Katakanlah kepada orang laki–laki yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allâh maha mengatahui apa yang mereka perbuat.” Katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera–putera mereka, atau putera–putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allâh, wahai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. [an-Nûr/24:31]
Kerudung Halal?
Kerudung halal, mungkin penggiat media sosial sudah tak asing dengan kalimat ini. Cukup menghebohkan memang. Apalagi selama ini rasanya belum pernah ada atau bahkan terdengar bahwa kerudung yang muslimah pakai haruslah diperhatikan kehalalannya. Di antara sekian banyak yang membully hal ini, saya justru tertarik dengan beberapa status yang lain. Intinya mereka berkata, “kalau memang brand tersebut mengklaim kerudungnya halal karena bahan pembuatannya menggunakan tumbuhan, seharusnya umat muslim bangga. Sebab itu artinya brand tersebut benar-benar memperhatikan hingga detail sampai bahan pembuatannya.”
Memang, selama ini rasanya kita jarang memperhatikan hal-hal semacam ini. Yang kita tahu, kerudung adalah salah satu kewajiban bagi wanita muslim. Soal bahan sejak dulu tidak pernah menjadi permasalahan. Karena ini mungkin jadi banyak orang yang saat mendengar kabar kerudung halal tersebut cenderung menjadi reaktif. Yah, baper atau apapun istilahnya, namanya juga media sosial. Setiap orang merasa bebas berpendapat.
Tapi bicara kerudung yang merupakan bagian dari baju muslim, saat ini perkembangannya memang sudah sangat pesat. Bersyukur rasanya banyak muslimah yang mulai menyadari kewajibannya untuk menutup aurat. Sekarang juga sudah banyak pasar yang jual baju muslim. Mulai dari bisnis pribadi yang masih kecil-kecilan, hingga penjual-penjual yang sudah memiliki brand hingga terkenal. Tentu saja membuat muslimah semakin mudah mendapatkan kerudung dan busana-busana muslim lainnya.
Jika dulu yang ditawarkan hanya model-model baju muslim biasa, kini sudah bertebaran baju muslim modern. Mungkin hal ini secara tidak langsung membawa dakwah sendiri. Apalagi biasanya wanita memang suka dengan keindahan. Sehingga wajar saja pasar-pasar berlomba untuk mengeluarkan model baju muslim terbaru setiap harinya.
Kemudian kembali lagi ke kerudung halal. Barangkali apa yang dibilang orang-orang dengan pembuat status di atas tadi benar. Kalau memang brand tersebut mengklaim kerudungnya halal, bukan berarti kerudung lain tidak halal. Terlepas dari kita sendiri belum tahu apakah penjual lain memperhatikan kehalalan bahan pembuatan kainnya atau tidak. Tapi setidaknya patut diapresiasi jika memang ada penjual yang memperhatikan soal kehalalan produknya hingga sedetail itu 🙂 Dan semoga saja hal ini tidak menyurutkan kita untuk tetap melaksanakan kewajiban dalam menutup aurat 🙂
Sebenarnya sih menurut saya ga ada yang salah dengan iklan itu. Cuma tim kreatifnya Zoya ini jeli melihat celah untuk mempopulerkan iklannya. Jadi si Zoya ini lebih dulu mengkaim status kehalalannya, ya. Pdahal yang lain juga sama, kan? Di kita kan yang kontroversi itu cepet naik daun. kayak kasus kafe Oliver itu, bukannya parno malah jadi laris gara-gara kasus kopinya mendiang Mirna. Tipikal orang Indonesia yan suka ribut di sosmed jadi peluang pasar buat sebagian yang lain, hehehe….
Nah itu, ribut-ribut sendiri tapi pasar penjualannya malah makin naik ya Mbak :v
Kerudungnya bisa aja dari bahan halal, tapi uang buat belinya belum tentu juga. Heheh
Nah itu dia yang penting 😀
ya ini jadi populer terus yang pake dituding sesat jangan jangan, dibilang halal dan haram sama aja sara
http://hatidanpikiranjernih.blogspot.com
Iya mbak 🙂
Oh, I see. Itu rupanya awal kisah kerudung halal? aku baru tau nih. hehe
Hehe 🙂
Ya mudah2n semakin banyak yg peduli dan memperhatikan kehalalan produk. Saya juga mengapresiasi klo ada produk yg halal, terlepas dari harga dsb. Dgn begitu semoga produk lain juga mengekor. Biarkan yg positif menjadi tren. Saya agak heran juga sih dgn org2 yg begitu reaktif scr negatif ttg ini, terlebih ini banyak keluar dr yg notabene "diuntungkan" secara akidah.. Banyak pula yg fokusnya lari kemana2. Ya seperti yg pernah saya tuliskan dulu di blog..
Btw nice share mbak 🙂
Karena smua pasti ada positifnya ya mbak 🙂
Terima kasih 🙂