Perlunya Sebuah Pembelajaran

Apa yang terbenak jika melihat seorang anak kecil yang berjalan sambil menutupi mukanya. Lalu disampinya ada seorang bapak dengan wajah seperti ketakutan melihat orang? 
Semoga ini hanya pikiran buruk saya dan semoga Allah melindungi anak itu. Aamiin 
Jadi ingat sewaktu menghadiri seminar parenting. Di salah satu bahasannya disebutkan, “Jika antara anak dengan orang tua ada konflik, maka yang bermasalah orang tuanya.”
Begitulah bunyi status saya semalam. Entah apa yang ada di pikiran saya setelah melihat seorang anak yang menutup mukanya dan menunduk sementara seorang bapak tinggi di sampingnya berjalan dengan ekspresi seperti was-was melihat orang lain. Allah. Tiba-tiba saja muncul rasa khawatir dengan anak itu. Tak hanya saya, ternyata kakak sayapun menyadarinya, “Itu anak tadi kenapa ya, kok ditutupin gitu mukanya?” Sepanjang jalan saya berdo’a, “Ya Allah, lindungilah anak itu.”
Berbicara orang tua, kadang melihat zaman ini saya bersyukur. Bahwa anak-anak sekarang rasanya jauh lebih beruntung. Dulu, teknologi belum semaju sekarang sehingga (menurut cerita ibu saya juga) apa-apa yang diperlukan benar-benar atas inisiatif sendiri. Tak ada gurunya. Mulai dari menikah kemudian hamil semua dilakukan serba mandiri. Wajar mungkin jika dulu masih banyak mitos-mitos aneh yang kadang tidak masuk akal. Dan wajar juga jika kita yang terlahir dari orang tua ‘dulu’ terkadang masih mendapat omelan atau perkataan yang seharusnya tidak diucapkan pada anak. Masih menyaksikan orang tua yang bertengkar di depan anak. Masih mengalami yang namanya cubitan, pukulan atau teguran keras. (Mungkin kalo sekarang udah dilaporin ke KPAI hihihi)

Tapi coba bandingkan dengan zaman sekarang. Teknologi sudah lebih canggih. Orang-orang sudah berpikiran maju dan modern. Apa-apa yang dibutuhkan mudah dicari. Belum lagi sekarang banyak seminar-seminar mulai dari mencari jodoh hingga seminar parenting. Sehingga orang tua saat ini lebih banyak mendapat asupan ilmu. Mereka lebih tahu apa yang seharus dan tidak seharusnya dilakukan. Terutama pada anak. Makanya saya suka miris banget terutama melihat ibu muda yang punya anak tapi kata-kata dan perlakuannya tidak pantas pada anaknya. Hiks. Hmm kelewatan rasanya jika kita atau orang tua saat ini tidak mau memanfaatkan zaman. Alias tidak mau melek teknologi dan tidak mau belajar.

Balik lagi ke si bapak dan anak tadi. Semoga saja ini benar hanya pikiran buruk saya. Dan semoga Allah melindungi anak itu. Lagi-lagi saya teringat salah satu bahasan seminar parenting, orang tua harusnya tidak pernah berhenti belajar. Apalagi seorang anak adalah titipan. Kalo kata ustadz Zainuddin MZ, ya namanya titipan harus dijaga baik-baik. 

Saya punya kutipan, mungkin sudah sering kita dengar, tapi saya suka sekali dengan kutipan ini:

ANAK BELAJAR DARI KEHIDUPANNYA 

Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi
Jika anak dibesarkan dengan ketakutan , ia belajar gelisah
Jika anak dibesarkan dengan rasa iba , ia belajar menyesali diri
Jika anak dibesarkan dengan olok-olok , ia belajar rendah diri
Jika anak dibesarkan dengan iri hati , ia belajar kedengkian
Jika anak dibesarkan dengan dipermalukan , ia belajar merasa bersalah
Jika anak dibesarkan dengan dorongan , ia belajar percaya diri
Jika anak dibesarkan dengan toleransi , ia belajar menahan diri
Jika anak dibesarkan dengan pujian , ia belajar menghargai
Jika anak dibesarkan dengan penerimaan , ia belajar mencintai
Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi diri
Jika anak dibesarkan dengan pengakuan , ia belajar mengenali tujuan
Jika anak dibesarkan dengan rasa berbagi, ia belajar kedermawaan
Jika anak dibesarkan dengan kejujuran dan keterbukaan, ia belajar kebenaran dan keadilan
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan
Jika anak dibesarkan dengan persahabatan , ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan
Jika anak dibesarkan dengan ketentraman, ia belajar berdamai dengan pikiran
Revolusi Cara Belajar (Dorothy Law Nolte)

Ade Delina Putri

Blogger, Stay at Home Mom, Bookish,

2 comments to “Perlunya Sebuah Pembelajaran”

You can leave a reply or Trackback this post.
  1. Adi Pradana - Juni 3, 2014 Balas

    Saya sering sekali melihat puisi milik Dorothy Law Nolte tersebut. keren ya kata-katanya…

Leave a Reply

Your email address will not be published.