Dengan membaca, aku menemukan sudut pandang lain. – Ade Delina Putri
via Pixabay |
Dan saya bersyukur dengan adanya hobi membaca ini. Terlebih di era sekarang dimana segala informasi lebih mudah didapatkan dengan kemajuan pesat teknologi. Arus informasi yang tak terelakkan akan sia-sia jika semuanya diterima mentah-mentah, dalam artian kita tidak mencoba berpikir terbuka untuk menerima sumber lain dan mudah menerima berita-berita hoax.
Baca: Saring Sebelum Sharing
Membaca lalu menulis
Dari kebiasaan membaca pula, akhirnya saya tertarik dengan dunia tulis menulis. Menurut saya, ini mengalir saja. Entah kenapa, dengan tulisan rasanya semua lebih mudah diungkapkan. Sampai kini saya terjun dan serius di dunia ngeblog.
Membaca dan menulis, keduanya sama sekali tidak bisa dipisahkan. Saling berkaitan. Saya akan mandeg nulis kalau tidak membaca. Iya, ini saya alami beberapa waktu lalu. Saat blog saya sempat tidak ada tulisan dalam waktu berapa hari. Rasanya sungguh bingung mau nulis apa. Sampai-sampai saya nanya ke diri sendiri, “saya ini kenapa sih?”
Kemudian saya sadar, “oh oke, sepertinya saya sudah jarang membaca buku.” Seperti kata Mbak Siti Fauzia dalam tulisannya Mengapa Membaca Penting? Buat saya, ya memang begitulah. Tanpa membaca, saya tidak akan bisa menulis. Kalaupun saya paksakan menulis, tulisannya pasti akan cenderung monoton.
Membaca itu memang luas. Apa saja bisa jadi bahan bacaan termasuk status-status di media sosial *eh. Tapi buat saya, membaca buku itulah yang terpenting. Karena di buku kita akan menemukan gaya bahasa yang lebih luas. Apalagi jika genre yang kita baca berbeda-beda.
Bahkan Tere Liye pernah mengatakan dalam salah satu bukunya yang berjudul Rindu,
“Jika kau ingin menulis satu paragraf yang baik kau harus membaca satu buku. Maka jika di dalam tulisan itu ada beratus-ratus paragraf, sebanyak itulah buku yang harus kau baca.” (Rindu: hlm. 196-197)
Wow, untuk menulis satu paragraf ternyata kita harus membaca satu buku. Maka memang benar bahwa urusan membaca apalagi bagi yang mendedikasikan dirinya di dunia tulis menulis, itu tidak bisa diremehkan.
Maka itu sebabnya, saat ini saya juga sudah mulai mengajak anak-anak saya untuk ikut suka membaca. Bukan karena saya ingin mereka jadi penulis atau blogger juga. Tapi lebih kepada menanamkan kecintaan membaca pada mereka. Dan membuat pandangan dan pengetahuan mereka menjadi lebih luas.
Menumbuhkan minat baca buku
Lantas, bagaimana sih agar kita mencintai baca buku? Atau minimal kita berminat untuk membaca buku?
Membuat tujuan
Kita harus punya tujuan. Untuk apa sih saya membaca buku? Saya mau apa sih dari membaca buku? Sebab, jika tidak ada tujuan, membaca akan jadi hambar. Alih-alih suka, yang ada kita tidak semangat melakukannya karena tidak punya tujuan apapun.
Misalnya, saya pribadi bertujuan untuk menjadikan baca buku sebagai budaya yang tidak boleh hilang. Apalagi saya terjun di dunia kepenulisan. Serta ditambah saya ingin anak-anak saya kelak juga suka membaca buku. Maka saya akan ingat tujuan ini ketika minat baca buku saya mulai menurun.
Membuat komitmen/target
Jika sudah punya tujuan, kita tinggal buat komitmen. Misal, dalam satu minggu kita harus baca satu buku. Atau satu bulan kita harus baca satu buku. Terserah. Sesuaikan dengan keinginan kita saja. Untuk tahap awal sebaiknya tidak memaksakan kehendak agar tidak cepat jenuh. Dengan sendirinya, jika sudah terbiasa kita akan mulai merasakan kenikmatan dan target itu bisa bertambah. Malah bisa jadi saking asyiknya, sampai melewati batas target 😀
Kurangi distraksi/gangguan
Gadget dan media sosial adalah distraksi terbesar saat ini. Betul atau tidak? Hehe. Kemalasan saya beberapa waktu lalupun karena hal ini. Saat kesadaran itu muncul, dan ingatan bahwa dulu saya mudah meninggalkan gadget demi buku, saya pun mulai menguatkan tekad untuk mengurangi gadget dan medsos demi bisa baca buku.
Apa ini berhasil? Ya. Karena saya kembali ingat tujuan dan komitmen yang sudah saya buat.
Maka begitu pula bagi yang lain. Jika distraksi dirasa mengganggu, kita harus ingat lagi tujuan membaca dan komitmen/target yang sudah kita buat. Di sini keseriusan kita juga diuji. Sejauh mana kita menguatkan keinginan menumbuhkan budaya membaca buku dalam keseharian kita.
Atau bagi yang kira-kira susah meninggalkan gadget, bisa juga menginstall aplikasi ebook. Zaman sekarang, sudah banyak yang beralih ke ebook. Tidak ada salahnya. Hanya beda bentuk saja. Yang ini berbentuk digital. Daripada hanya baca status-status di media sosial kan *eh hehe.
Bergabung dengan penyuka buku/komunitas pecinta buku
Ya seperti itulah kurang lebih menurut saya. Membaca buku itu pada dasarnya tidak susah kok. Kita hanya perlu meluangkan waktu sebentar. Saat anak-anak dan suami tidur misalnya. Atau saat sedang tidak ada kerjaan, atau saat handphone sedang dicas *eh. Intinya mulai dari diri kitalah yang harus menumbuhkannya.
Baca buku itu wajib mas bagi blogger gak baca maka gak nemu inspirasi.
Mas? Saya perempuan lho hihi
Betul mba baca buku itu harus dimulai dari sendiri. Kaya adik saya, dia gak begitu minat sama buku, padahal buku2 di rumah pada numpuk. Awalnya saya paksa tapi gak mempan, terus saya kasih buku misteri gitu, eh dia mau. Walau masih jarang yang penting sudah ada kesadaran, cz dia suka nanya ada buku misteri yang baru atau nggak.
Berarti genre kesukaannya misteri ya 😀
Karena anak pasti meniru orang tuanya. Hehehehe 😀 Kalau aku baca, anakku pasti ikut-ikutan. 😀
Betul Mbak. Makanya mesti kita tirukan dulu ya 🙂
Kuterapkan di rumah ah. 😀 Soalnya, sudah lama juga aku nggak baca dan anakku belum menunjukkan minatnya.
Ayo. Mbak Esti kan dulu rajin 😀
saya seorang kutu buku sejak dibangku sekolah dasar
tidak apa yang mendasari saya suka sekali dengan buku
apapun buku saya baca, bahkan sampai sekarang
ketika membaca itu rasanya lebih tenang saja
dan merasa pengetahuan kita itu bertambah stidaknya 1 persen
Iya Mas, kalo baca buku tuh gimana ya, enak aja ya 😀
Duh jadi inget buku2 di rak belum dibaca *penimbun buku hahaha. Anak-anak dulu waktu SD nggak seberapa suka baca buku, eh tambah gede jadi suka baca.
Iya Mbak, faktor lingkungan pun bisa berpengaruh 🙂
saya dan anak lagi berusaha meningkatkan lg nih minat bacanya
Semangat Mbak 🙂
Nah..iya, untuk bisa menghasilkan karya tulis yang bagus sudah sepatutnya seorang penulis memiliki minat baca yang tinggi