Menjadi content creator itu menyenangkan sekali. Saya seneng akhirnya bisa ngerjain hal yang emang sesuai passion. Ya maklum aja, soalnya dulu selalu kerja di perusahaan yang kerjaannya jauh banget dari passion hehe. Tapi ya sebel juga sih ketika denger kalimat-kalimat kayak di bawah ini:
Si A ngomong ke si B, “Udah kamu resign aja, jadi Youtuber enak tuh dapet uangnya gede.”
Si P ngomong ke Q, “Wah enak dong nulis doang bisa dapet duit.”
Selama ini saya nggak pernah komen kalau ada yang bilang gitu. Dan cuma mengaminkan ketika menjadi content creator atau pembuat konten di dunia digital dibilang “gampang dapat duit” atau “enak kerjaannya gitu doang.” Cuma saya merasa tetap harus meluruskan statement-statement di atas supaya orang-orang yang menganggap enteng seperti itu berkurang.
Bahaya juga kalau misalnya yang diiming-imingi resign untuk menjadi Yotuber misalnya lantas beneran resign, lalu kaget sendiri bahwa ternyata membuat konten itu nggak segampang yang diomongin. Finalnya dia menyesal karena merasa telah salah mengambil keputusan. Oh NO NO NO.
Nothing happens without EFFORT
Yes, tidak ada hasil tanpa usaha, Cuy. Menjadi content creator like a blogger, vlogger, Youtuber, bookstagrammer, foodstagrammer, atau apapun di dunia digital itu juga butuh EFFORT. Pembuat konten juga harus mikir dan usaha untuk menciptakan kontennya. TIDAK ASAL JADI.
Barangkali dia harus ambil foto dulu berkali-kali. Dia harus nulis dan edit berkali-kali. Harus ngerekam video dulu berulang-ulang. Edit-edit biar hasilnya cakep. Capek. Bahkan kalau perlu harus banyak belajar kesana kemari supaya bisa nyiptain konten yang maksimal. Belum lagi dengan biaya materi dan waktunya yang harus dihitung pula. Seimbang.
Baca: Kok Punya Bayi Masih Bisa Ngeblog?
So, jangan lagi menganggap bahwa content creator kayak Jinny Oh Jinny atau Jin yang ada di Jin dan Jun yang tinggal nunjuk-nunjuk aja langsung jadi tuh konten. Ofkors tidak seperti itu. Kalau seperti itu ya udahlah ya jadi content creator aja semua. Toh kan dapet duit gede. Gampang pula. Kasarannya, daripada kerja capek-capek di perusahaan, atau jadi dokter, guru, dan lain-lain yang gajinya nggak seberapa gede heu. Enak dong ya kalau gitu.
Jangan berpikir juga si A enak main youtube doang. Si B si C enak megang hp doang bla bla bla endebre lalu dapet duit. Heeeeuuu. Mereka bukan ngedukun. Tapi ada banyak hal yang mereka kerjakan di balik layar itu.
Luruskan bahwa semua butuh PROSES
Paham sih, orang yang suka menggampangkan seperti ini rata-rata adalah orang yang memang belum terlalu paham seluk beluk content creator. Tapi tidak ada salahnya kalau kita sebagai pekerja konten untuk meluruskan statement mereka. Memberi tahu bahwa segala sesuatunya tidak ada yang INSTAN. Mau jadi apapun itu harus ada PROSES.
Mungkin selama ini mereka hanya melihat yang sudah tertampil di layar. Vlogger yang videonya kece saat ditonton, tulisan blog yang bagus-bagus. Tapi dibalik yang mereka lihat, ada proses yang panjang dan mungkin membutuhkan waktu yang lama hingga akhirnya konten itu bisa tampil dengan maksimal.
Ada satu kutipan bagus dari kakak saya:
Semua yang cuma ngeliat dan nggak ngerasain juga bilangnya gampang. Apapun bidangnya, emang kadang ngeliat rumput tetangga tuh suka lebih hijau, tapi mereka pada nggak tau gimana prosesnya biar rumput kita selalu hijau.
Tak ada salahnya kita mengaminkan kalau mereka di luar sana menganggap kita adalah pekerja yang gampang. Tapi jangan lupa kita lanjutkan dengan kalimat, “Sini kita duduk bersama, akan kujelaskan bagaimana proses konten yang kuciptakan bisa tampil matang di hadapanmu.” 😊
dan sayangnya banyak orang yang tak mau tahu/tak menghargai prosesnya
Abaikan aja orang begitu 🙂
Kalau ada yang bilang, “Enak ya dapat uang.”
Aku jawab singkat, “Iya, alhamdulillah.”
Abaikan tetesan keringatku, nanti dijelasin nggak mau mengerti atau nggak kunjung paham. Gitu aja sih. Dibikn asyik aja.
Ya jelasin sederhana aja kl semua juga ada prosesnya 😀
Belum pernah mencoba memasukkan kakinya ke dalam sepatu kita kali mba Ade
Iya jadi belum ada rasa empati
Belum pernah memasukkan kakinya ke dalam sepatu kita kali mba Ade
Jadi ingat nih pas saya cerita ke suami karena dapat tawaran job yang kurang sesuai dengan rate card eh dia bilang “Kenapa nggak terima, kan gampang tinggal nulis doang” rasanya pengen saya gelitikin pakek garpu. Buat konten nggak gampang, mikirin ide dan cara penyajiannya itu yang susyah 😀
Haha sakit dong pake garpu :))
Kek suami saya juga pernah tuh bilang “ya kan nulis aja” -_-