Kapan hari saya ngikutin story nya Mas Kurniawan Gunadi. Di situ beliau bahas tentang hal-hal yang nggak beliau pahami dari orang lain. Saya jadi kepikiran, saya juga punya banyak hal yang nggak saya pahami dari orang lain. Dan kayaknya pengen bikin semacam seri aja deh buat ngisi blog ini. Kayaknya seru juga kalau dibahas lebih lebar satu-satu.
Dan saya akan menamainya seri #GakPaham. Seri ini tentu saja akan sangat subjektif. Jadi, kita senang-senang aja ya. Yang #GakPaham itu cuma dari sudut pandang saya. Kalau kamu paham, ya rapopo. Berbeda itu tidak apa-apa kan 😀
#GakPaham, Kenapa Harus Mementingkan Feed Instagram?
Oke, di seri #GakPaham pertama ini saya akan bahas tentang feed Instagram. Saya #GakPaham ketika saya tahu kalau ada orang-orang yang selalu rela melakukan sesuatu (hanya) demi feed Instagramnya. Kalau hanya beli-beli properti foto sih masih oke ya selama nggak berlebihan. Tapi gimana kalau rela melakukan sesuatunya dengan cara yang berlebihan?
Contoh, bela-belain hutang supaya bisa beli properti foto atau traveling dan makan sana-sini demi feed Instagram. Bela-belain beli followers yang harganya jutaan. Rumahnya berantakan karena dia terlalu memerhatikan feed Instagram. Bahkan ada yang sampai anaknya nggak terurus saking sibuknya dengan Instagram.
Ough, apakah sampai harus segitunya?
Saya sampai pernah berkelakar dengan suami, “Aneh ya, banyak orang sekarang hidup di dunia nyata, tapi malah melakukan sesuatu demi dunia maya.” Ya kayak contoh-contoh di atas tadi maksudnya.
Lalu suami nyeletuk, “Ya ada duitnya di situ.” Iya sih, media sosial emang udah ngasih kita kemudahan dengan mendapatkan materi di situ.
Tapi gimana kalau nggak ada duitnya? Eh ada nggak sih yang sampai bela-belain kalau nggak ada hasilnya? Anggap aja ada misalnya. Lalu untuk apa? Untuk dipandang bahwa dia kaya? Untuk dipandang bahwa dia keren karena bisa jalan dan makan ke sana-ke mari? Ataaau, hanya supaya terlihat kehidupannya sempurna bahagianya?
Saya #GakPaham.
Semua orang punya prioritas
So, kesimpulannya barangkali adalah terletak di PRIORITAS.
Saya mungkin #GakPaham dengan mereka. Tapi kita semua memang punya prioritas. Dan bisa jadi, bagi mereka Instagramlah yang jadi prioritas hidup mereka. Bahkan mungkin di prioritas teratas hidup mereka.
Kenapa sampai mereka bisa rela melakukan sesuatu di luar pemahaman kita? Karena prioritas kita memang bukan Instagram. Tapi kita juga pasti punya prioritas dimana kita bisa melakukan apapun demi sebuah tujuan agar tercapai. Begitu halnya mereka.
Dan faktanya setiap manusia memang tidak pernah diciptakan sama, kan. Begitu halnya dengan prioritas. Si A prioritasnya Instagram, tapi si B prioritasnya rumah sehingga Instagramnya pun nggak pernah muluk-muluk.
Si A dan si B sama-sama punya hak kebahagiaannya sendiri. Perkara apa yang terjadi di balik saat mereka melakukan prioritasnya, itu sudah jadi konsekuensi masing-masing.
Banyak hal yang kita nggak tahu
Itulah sebabnya saya selalu meyakini bahwa nggak perlulah kita iri dengan kehidupan orang lain HANYA berdasar media sosialnya. Hanya berdasar feed Instagram yang terlihat sempurna itu. Karena apa? Karena yang terjadi belum tentu itu yang sebenarnya.
Baca: Gimana Sih Cara Menyikapi Media Sosial Saat Ini?
Bisa jadi di belakang dia pernah kecewa. Bisa jadi di belakang dia harus terjerat hutang. Bisa jadi di belakang dia pernah menangis berhari-hari. Atau bisa jadi di belakang, rumah dan anaknya tidak terurus dengan baik.
Yes, buanyak hal yang kita nggak tahu.
Jika kita hanya menilai seseorang dari apa yang hanya tertampil, artinya kita belum bisa memahami manusia secara keseluruhan. Yakin saja bahwa TIDAK ADA manusia yang hidup TANPA masalah.
Kalau yang tertampil di media sosial, di feed Instagram hanya yang indah-indah, ya wajar saja. Lagi pula buat apa kita menampilkan kesedihan? Buat apa kita menampilkan ketidakbahagiaan? Buat apa kita menampilkan ketidak-rapian kehidupan nyata kita di dunia maya?
Tidak ada orang yang peduli itu semua. Yang ada orang mungkin cuma kasihan. Buat apa dikasihani? Toh tidak membantu apa-apa.
Itu sebabnya lebih baik ya tampil saja bahagia. Tampil saja bagus-bagus. Kan katanya harus “menebarkan virus bahagia.” Meskipun aslinya mungkin tidak sedang bahagia.
Tak perlu lirik kiri kanan yang terlihat hijau
Maka dari itu kita tidak perlu menilai orang dari apa yang terlihat. Karena kita manusia yang pandangannya terbatas. Apa yang kita lihat belum tentu itulah yang terjadi keseluruhannya. Ya, ada banyak hal yang kita tidak tahu 🙂
Dan tugas kita hanya perlu bersyukur. Syukur dengan kehidupan yang kita punya. Tanpa perlu lirik kiri kanan yang terlihat hijau. Karena setiap yang hijau bisa jadi tidak cocok untuk kita. Barangkali justru kehidupan kitalah yang sedang diinginkan oleh orang lain 🙂
Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu termasuk orang yang memerhatikan feed Instagram? Sharing dong 😀
Ah ya, kalau teman-teman punya sesuatu yang #GakPaham versi dirimu sendiri boleh lho sharing. Kali aja bisa jadi bahan inspirasi saya juga. Atau kalau kamu mau ajak saya kolaborasi nulis juga boleh 🙂
Kadang saya gak paham, kenapa traffic blog saya naik turun mbak.. (lah malah curhat…) Hahahaa.. terima kasih sudah berbagi dengan kami.
Hehe traffic blog naik turun bisa jadi dari segi konten atau frekuensi updatenya Mbak 🙂
Kalau nyari duitnya di IG, feed IG memang penting mba. Ya macam blogger nyari duit di blog, didandanin biar enak diliat. Pembaca banyak mampir dan narik banyak klien. Pencitraan dan branding penting banget buat bisnis, salah satunya ya yg pengen bisa jadi selebgram biar endorse makin banyak. Tapi kalau sampai ngorbanin banyak hal, ya sebaiknya dievaluasi juga.
Ya kalo ada duitnya sih enak. Yang ga enak kalo ga ada duitnya tapi sampe bela-belain hihi
Kalo saya #gakpaham kenapa berat badan ini gak turun turun, padahal nyadar makan masih rakus, kwwkkw
Kalo perkara instagram, mungkin karena ada yang make instagramnya jadi lahan bisnis, jadi dipermak dan dipercantik feednya sedemikian rupa
Haha saya malah susah gemuk wkwk
Kalo jadi lahan bisnis ya wajar2 aja asal ga berlebihan juga sih. Tapi kalo ga ada duitnya itu lho yang buat apa sih
Aku setuju sama mba Lasma.
Biasanya untuk tujuan bisnis, beberapa klien ada yang mensyaratkan kerapian feed instagram.
Aku juga termasuk tim yang menikmati feed instagram yang rapi, meski feed aku @rosannasimanjuntak jauh dari rapi, HIHIHI.
Tapi kalau untuk sampai mengorbankan banyak hal, sebaiknya memang perlu ditinjau kembali ya, mba.
Satu lagi aku juga sering banget terinspirasi dari beberapa selebgram baik karena feed juga captionnnya.
Iyes akupun suka terinspirasi. Yang penting ga berlebihan aja ya 🙂