Semalam saya dibuat terkejut dengan tulisan Teh Pewski (Febrianti Almeera) di sini. Andai dulu saya tak cepat mengambil keputusan, akankah saya tidak mengalami nasib yang sama? Benar. Tidak ada yang menjamin. Bahkan saya sendiri tak bisa menjamin. Saya mungkin bisa saja berkata, “Saya bisa jaga diri kok!” Tapi setan selalu punya celah kan?
Saat itu saya hanya berpikir, akankah saya masih ‘terhormat’ sampai menikah? Iya benar hanya itu pikiran saya. Konyol memang. Tapi barangkali itulah cara Allah menjaga saya. Awalnya mungkin sulit. Tapi akhirnya niat juga yang menguatkan.
Di samping itu saya bersyukur, hubungan pacaran saya tidak ada yang bertahan lama. Ini memudahkan proses move on saya. Bukan satu dua saya punya teman yang hubungan pacarannya bertahan lama hingga bertahun-tahun namun akhirnya putus juga. Bukan satu dua pula yang curhat bahkan sampai menangis-nangis di hadapan saya. Miris rasanya. Mereka masih muda, belum menikah, namun derita karena hubungan cinta sudah sedemikian parahnya. Lantas siapa yang harus disalahkan? Maka saya tak bisa membayangkan ketika saya punya hubungan seperti mereka. Lagi-lagi mungkin Allah tahu saya. Saya orang yang sulit sekali melupakan. Apalagi soal perasaan.
credit |
Sekarang saya baru paham mengapa orang tua saya tidak pernah menyetujui anak-anaknya pacaran. Tepatnya setelah saya punya seorang adik perempuan yang beranjak remaja. Saya sendiri rasanya ingin menampar cowok yang berani menyentuh adik saya. Entah itu fisik ataupun merusak perasaannya. Saya selalu khawatir tiap kali adik saya keluar rumah. Saya waswas setiap kali dia menangis sendirian, karena takut kalau dia menangis karena seorang cowok. Dan itu semua karena kehormatan. Betapa berharganya kehormatan wanita.
Ini membuat saya semakin mantap mengambil pilihan untuk tidak pacaran. Sebab orang tua saya tidak perlu khawatir lagi melihat anaknya keluar rumah dengan seorang pria berdua saja. Keluarga saya pun tenang, karena sudah tahu bahwa saya mulai menjaga diri. Sungguh indah memang Allah mengatur semuanya. Ada sebab mengapa yang diharamkan memang haram, karena Allah ingin menjaga makhluknya (baca: manusia) dari segala marabahaya yang akan menimpa manusia itu sendiri. Wallahua’lam.
Ya betul mbak Nisa, lebih banyak mudharat dibanding manfaatnya. Semoga Allah jaga keluarga dan anak keturunan kita dari api neraka.
Aamiin ya Allah 🙂
Harus selalu jaga diri ya, mba. Karena celah untuk terjerumus selalu ada, baik untuk yang sudah nikah maupun belum. Semoga kita selalu dijaga oleh Allah selamanya.
Betul mbak. Aamiin ya Allah
Nice sharing teh. Salam kenal ya. Merasa banyak salah dan dosa juga, dulu sempat pacaran. Alhamdulillah sekarang sudah menikah 🙂
Alhamdulillah Teh 🙂
Salam kenal juga 🙂