Skip to content

Sohibunnisa

Personal & Lifestyle Blog

  • Home
  • About
  • Disclosure
  • Portfolio
  • My Other Blog
  • Toggle search form

Toleransi itu Bukan Membebaskan, Tapi Tahu Batas

Posted on September 21, 2020September 18, 2020 By Ade Delina Putri 4 Komentar pada Toleransi itu Bukan Membebaskan, Tapi Tahu Batas

“Ya suka-suka gue dong. Yang penting nggak ganggu orang.”

Kalimat ini seakan sudah jadi kalimat sakti zaman now. Nggak salah sih, tapi apa kehidupan kita memang tercipta untuk berbuat suka-suka – dan yang penting nggak ganggu orang?

Kebebasan itu harus disertai tanggung jawab

Saya jadi ingat pelajaran PPKn waktu SD (zaman saya namanya masih PPKn ya). Bahwa yang namanya kebebasan itu harus disertai tanggung jawab. Itu khusus dibahas memang dalam satu bab penuh tentang Kebebasan.

Berarti, dari Sekolah Dasar saja kita memang sudah diajarkan bahwa untuk hidup bebas, kita tidak boleh lupa akan tanggung jawab. Jadi, nggak ujug-ujug kita bebas melakukan apa saja semau kita.

Dalam agama pun kita sudah diajarkan, bahwa petaka bisa terjadi karena kita tidak bisa menjaga perilaku kita. Misalnya saja seseorang memakai obat terlarang. Iya sih, dia tidak ganggu orang. Toh dia pakai juga orang tidak ada yang tahu. Tapi secara tidak langsung, dia sudah menyusahkan keluarganya. Ya orang tuanya, ya mungkin anaknya, ya mungkin pasangannya. Dan yang pasti, dia akan menyusahkan dirinya sendiri.

Sama saja kalau ada yang membuat sensasi di status media sosialnya. Dia memang tidak ganggu orang. Toh dia bikin status di media sosialnya sendiri. Tapi kalau statusnya berubah jadi viral dan banyak orang mengecam dan membully, bukankah keluarganya juga ikut malu? Bukankah dirinya sendiri bisa menjadi rusak mentalnya?

Toleransi tidak mentah-mentah memaklumi

Jadi kebebasan itu memang tidak serta merta ada begitu saja. Hidup kita sudah diatur norma agama dan umum. Sebisa mungkin, jangan sampai kita melanggar norma-norma itu.

Ini nyambung kaitannya dengan toleransi. Toleransi menurut saya tidak mentah-mentah memaklumi setiap perilaku orang lain saja. Selagi kita tahu bahwa perbuatannya memang keliru, maka seharusnya diingatkan.

Kalau menilik arti di Wikipedia tentang toleransi adalah sikap saling menghormati dan menghargai antarkelompok atau antarindividu (perseorang-an) baik itu dalam masyarakat ataupun dalam lingkup yang lain, maka menurut saya menghormati dan menghargai di sini ada landasannya. Ya itu norma agama dan umum tadi.

Misalnya saja, kita bertetangga dengan lain agama. Membiarkan dia beribadah sesuai ajarannya dan tidak mengganggunya, itu sudah bentuk toleransi. Kita menghargai dan menghormati dia sebagaimana dia pun tidak mengganggu ibadah kita. Hidup pun menjadi damai.

Tapi lain hal ketika ada tetangga kita yang mabuk-mabukkan dan bermain judi, maka membiarkannya bukan lagi bentuk toleransi. Sebab itu sudah melanggar norma agama dan masyarakat. Jadi sudah seyogyanya untuk diingatkan dan saling menyelamatkan.

Toleransi ketika kita tahu batasnya

Sampai sini, kalau saya boleh menyimpulkan, toleransi adalah ketika kita menghormati dan menghargai perilaku orang lain selagi perbuatan itu memang tidak melanggar norma. Hidup akan damai bila saling memaklumi seperti ini. Kita mampu menerima perbedaan, tapi juga tahu mana batas-batas yang harus kita patuhi dan tak boleh dilanggar.

Dalam Islam pun sudah diatur. Bila kita melihat kemungkaran terjadi, hal itu harus kita cegah. Sebab itu bukan lagi kebebasan yang bisa ditoleransi, karena sudah di luar batas.

Dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barang siapa di antara kalian yang melihat kemungkaran, hendaklah dia merubahnya dengan tangannya. Apabila tidak mampu maka hendaknya dengan lisannya. Dan apabila tidak mampu lagi maka dengan hatinya, sesungguhnya itulah selemah-lemah iman.’.” (HR. Muslim)

Saya semakin paham, bahwa apa-apa yang sudah diatur dalam norma, itu sesungguhnya bukan baik untuk umat saja. Tapi juga akan menyelamatkan diri kita sendiri.

So, kita bisa saja ngomong, “Suka-suka gue dong.” Kalau kita tahu bahwa perbuatan itu memang baik dan tidak melanggar aturan 🙂

#ODOPISB, Kontemplasi Tags:agama, kebebasan, kebebasan itu bertanggung jawab, tanggung jawab, toleransi, toleransi beragama, toleransi dalam beragama, toleransi dalam bermasyarakat, toleransi masyarakat, toleransi wikipedia, wikipedia

Navigasi pos

Previous Post: Sejarah Bukan Hanya Masa Lalu. Tapi juga Tentang Diri Kita Sendiri
Next Post: Mampu Memaknai Kehidupan dengan Berpikir Kritis

Related Posts

ya udah #LoQLC: Jadi, Ya Udah. Udah Begini Jalannya #LoQLC
Tentang Segala Hal yang Kita Yakini Kontemplasi
memaafkan diri sendiri Kurangi KeAKUan, Kita Tak Perlu Memaafkan Diri Sendiri Event
Tahu Kapasitas Diri Sendiri itu Penting Banget! Blog
sulli meninggal Sulli Meninggal. Sometimes, Social Media is Enemy Kontemplasi
Stop Informasi! Saatnya Mulai Praktik dan Kenal Diri Sendiri #LoQLC

Comments (4) on “Toleransi itu Bukan Membebaskan, Tapi Tahu Batas”

  1. Siti Hairul berkata:
    September 21, 2020 pukul 7:39 am

    Sekarang sering terjadi ketika kita menegur sesuatu yang melanggar norma2 agama bahkan umum dianggap intoleran. Huftt.

    Balas
    1. Ade Delina Putri berkata:
      September 21, 2020 pukul 10:16 am

      Itulah mirisnya. Kebebasan yang kebablasan 🙁 Semoga kita dilembutkan hatinya.

      Balas
  2. Lusi Dan berkata:
    September 24, 2020 pukul 5:59 am

    Setuju, bertoleransi tetap ada batasannya. Bebas beribadah sesuai aqidahnya masing-masing, dan tidak mengganggu satu sama lain.

    Balas
    1. Ade Delina Putri berkata:
      September 24, 2020 pukul 7:02 am

      Iya Mbak 🙂

      Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter

Archive

Popular Posts

  • Ketegaran dari : Pudarnya Pesona Cleopatra
  • Ade Kecil yang Suka Menari
  • Belanja Online Jadi Lebih Mudah dan Cepat dengan Aplikasi Mobile Prizeza Indonesia
  • Bukan Pemimpin yang Harus Berubah, Tapi Diri Kita Sendiri
  • Serba-serbi Menjadi Pendatang di Jawa Timur

Category

  • #BPN30DayChallenge2018
  • #GakPaham
  • #LoQLC
  • #ODOPISB
  • Beauty
  • Blog
  • Event
  • Film
  • Food
  • Kontemplasi
  • Kontes
  • Media Sosial
  • Menulis
  • My Story
  • ODOP
  • Review
  • Tekno
  • Tips
  • Traveling
  • Uncategorized

Search

Copyright © 2025 Sohibunnisa.

Powered by PressBook Masonry Blogs