Saat tadarusan Subuh tadi, saya sampai pada surat Al-Anbiya. Tidak sengaja, mata saya pertama kali justru tertuju pada terjemahan ayat 1 sampai 10. Berikut saya copas ayatnya..
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِDengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.(1). اقْتَرَبَ لِلنَّاسِ حِسَابُهُمْ وَهُمْ فِي غَفْلَةٍ مُعْرِضُونَTelah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (daripadanya).(2). مَا يَأْتِيهِمْ مِنْ ذِكْرٍ مِنْ رَبِّهِمْ مُحْدَثٍ إِلَّا اسْتَمَعُوهُ وَهُمْ يَلْعَبُونَTidak datang kepada mereka suatu ayat Al Qur’an pun yang baru (diturunkan) dari Tuhan mereka, melainkan mereka mendengarnya, sedang mereka bermain-main,(3). لَاهِيَةً قُلُوبُهُمْ ۗوَأَسَرُّوا النَّجْوَى الَّذِينَ ظَلَمُوا هَلْ هَٰذَا إِلَّا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ ۖأَفَتَأْتُونَ السِّحْرَ وَأَنْتُمْ تُبْصِرُونَ(lagi) hati mereka dalam keadaan lalai. Dan mereka yang zalim itu merahasiakan pembicaraan mereka: “Orang ini tidak lain hanyalah seorang manusia (jua) seperti kamu, maka apakah kamu menerima sihir itu, padahal kamu menyaksikannya?”(4). قَالَ رَبِّي يَعْلَمُ الْقَوْلَ فِي السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ ۖوَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُBerkatalah Muhammad (kepada mereka): “Tuhanku mengetahui semua perkataan di langit dan di bumi dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.(5). بَلْ قَالُوا أَضْغَاثُ أَحْلَامٍ بَلِ افْتَرَاهُ بَلْ هُوَ شَاعِرٌ فَلْيَأْتِنَا بِآيَةٍ كَمَا أُرْسِلَ الْأَوَّلُونَBahkan mereka berkata (pula): “(Al Qur’an itu adalah) mimpi-mimpi yang kalut, malah diada-adakannya, bahkan dia sendiri seorang penyair, maka hendaknya ia mendatangkan kepada kita suatu mu`jizat, sebagaimana rasul-rasul yang telah lalu diutus”.(6). مَا آمَنَتْ قَبْلَهُمْ مِنْ قَرْيَةٍ أَهْلَكْنَاهَا ۖأَفَهُمْ يُؤْمِنُونَTidak ada (penduduk) suatu negeripun yang beriman yang Kami telah membinasakannya sebelum mereka; maka apakah mereka akan beriman?(7). وَمَا أَرْسَلْنَا قَبْلَكَ إِلَّا رِجَالًا نُوحِي إِلَيْهِمْ ۖفَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَKami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui.(8). وَمَا جَعَلْنَاهُمْ جَسَدًا لَا يَأْكُلُونَ الطَّعَامَ وَمَا كَانُوا خَالِدِينَDan tidaklah Kami jadikan mereka tubuh-tubuh yang tiada memakan makanan, dan tidak (pula) mereka itu orang-orang yang kekal.(9). ثُمَّ صَدَقْنَاهُمُ الْوَعْدَ فَأَنْجَيْنَاهُمْ وَمَنْ نَشَاءُ وَأَهْلَكْنَا الْمُسْرِفِينَKemudian Kami tepati janji (yang telah Kami janjikan) kepada mereka. Maka Kami selamatkan mereka dan orang-orang yang Kami kehendaki dan Kami binasakan orang-orang yang melampaui batas.(10). لَقَدْ أَنْزَلْنَا إِلَيْكُمْ كِتَابًا فِيهِ ذِكْرُكُمْ ۖأَفَلَا تَعْقِلُونَSesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu. Maka apakah kamu tiada memahaminya?سورة الأنبياءArtinya: Nabi-NabiAl-Anbiya’ 112 Ayat,Surat Ke 21Golongan Surah Makkiyyah
sumber: http://sultonimubin.blogspot.co.id/2012/12/al-anbiya-ayat-1-10-dan-terjemah.html
Sejenak saya tertegun. Saya percaya bahwa tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Allah telah menggariskan semuanya. Barangkali Allah ingin mengingatkan saya tentang ‘sesuatu’ di dalam ayat-ayat tersebut.
Apa benar kita sebagai manusia telah lalai? Sedang tanda-tanda akhir zaman sudah banyak disaksikan. Sedang peringatan yang begitu dekat kita abaikan. Kita justru seringkali terlena dengan permainan dunia yang terlihat begitu indah.
Saat manusia-manusia yang tak bertanggung jawab justru menganggap bahwa pedoman hidup Al-Qur’an hanyalah mimpi-mimpi yang diada-adakan dan menganggap bahwa rasul pembawa wahyu-Nya hanyalah seorang penyair..
Sungguh, kita adalah manusia yang butuh manusia-manusia berilmu untuk bertanya. Bukan menghakimi jika tidak mengetahui.
Kehidupan dunia pasti akan berakhir. Hanya Allah yang Maha Berkehendak mana yang Ia selamatkan dan mana yang Ia binasakan. Naudzubillah. Maka sesungguhnya Al-Qur’anlah satu-satunya petunjuk, pedoman bagi manusia yang tak lekang oleh zaman. Yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagi manusia. Semoga saja kita dapat memahaminya.
http://muslimahtalk.com/ketika-muslimah-patah-hati/ |
Maka sekali lagi, saya percaya bahwa tidak ada yang namanya kebetulan. Barangkali pertemuan saya dengan ayat ini adalah semata untuk introspeksi diri. Menjadi peringatan jika diri sedang lemah iman. Bahwa sesungguhnya dunia hanyalah permainan. Segala nikmat, kebahagiaan, ujian juga kesedihan di dalamnya tiadalah abadi. Dan hanya kehidupan akhirat kelak yang menentukan sebenar-benarnya ‘nasib’ manusia. Subhanallah..
Wallahua’lam bishawab.
Allahummagfirlana, watubalaina,innaka anta tawwabul gofur. terima kasih mba remindernya.
Aamiin. Sama-sama mbak 🙂
Maka tawakal adalah yg terbaik utk kita lakukan
Benar mbak 🙂