Skip to content

Sohibunnisa

Personal & Lifestyle Blog

  • Home
  • About
  • Disclosure
  • Portfolio
  • My Other Blog
  • Toggle search form

Jika Diam Lebih Baik

Posted on Juni 24, 2016April 12, 2019 By Ade Delina Putri 24 Komentar pada Jika Diam Lebih Baik
“Anaknya sakit, nggak dijaga sih makanannya.”
“Mbak, Bapak meninggalnya karena apa?”
“Duh Bu, kok anaknya kurus banget.”
“Jadi kapan dong nikah?”
“Kok belum isi-isi, kan udah empat tahun menikah?”
Kalimat-kalimat di atas adalah kalimat yang saya baca akhir-akhir ini di media sosial. Itu hanyalah segelintir, lebih banyak lagi yang lain. Pada intinya, kalimat-kalimat tersebut hadir dari teman-teman karena pembicaraan orang-orang di sekitarnya yang tidak tahu dengan kejadian sebenarnya. Dengan kata lain, seringkali banyak orang bertanya atau bicara tanpa membaca situasi atau tahu kejadian yang sebenarnya. Jadi, alih-alih ingin peduli, justru orang yang ditanyakan malah merasa tidak nyaman dan merasa bahwa orang-orang yang bertanya dan berbicara hanyalah sekedar ingin tahu.
Mengapa saat menjenguk justru bertanya mengapa bisa sakit? Mengapa saat melayat justru mengingatkan yang ditinggalkan dengan pertanyaan sebab orang meninggalnya? Bukan justru menghibur saja. Mengapa dengan seenaknya terus-terusan bertanya tentang pernikahan yang tiada satupun orang yang tahu kapan seseorang menikah? Jika justru kita tidak tahu kondisi orang tersebut sebenarnya. Apalagi bertanya tentang belum adanya anak pada pasangan yang justru merasa bahagia? Seperti cerita motivasi kehidupan singkat yang saya baca beberapa hari lalu di facebook, tentang seorang ibu rumah tangga yang sudah menikah selama 12 tahun dengan suaminya dan selalu ditanyakan tentang kehamilan oleh orang sekitarnya. Padahal pasangan ibu dan suaminya tersebut hidup dengan bahagia, bahkan suaminya sendiri tidak pernah mempermasalahkannya.

http://www.telegraph.co.uk/lifestyle/wellbeing/healthadvice/11302401/In-praise-of-silence-six-reasons-we-need-to-shut-up.html
Ya, seringkali manusia merasa harus peduli dengan bertanya atau berbicara. Padahal, diampun tidak masalah. Jika justru pertanyaan yang dirasa bentuk kepedulian, hanyalah membawa perasaan tidak enak pada orang yang ditanyakan. 
Lagi-lagi, alih-alih peduli, orang yang ditanyakan justru bisa saja timbul rasa bersalah pada dirinya. Bisa saja yang ditanyakan justru merasa jengkel karena menganggap yang bertanya hanya ‘sok tahu’ dan merasa tidak begitu penting untuk dijawab.
Tidak ada yang salah dengan sikap peduli, hanya saja barangkali kita harus pintar membaca situasi. Hati manusia tidak ada yang tahu. Sebab-sebab kejadian pun tidak bisa disangka dengan seenaknya jika memang kita tidak tahu kejadian yang sebenarnya pada orang itu.

Maka bijaknya, berhentilah untuk bertanya atau berbicara dengan menduga-duga atau berprasangka. Sebab kita tidak pernah tahu, kata-kata mana yang bisa jadi menyakitkan atau dirasa tidak begitu penting.

Uncategorized Tags:Kontemplasi

Navigasi pos

Previous Post: Tips Membeli Koper untuk Mudik
Next Post: 3 Hal yang Saya Lakukan Saat Mual

Related Posts

Menuntut Kesempurnaan? Impossible! Uncategorized
Undzur Ma Qal, wa Laa Tandzur Man Qal Uncategorized
Bahan Mukena yang Nyaman untuk Berbagai Kesempatan Uncategorized
Tiga yang Tak Boleh Tertinggal Uncategorized
Karena Sekecil Apapun Manfaat, Itu Merupakan Sebuah Penghargaan Uncategorized
Bukan Pemimpin yang Harus Berubah, Tapi Diri Kita Sendiri Uncategorized

Comments (24) on “Jika Diam Lebih Baik”

  1. Tia Putri berkata:
    Juni 24, 2016 pukul 8:28 am

    Setuju banget mba, klo mau bertanya pun harus liat2 situasi orgnya. Klo dirasa bikin kurang nyaman mending hentikan.

    Tapi, bertanya ttg sebab sakit/meninggal menurutq masih wajar si mba, asal syarat tadi liat sikon. Karena dari info yg diberikan qt jadi pelajaran yg berharga.

    Balas
    1. adedelina berkata:
      Juni 24, 2016 pukul 9:12 am

      Soalnya ada salah satu temen yang mengeluh setiap ditanya sebab ayahnya meninggal jadi teringat terus. Jadi sedih deh 🙂 kalau sakit mungkin gapapa kali ya hehe

      Balas
  2. Ipeh Alena berkata:
    Juni 24, 2016 pukul 8:36 am

    Berkata Baik Atau Diam. Demikian kutipan dari Hadis yang selalu saya upayakan agar bisa selalu saya terapkan dalam kehidupan saya.

    Betul, ucapan itu seperti pedang ya Mba, bisa menyakiti orang lain. Terima kasih mba sudah diingatkan 🙂

    Semoga Allah senantiasa menjagamu.

    Balas
    1. adedelina berkata:
      Juni 24, 2016 pukul 11:55 am

      Aamiin, sama-sama Mbak, terima kasih juga 🙂

      Balas
  3. Vety Fakhrudin berkata:
    Juni 24, 2016 pukul 11:26 pm

    Setuju…

    dulu paling jengah ditanya "kapan hamil?" Atau "kok nggak hamil-hamil?"
    apalagi kalo menjelang lebaran gini, bisa beruntun pertanyaannya

    Balas
    1. adedelina berkata:
      Juni 25, 2016 pukul 12:25 am

      Hehe kudu sabar ya mbak. Kalo sy jadi mbak barangkali udh saya tinggalin itu yg nanya mulu hihi

      Balas
  4. Ika Hardiyan Aksari berkata:
    Juni 25, 2016 pukul 12:12 am

    Hihi…manusia itu memang kepo ya, Mbak. Tapi ada kalanya bertanya itu juga bisa jadi bentuk empati, Mbak. Sesuai kalimatnya. Makanya harus benar2 pintar memilah kata agar orang yg kita ajak bicara tdk tersinggung.

    Balas
    1. adedelina berkata:
      Juni 25, 2016 pukul 12:27 am

      Yup. Memilah kata dan situasi ya mbak. Kadang orang suka ga lihat situasi sih atau nanya terus"an jadi bikin jengkel 😀

      Balas
  5. Isnaini S Ibiz berkata:
    Juni 24, 2016 pukul 9:49 pm

    Naluri manusia memang kepingin tahu, makanya dia kepo. 🙂 Tapi, seperti kata mbak Ade, kita kudu pintar membaca situasi. Saya pikir, lebih bijaksana memahami keadaan saja sih. 🙂

    Balas
    1. adedelina berkata:
      Juni 25, 2016 pukul 12:24 am

      Iya barangkali bijak juga jika suasananya memang mendukung 🙂

      Balas
  6. Molly berkata:
    Juni 24, 2016 pukul 10:32 pm

    Ini jadi pengingat untuk kita semua ya mba, supaya paham situasi kalau mau tau tentang sesuatu. Bukan gak mungkin pertanyaan kita bisa bikin orang lain sedih atau tersinggung. Makasih udah ngingatkan mba :).

    Balas
    1. adedelina berkata:
      Juni 25, 2016 pukul 12:24 am

      Sama-sama 🙂

      Balas
  7. Son Agia berkata:
    Juni 24, 2016 pukul 11:32 pm

    Dalem ini maknanya..
    Saya suka, khususnya ama paragraf yang ketiga.

    Balas
    1. adedelina berkata:
      Juni 25, 2016 pukul 12:26 am

      Terima kasih Mas 🙂

      Balas
  8. Farichatul Jannah berkata:
    Juni 25, 2016 pukul 1:00 am

    Saya juga lebih suka diem mbak…

    Duh kadang orang kalau ngomong gak dipikir bakal nyakitin apa enggak…

    Balas
    1. adedelina berkata:
      Juni 25, 2016 pukul 2:35 am

      Iya Mak, kadang diam itu emas ya 🙂

      Balas
  9. witri prasetyo berkata:
    Juni 25, 2016 pukul 2:27 am

    Setuju banget, terkadang diam memang lebih baik
    Etapi ya, memang kebanyakan orang2 itu menilai dari apa yang mereka lihat dan mereka dengar tanpa mau tahu kenyataan sebenarnya. Aku pernah loh dalam posisi seperti itu…

    Balas
    1. adedelina berkata:
      Juni 25, 2016 pukul 2:36 am

      Pasti nggak enak ya Mbak kalo ngalamin begitu. Smoga ke depannya nggak ada lagi deh 🙂

      Balas
  10. ria mustika berkata:
    Juni 25, 2016 pukul 4:20 am

    aku juga suka gerah kalo ditanyain kayak gitu
    cuma aku ambil baiknya aja, mungkin mreka pedulil, dan aku juga mesti jaga omongan ke orang lain biar org gx sakit hati

    Balas
    1. adedelina berkata:
      Juni 25, 2016 pukul 8:55 am

      Jadi tergantung kitanya aja ya mbak 🙂

      Balas
  11. Edwin F. Nurin berkata:
    Juni 25, 2016 pukul 6:18 am

    Rasanya menjengkelkan memang. Mereka tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, dan mereka menanyakan sesuatu yang sensitif, yang tidak pada waktunya. Kesel tapi, ya, lebih baik diam.

    Balas
    1. adedelina berkata:
      Juni 25, 2016 pukul 8:55 am

      Setuju 🙂

      Balas
  12. swastikha maulidya berkata:
    Juni 26, 2016 pukul 10:10 pm

    Belajar mengontrol supaya nggak kepo. Ah..tulisan yang mengena.

    Balas
    1. adedelina berkata:
      Juni 27, 2016 pukul 12:50 am

      Terima kasih Mbak 🙂

      Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter

Archive

Popular Posts

  • IBF, Yuhhhuuu…..
  • Cara Saya Agar Tubuh Tetap Langsing
  • Mereka Anak Kami
  • Tampil Optimal dengan Kamera Selfie OPPO F7
  • Cukup Nasi dengan 5 Lauk Ini

Category

  • #BPN30DayChallenge2018
  • #GakPaham
  • #LoQLC
  • #ODOPISB
  • Beauty
  • Blog
  • Event
  • Film
  • Food
  • Kontemplasi
  • Kontes
  • Media Sosial
  • Menulis
  • My Story
  • ODOP
  • Review
  • Tekno
  • Tips
  • Traveling
  • Uncategorized

Search

Copyright © 2025 Sohibunnisa.

Powered by PressBook Masonry Blogs