tak perlu lagi membeli buku.
Karena bergabung dengan komunitas, berteman dengan penulis dan penerbit, saya tak perlu repot-repot membeli buku. Mereka itu baik hati banget. Sering mengadakan kuis, giveaway atau kontes-kontes yang berhadiah buku. Biasanya syarat yang diberikanpun tak sulit. Makanya kenapa saya jadi hobi banget ikutan 😀 Sekaligus uangnya jadi bisa ditabung untuk membeli buku yang nggak ada kuisnya *eh 😀
hadiah kuis, giveaway,dll bahkan hingga kini jumlahnya terus bertambah 😀 |
4. Kopi darat yang berlanjut pada silaturahmi-silaturahmi berikutnya.
Rugi kayaknya kalau cuma muncul di dunia maya saja. Kesempatan bertemu langsungpun tak saya sia-siakan. Selama bisa dan uang di kantong ada saya pasti hadir. Ketemu itu juga bukan basa-basi, malah banyak ilmu yang saya dapet karena pengalaman-pengalaman mereka. Kadang sebuah seminarpun mempertemukan kita. Nah yang nggak boleh ketinggalan saat ketemu adalah pastinya minta kontak. Penting banget nih. Suatu saat saya butuh, saya tinggal mengontak mereka deh. Entah nomor Hp atau pin BB.
Ini salah satu momen pertama kali bertemu teman komunitas menulis di seminar. Pertama ketemu masih heran, “Bener ya ini Mbak?” 😀 |
bertemu dengan teman-teman baru yang bergabung di Man Jadda Wa Jada Bekasi |
5. Hubungan dengan teman lama tak putus.
Saya jadi lucu sendiri. Entah kenapa sekarang saya jadi seperti humas yang memberi pengumuman untuk berkumpul. Mungkin karena keinginan saya yang tak ingin jalinan pertemanan terputus hanya karena perpisahan. Meski hanya sekedar bertemu sebentar, nonton atau makan-makan setidaknya membantu agar teman-teman lama tidak saling melupakan. Dan terbukti berhasil. Malah saya kadang jadi tempat tanya mereka, “Eh tau nomornya si ini nggak, eh tau pinnya si ini ngga.” Hihihi. Alhamdulillah ^_^ Meski terkadang sedih juga kalau saat ini ada yang sudah benar-benar sibuk dan sering tak hadir 🙁
Salah satu momen spesial merayakan anniversary sahabat Lathcom meski yang atas sama bawah jadi berkurang 🙁 |
Kelima keuntungan di atas yang benar-benar saya rasakan saat ini. Berbagai kemudahan saya dapatkan. Jadi, jika saya butuh sesuatu, orang tua tak perlu turun tangan lagi 😀 karena saya sudah bisa mandiri dan berani ^_^. Benarlah jika Allah berfirman,
“Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) namaNya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (Q.S An-Nisaa’ : 1)
Ada kalimat saling meminta satu sama lain, itu artinya kita sebagai manusia memang saling membutuhkan dan tak bisa hidup sendiri.
Hmm tertutup itu terkadang perlu tapi bisa terbuka tentu juga baik. Yakinlah jika dengan silaturahmi apapun itu bentuknya, entah dunia maya atau nyata insya Allah akan mempermudah hidup kita. Selama itu positif pastinya ^_^
Bagaimana pengalamanmu?
GiveAway Indahnya Silaturahmi, Lavender Art
Yapp bener banget. dengan silaturahmi banyak hal positif yg kita dapat
Setuju ^_^
Karena silaturahmi hidup benar-benar jd mudah dan indah ya makkk….
Terima kasih telah berbagi cerita untuk meramaikan GA sy ya makk…
Iya Mak 😀
Alhamdulillah sama-sama ^_^
Wah, banyak sekali dpt buah dari pohon yang namanya silaturahmi ya mak, nice post. sukses GAnya ya mak
Alhamdulillah 😀 Terima kasih Mak ^_^
Assalamualaikum…saya mampir Mbak, mau baca-baca…:)
Wa'alaikumsalam.
Wah ada Mbak Shabrina. *jadi malu*
Monggo ^_^
tumpukan bukunya wow…
hehe 🙂