Teman-teman pernah nggak kepingin sesuatu dan (kalau bisa) harus jadi saat itu juga? Saya pernah. Dan kayaknya semua orang memang pernah ya. Mungkin sudah kodratnya manusia diciptakan memiliki hasrat dan tidak jarang kepinginnya harus terjadi saat itu juga. But, apa yang terjadi? Barangkali beberapa bisa terwujud saat itu juga atau paling tidak dalam waktu dekat. Tapi lebih sering keinginan kita harus tertunda. Hmm..
Memasuki usia 23 lebih, membuat saya banyak belajar. Bahwa segala sesuatu tidak harus terjadi saat itu juga. Ya, semua ada tempatnya. Atau lebih tepatnya, Allah sudah menempatkan segala sesuatu sesuai waktunya, sesuai yang kita butuhkan.
Memang sih, kadang ada keinginan-keinginan yang sepertinya kalau ditunda membuat kita jadi ‘sengsara’, membuat kita jadi ‘menderita’. Tapi belajar dari waktu menikah tahun kemarin, saya mulai meyakini bahwa keinginan kita tidak selamanya menjadi kebutuhan. Saya ingin menikah di usia 20an, tapi apa itu kebutuhan saya? Bisa jadi kalau saya menikah di usia 20, emosi saya masih labil. Bisa jadi kalau menikah, ternyata saya belum siap menghadapi semuanya. Dan bisa jadi-bisa jadi lainnya. Justru di saat saya nggak ngoyo lagi, di saat saya lebih santai, Allah malah mengirimkan seorang pria pada saya di usia 22 tahun. Mungkin saat itulah Allah mengizinkan karena melihat saya sudah pantas, sudah siap, dan sudah lebih matang segala-galanya.
Begitu pula soal hamil (Baca: Yes, I’m Pregnant). Saya nggak ngoyo setelah menikah pengen langsung hamil. Tapi Allah kasih cepat, barangkali agar saya tidak stres jika belum diberi keturunan (FYI, saya memang tipe orang yang cepat pikiran hehe). Itu baru saya. Beda lagi dengan orang lain. Ada yang menikah lebih dulu dari saya, ada yang hamil lebih dulu daripada saya. Mungkin karena mereka memang sudah dipercaya. Sama juga halnya mereka yang belum menikah atau diberi keturunan, barangkali Allah sedang merencanakan hal lain yang lebih indah untuk mereka.
Kesadaran-kesadaran inilah yang akhirnya membuat saya semakin ke sini, semakin bisa legowo. Bisa lapang dada. Kalau keinginan saya harus tertunda, barangkali ya memang belum waktunya. Allah tidak mengizinkan, bisa jadi karena kalau keinginan itu terwujud, dampaknya tidak baik buat saya.
Kelihatannya adem ya? Iya adem hehe. Karena saya jadi lebih bisa berpikir realistis. Nggak melulu melow dan menyesalkan hal yang sebenarnya belum terjadi.
Mungkin teman-teman juga pernah dengar cerita orang yang ketinggalan pesawat dan merasa marah sekali. Tapi ternyata, pesawat yang akan dia tumpangi mengalami kecelakaan. Akhirnya dia jadi bersyukur. Nah kira-kira seperti itulah. Melihat keinginan kita belum terwujud sekarang, tapi jika dilihat nanti atau esok-esok hari, justru bisa membuat kita jadi lebih bersyukur. Akhirnya kita sadar bahwa apa yang kita inginkan belum tentu baik buat kita.
Intinya, semua PASTI ada waktunya. Semua PASTI ada tempatnya. Mungkin nggak sekarang, mungkin nggak di sini. Tapi bisa jadi nanti, di tempat yang lebih baik. Saat kita sudah lebih siap, saat kita sudah lebih santai, Allah justru menjawab keinginan kita. Tentu saja selama kita terus berusaha, berdo’a dan tidak pernah putus asa 😊
dan saat keinginan kita blm juga terwujud, bisa Jadi Allah menginginkan kita untuk mendekat lebih dekat lagi padanya. 🙂
Benar Mbak :')