Sudah lama sekali saya menunggu-nungu penulis ini ke Jakarta. Setelah beliau sering share bedah buku di mana-mana. Hiks sering saya komen, “Ditunggu ya mas di Jakarta.” Dan Alhamdulillah kemarin Kamis tanggal 15 Mei 2014 tercapai 😀 😀 😀 Bukan di Jakarta sih, tapi lebih tepatnya di Depok. But buat saya Depok masih terjangkau kok. Alhamdulillah ada temen yang mau nemenin 😀
Nyaris tumpukkan buku di rumah saya penuh dengan buku-buku beliau. Emm saya tahu beliau dari facebook, tapi lupa juga kenapa saya bisa tahu kalau beliau itu penulis yang udah populer 😀 hihihi. Buku beliau The Perfect Muslimah menjadi buku pertama yang saya punya. Ceritanya di sini nih 😀
credit: rifay.wordpress.com |
Sekarang saya mau share catatan yang saya dapat dari acara kemarin. Kali ini bedah buku Hidup Sekali
Berarti, Lalu Mati. Sayang, saya belum punya buku ini dan pas mau beli di sana sudah habis 🙁
Yuk ah, cuss langsung.
Buku ini sendiri berasal dari motto hidup beliau sendiri. Hidup sekali berarti, lalu mati. Menurutnya, karena hidup hanya sekali maka tak boleh sekedar rata-rata. Hidup itu harus punya impian yang tinggi, yang muluk, yang hebat lagi menghebatkan.
Di sesi awal beliau menjabarkan tipe manusia menjadi empat golongan. Di antaranya:
1. Manusia Wajib
Manusia yang harus ada. Yang keberadaannya sangat berpengaruh. Yang kedatangannya slalu ditunggu-tunggu. Bahkan orang akan sedih jika tidak ada dirinya.
2. Manusia Sunnah
Manusia ini nyaris sama dengan manusia wajib yang kedatangannya memberi manfaat. Hanya saja tidak terlalu berpengaruh jika dirinya tidak ada.
3. Manusia Mubah.
Ada atau tidak ada dirinya maka tidak ada bedanya atau tidak ada pengaruh yang berarti.
3. Manusia Makruh
Sama seperti hukum makruh dalam Islam. Yang lebih baik jika ditinggalkan. Manusia ini keberadaannya bisa saja merepotkan orang lain.
4. Manusia Haram
Manusia tipe ini tidak ada manfaatnya sama sekali. Malah keberadaannya malah mengacaukan orang lain. Semoga Allah menjauhkan kita dari tipe manusia yang satu ini.
Pada akhirnya: Menjadi manusia yang menginpirasi, memberi manfaat serta meninggalkan jejak sejarah setelah menghadap Allah adalah pilihan terbaik.
Ada lima cara menjadi manusia yang terbaik:
1. Memiliki target di atas rata-rata
credit: bersamadakwah.com |
Seperti yang sudah dijabarkan di atas tadi. Bahwa hidup tidak boleh hanya ‘sekedarnya’. Hidup harus hebat dan bermanfaat. Salah satunya be different. Menjadi orang yang berbeda walau banyak rintangan.
Orang yang namanya dikenang dalam sejarah, bukan orang yang individualis. Mereka berjiwa sosial. Dia yakin, ketika ia menolong makhluk di bumi, maka yang di langit pasti menolong hidupnya. Jika kita punya banyak manusia seperti ini maka ialah yang kelak akan memberi warna dalam negeri ini. Contohnya Nurdin. Ia seorang PNS yang rela mengundurkan diri dari PNS dan beralih menjadi relawan. Subhanallah.
Maka milikilah target hidup semuluk mungkin. Bahkan hal ini sudah berabad-abad yang lalu diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Target hidup ini juga harus ditulis. Karena dengan menulisnya, maka kita akan semakin terpacu untuk mengejarnya. Salah satu alasan mengapa orang mudah galau bahkan dengan hal yang remeh adalah karena ia tak punya target hidup. So, milikilah target hidup yang sehebat mungkin 🙂
2. Benahi Standar Sukses
Islam membagi sukses menjadi empat tangga.
– Materi: Tingkat ini merupakan tingkat sukses paling rendah dalam Islam. Bukan banyaknya harta, megahnya rumah atau banyaknya ilmu yang dimaksud dalam Islam. Melainkan:
– Bermanfaat: Tingkat sukses kedua dalam Islam ialah jika ia sudah bermanfaat bagi orang lain. Dengan kata lain punya kontribusi untuk umat lainnya. Yang harta, rezeki dan ilmunya ia gunakan untuk kemaslahatan umat.
– Bahagia: Tangga ini paling dicari dalam hidup. Karena sehebat apapun kita, jika tidak bahagia maka tidak ada artinya. Tangga hidup ini bisa kita pijakki jika kita sudah melewati tangga yang sebelumnya yaitu menjadi manusia yang bermanfaat. Karena dengan memberilah maka kita akan lebih bahagia.
– Abadi: Dan inilah tangga tertinggi seorang muslim. Yang sejatinya semua manusia berharap akan meninggal dalam keadaan khusnul khotimah.
3. Hargai Waktu
Jangan ada sedikitpun waktu terbuang percuma dengan hal-hal yang tidak bermanfaat. Ada satu cara agar kita bisa melakukan hal ini: Pikirkan apakah Allah ridho atau tidak sebelum kita melakukan suatu aktivitas. Jika Allah ridho, maka tidak ada lagi alasan untuk menunda. Segerakan. Sebelum hati jadi berubah arah. Digunakan untuk kebaikan atau keburukkan, usia kita tetap berjalan menuju titik nol.
Mari renungkan sejenak, untuk apa kita ada? Hal ini sudah terangkum dalam surat Az-Zariyat: 56 “Tidaklah Aku Menciptakan Jin dan Manusia melainkan untuk beribadah kepadaKu (Allah).” Manfaatkan waktu dengan niat dan cara yang benar sesuai yang diajarkan Rasulullah.
4. Temukan Passion.
Temukan hal yang menjadi gairah kita dalam melakukannya. Yang kita semangat melakukannya. Temukan di usia semuda mungkin. Passion – fokus/asah – momentum prestasi – pilih studi dan pekerjaan yang tepat.
5. Perbaiki mahdha dan jauhi dosa.
Perbanyak ibadah yang secara langsung kepada Allah. Serta jauhi hal-hal yang bisa membawa mudhorot /dosa bagi kita.
Insya Allah dengan lima langkah itu, maka hidup kita jauh lebih berarti serta bisa menggapai jannah-Nya.
Singkat memang, karena acarapun sangat singkat hehe. Tapi semoga tidak mengurangi manfaatnya ya 🙂
wah senengnya ya bisa ketemu beliau..
aku juga tau beliau dr fb hhe…
kata-katanya ntu loh, makjleb hhe..
Iya hehe Alhamdulillah ^_^