Tidak tahu apakah ini penyakit atau bukan. Dari dulu aku selalu takut untuk dibenci orang lain.
Itu sebabnya aku selalu berusaha menjadi apa yang mereka sukai.
Tapi pada kenyataan dan seringnya, aku malah jauh dari apa yang mereka harapkan.
Kebodohan, ketidaksabaran dan keidiotanku membuat mereka sedikit geram dan mengatakan bahwa aku tak punya sesuatu yang spesial.
Aku hanyalah biasa di mata mereka.
Ya. Orang biasa…
Kamar, 18 Januari 2014 pukul 22.33 WIB.
Buatku malam selalu punya aura sendiri. Yang membuat mata dan hati lebih bijak dan terbuka. Entah sejak kapan mulanya senang sekali merenung. Bermuhasabah lebih tepatnya. Dan tulisan di atas terlintas saat aku kembali menyadari bahwa hidup berjalan dengan adil. Beriringan. Tidak miring sebelah. Sinkron dengan apa yang Allah Azza wa Jalla tetapkan.
Berharap setiap manusia akan menyukaiku itu salah satu kebodohan yang lalu. Tapi Allah Maha Adil. Menyentuh dengan lembut setiap hati yang Ia kehendaki. Yang setiap kita berharap tak kan lagi terulang kesalahan yang sama atau naudzubillah lebih buruk.
Kini, aku sudah tak takut lagi. Perkara kebencian ialah hak mereka. Tugasku di sini hanyalah menjadi orang baik dan melakukan yang terbaik.
Semoga Allah slalu menuntun dan memberikan aku kekuatan untuk tetap istiqomah di jalan-Nya.
Jugaa.. untukmu.
Aamiin.
4 comments to “Kesalahan yang Takkan Terulang”
Anonymous - Agustus 13, 2014
mengikuti apa maunya orang itu menyusahkan. lebih baik ikuti apa yang islam ajarkan 😀
Ade Delina Putri - Agustus 14, 2014
Betul 🙂
Happy Hawra - Agustus 20, 2014
aku juga sering ngerasa gitu, mungkin masih. rasanya kayak jadi orang lain untuk orang lain. be your self aja ya padahal, hehehe
Ade Delina Putri - Agustus 21, 2014
iya 🙂