Pahami bahwa saat ini adalah eranya media sosial.
https://pixabay.com/id/pohon-struktur-jaringan-internet-200795/ |
Kita bisa melewati apa yang tidak kita suka.
https://pixabay.com/id/bahaya-bahan-cross-814644/ |
Di media sosial kita punya pilihan. Menyukai, atau melewati. Sejak saya mulai sadar masing-masing orang memang berbeda pandangan di media sosial, saya lebih memilih untuk mengendalikan diri sendiri. Toh pada dasarnya kita memang punya banyak pilihan kan. Kita bisa melewati status-status ataupun foto-foto yang tidak kita sukai. Kalau kita memang merasa tidak nyaman, ya tinggal kita skip (lewati.red). Kita juga masih punya tombol pilihan lain. Bisa pilih tombol unfriend, unfollow, atau bahkan blokir. Yes, ternyata semudah itu. Kalau mereka tak bisa dikendalikan, ya sudah kita saja yang mengendalikan diri.
Daripada mengatur orang lain, kita saja yang mengatur diri sendiri.
https://pixabay.com/id/smartphone-wajah-wanita-mata-1445448/ |
Sekali lagi, lebih mudah mengatur diri sendiri ketimbang orang lain. Semakin manusia dewasa, semakin dia merasa punya hak. Maka wajar saja jika mulai susah diatur, sebab dia merasa sudah punya pilihan untuk melakukan apa yang dia suka. Jadi, ketimbang sulit mengatur orang lain untuk mengikuti apa yang kita mau, maka kita saja yang ubah diri kita sendiri. Apalagi media sosial itu punya kita sendiri. Ya sudah perlakukan saja apa yang kita mau. Tidak mau ada hal yang negatif, ya blokir saja yang sekiranya mengandung konten-konten negatif. Tidak mau jadi baper karena melihat status orang lain, ya lewati saja status tersebut atau unfollow orangnya. Tidak mau sedih karena banyak status mengeluh, ya unfriend saja dia. Yes, sesimpel itu kawan.
Ingatkan secara pribadi.
Kalau pun kita ingin menasihati seseorang, katakanlah agar dia tidak bersikap yang terlalu di media sosial, maka ingatkanlah secara pribadi. Karena mengingatkannya di kolom komentar ataupun membuat status, itu sama saja dengan mempermalukan dia di depan khalayak. Yang ada nasihat kita tidak digubris, dia pun jadi benci dengan kita.
http://www.mialiana.com/2014/02/nasihat-menasihati.html |
Well, status-status yang berbau kebahagiaan di media sosial itu hanyalah sesuatu yang terlihat. Kita tidak tahu motif seseorang untuk memasang status tersebut, karena kita pun tidak tahu apa yang terjadi dengan mereka di balik media sosial. Alih-alih kita memandangnya negatif, mengapa tidak kita jadikan itu sebagai pelajaran untuk lebih bersyukur. Setiap manusia sudah diberi nikmatnya masing-masing. Tinggal kita yang memandang sejauh apa nikmat itu sebagai kebahagiaan yang harus disyukuri.
http://www.slideshare.net/AlJambary/syukur-42442754 |
Melihat ke atas, hanyalah membuat leher kita pegal. Apa artinya? Jika kita terus-terusan melihat ke atas untuk urusan dunia, selamanya kita akan selalu merasa kurang dan tidak pernah bersyukur. Tapi jika kita memandang hal tersebut sebagai bentuk kenikmatan yang memang sedang dirasakan orang lain, maka insya Allah, hati kita akan lebih sejuk karena terhindar dari segala macam prasangka. So, marilah kita pandang hidup kita sendiri. Karena sesungguhnya dalam hidup kita pun, ada nikmat yang selalu bisa disyukuri 🙂
Setiap orang pasti punya niat yg berbeda ketika memposting sesuatu di media masa.
Betul kata mbak. Kita mendingan positif tinking ga perlu pake iri2, hehe.
Kita jg bisa melatih hati kita sendiri, dng selalu berdzikir, bersyukur dan ikut senang ketika melihat orang lain senang.
Yap, betul Mbak. Selalu mengingat Allah bisa menambah rasa syukur ya Mbak 🙂
Gimana kalau pakai prinsip berlomba2 dalam kebaikan aja, jd nggak baper2 amat 🙂
Nah betul itu 😀
Terima Kasih tulisannya, mencerahkan sekali. Terutama buat saya pribadi, hehehehe. Slx sy mmg suka iri kalo liat status dan foto2 orang lain yang lagi jln2 keluar negeri atau apalah yg mungkin blm bs sy lakukan saat ini. Yah, terxata itu kembali ke diri kita lagi. Mau terus merasa iri, atau mulai menabung supaya bs jalan jalan juga. salam kenal mbak Ade Delina Putri
Saya Arha dari http://www.samaratulqalbi.blogspot.com
Salam kenal juga Mbak Samaratul 🙂 Smoga nanti bisa jalan-jalan juga ya ^^
bener nih..setuju banget..ngapain baper dg status oranglain di medsos… itu juga belum pasti..biasa ada yng suka main2..
Iyaps. Karena kita tidak tahu di belakangnya ya Mbak 🙂
Hehehe kalau bagi saya medsos tu gak nyata, jd gak usah terlalu dipikirkan status2 yg ditulis org lain 😀
TFS 😀
Jadi ga baper juga ya mbak 🙂
Dulu awal – awal booming media sosial seperti facebook sih saya suka naper mba. Tapi kesini sininya udah nggak lagi dan lebih baik skip dan menghindar atau klo perlu unfollow 🙂
Sama, awal-awal juga sering baper. Eh makin kesini, ternyata cuma tinggal diskip aja ya :v