Saya #GakPaham kenapa ada orang-orang yang bisa gampang curhat pada siapapun? Bahkan pada orang yang tidak pernah bertemu dengannya. Sementara saya sangat amat selektif untuk curhat. Ya, saya memang tertutup. Nggak banyak orang yang tahu aslinya saya. Hanya orang-orang yang membuat saya nyaman bisa tahu saya.
Bagi saya, tempat curhat ternyaman itu ada tiga. Ibu, suami, dan Allah. Saya nggak bisa kayak orang-orang yang bisa dengan mudahnya curhat sana-sini. Bahkan nggak sekali dua kali saya nemu orang yang dengan entengnya curhat masalah rumah tangga di grup. Pikir saya, kok nggak malu ya? Hehe.
Saya bukan orang yang mudah curhat
Sejak kecil saya memang sudah diajari orang tua kalau masalah keluarga itu tidak boleh sembarang dicurhati ke orang lain. Sebab itu namanya aib. Jadi tidak boleh sembarang orang tahu masalah kita. Akhirnya ya terbawa sampai sekarang. Saya jadi orang yang nggak mudah curhat ke orang yang belum bisa saya percaya.
Kalau lagi ada masalah saya lebih milih melipir. Melipir dari keramaian orang, melipir dari media sosial, dan menyendiri. Sampai saya bisa ketemu orang yang pas buat curhat, baru saya mau curhat.
Saya juga orang yang paling nggak mau dikasihani. Orang hanya boleh tahu kalau saya baik-baik saja. Padahal dasarnya saya juga manusia biasa yang nggak terlepas dari masalah. Hanya saja tidak banyak orang yang tahu. Karena ya itu tadi saya nggak bisa curhat ke sembarang orang.
Kalau pun harus curhat ke orang baru, saya selalu selektif banget. Saya pilih orang yang memang cocok untuk mendengarkan masalah saya. Bisa lebih bijak daripada saya. Serta tidak mudah menyalahkan dan menghakimi siapapun, even itu pada orang yang sedang bermasalah dengan saya.
Karena bagi saya, orang yang nggak mudah menghakimi berarti menunjukkan kalau orang itu bisa melihat masalah secara keseluruhan. Tidak asal memihak saya atau salah satu pihak.
Ada orang yang memang nyaman curhat ke orang lain
Tapi ya itu saya. Kalau kata suami, memang ada tipe orang yang lebih nyaman untuk curhat ke orang lain. Karena bisa jadi orang lain tidak mudah menyalahkan dan menghakimi tadi.
Setiap orang pasti punya tempat curhatnya masing-masing. Sekalipun kita #GakPaham kenapa orang bisa mudah curhat, barangkali itulah cara orang tersebut untuk membuat hatinya lebih baik. Yang caranya tentu saja sesuai pribadi masing-masing.
Well, lagi-lagi kesimpulannya kita manusia memang berbeda. Bahkan dalam urusan curhat seperti ini saja bisa beda 🙂
Kalau teman-teman gampang curhat ke orang lain nggak? Kalau iya, kenapa kok bisa nggak malu? Hehe 😀
Apa mungkin saking gabutnya ya mbk atau pngen dpet perhatian atau solusi, mgkin gt kali ya.
Aku jg tipe yg gk gmpang syurhat ke sembarang org. Pilih2 jg mau nyurhatin apa ke org yg mana. Ada yg aku curhatin ttg ini, ada yg aku curhatin ttg itu. Yg paling los curhat sm Allah, semuanua aku curhatin… mdh2an Allah nggak bisen dan lelah sm aku yg dikit2 curhat hehe.
Bisa jadi hehe.
Aku pun begitu, Allah lah yang Maha Tahu diriku dan masalah2 dlm hatiku 😀
Ak seringnya malah d jdin tmp curhat mba
Sama hehe
Saya kalo curhat liat-liat sasaran curhatnya lah. Tergantung isi curhatnya juga.
Kalau saya mau curhat tentang berisiknya orang-orang anti-Israel dan pro-Palestina, saya curhat ke teman-teman yang jadi diplomat.
Kalau saya mau curhat tentang kenapa orang suka gak mau bayar iuran RT buat fogging, saya curhat ke teman-teman yang aktif di organisasi PKK.
Kalau saya mau curhat tentang kenapa mainan Hot Wheels itu jarang dibanderol Rp 10 ribu dapet 3 biji, saya curhat ke teman-teman di komunitas pedagang.
Tapi saya gak mau curhat ke orang-orang inkompeten. Kalau saya mau curhat tentang kenapa bra Triumph lebih mahal daripada bra Sorella, gak mungkin saya curhat ke teman-teman di grup otomotif.
Kalau saya mau curhat tentang kenapa saya gagal melulu kalo bikin risoles, gak mungkin saya curhat ke teman-teman di komunitas investor saham.
Pokoknya lihat-lihat dululah orang yang mau dicurhatin.
Saya paling seneng curhat ke psikolog dan psikiater. Mereka selalu bisa membuat saya bisa menemukan solusinya sendiri, bukan memberi saya solusi. Persoalannya, kalau mau curhat ke mereka itu, harus bayar.
Jadi kalau mau curhat yang gratis itu ya ke orang biasa aja, asalkan ya target curhatnya beneran kompeten dengan tema curhatnya.
Betul Mbak. Sesuaikan aja dengan kebutuhan kita. Tapi kalo saya curhat masalah yg berat tetep aja ga bisa k sembarang orang 😀