Berdebat?

sumber gambar: google

Sebenarnya apa yang dicari?

Sebegitu besarkah rasa ingin dibenarkan?
Lalu apakah waktu akan berulang dan ia tak jadi disalahkan?
Jika sudah benar, apa yang bisa didapat? 
“Ya, setidaknya saya tidak disalahkan. Saya kan benar. Saya tidak mau disalahkan.”
Mungkin seperti itu jawabannya.
Lupakan bahwa ini curhatan. Aku hanya bingung mengapa banyak orang terus membela dirinya sampai ia merasa benar-benar – dibenarkan. 
Mengapa orang bela-bela menarik urat hanya untuk menunjukkan dirinya benar?
Its ok dunia memang harus diluruskan dari hal yang keliru, tapi kita ingat pepatah, ‘bahwa orang yang sudah benar akan bijak memilih untuk tidak berdebat.’
Ya. Bukankah memperpanjang kalam akan menimbulkan kelelahan sendiri?
Its your choice.
“Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” [Al Anfaal 46]


dan Nabi bersabda: 

اِقْرَأُوْا الْقُرْآنَ مَا ائْتَلَفَتْ عَلَيْهِ قُلُوْبُكُمْ فَإِذَا اخْتَلَفْتُمْ فَقُوْمُوْا عَنْهُ 

“Bacalah Al-Qur`an selama hati-hati kalian masih bersatu, maka jika kalian sudah berselisih maka berdirilah darinya”. [Shohihain] 

“Aku akan menjamin sebuah rumah di dasar surga bagi orang yang meninggalkan debat meskipun dia berada dalam pihak yang benar. Dan aku menjamin sebuah rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta meskipun dalam keadaan bercanda. Dan aku akan menjamin sebuah rumah di bagian teratas surga bagi orang yang membaguskan akhlaknya.” (HR. Abu Dawud dalam Kitab al-Adab, hadits no 4167]

Ah, namun jangan takut. Aku masih menemukan pertengahannya.
Perdebatan Yang Terpuji:
Adapun jika perdebatan itu untuk menampakkan kebenaran dan menjelaskannya, yang dilakukan oleh seorang ‘alim dengan niat yang baik dan konsisten dengan adab-adab (syar’iy) maka perdebatan seperti inilah yang dipuji.
Allah Ta’ala berfirman : 
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ 
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik”. (QS. An-Nahl : 125) 
Dan Allah Ta’ala berfirman : 
وَلَا تُجَادِلُوا أَهْلَ الْكِتَابِ إِلَّا بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ 
“Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik”. (QS. Al-‘Ankabut : 46)
Dan Allah Ta’ala berfirman : 
قَالُوا يَانُوحُ قَدْ جَادَلْتَنَا فَأَكْثَرْتَ جِدَالَنَا فَأْتِنَا بِمَا تَعِدُنَا إِنْ كُنْتَ مِنَ الصَّادِقِينَ 
“Mereka berkata: “Hai Nuh, sesungguhnya kamu telah berbantah dengan kami, dan kamu telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami azab yang kamu ancamkan kepada kami, jika kamu termasuk orang-orang yang benar”. (QS. Hud : 32) 
Ayat di atas membolehkan kita berdebat untuk menyeru manusia ke jalan Allah dengan cara yang BAIK.  

Tapi jika mereka tidak mau mendengar dan beriman setelah 2-3 kali peringatan, ya sudah. Tidak perlu berkepanjangan. Kita balik lagi ke ayat dan hadits di atas.

Ade Delina Putri

Blogger, Stay at Home Mom, Bookish,

Leave a Reply

Your email address will not be published.