Seringkali kita terlalu sibuk mengurus urusan dunia. Pakaian, mobil, atau segala benda yang kita miliki selalu kita rawat. Kita bersihkan. Pokoknya, jangan sampai ada yang kotor. Tapi ada satu yang sering pula kita lupa. Yaitu HATI.
Kutipan awal dari ceramah Aa Gym yang sekarang akan saya bagikan. Selengkapnya bisa lihat videonya di bawah.
Sebenarnya menyambung tulisan yang kemarin juga. Bisa dibaca di sini. Sengaja saya pilih tema ini. Yang sekalian bertepatan dengan pemilu serta piala dunia yang membuat orang banyak yang lalai apa arti dari mengagumi itu sendiri. Banyak yang seakan tertutup mata hatinya dari apa yang dibenci atau tidak suka dan mengagumi secara berlebihan dengan sesuatu atau orang yang dicintainya. Naudzubillah. Semoga tulisan ini bisa sedikit menjadi bahan tafakkur kita. Aamiin.
Ada dua hal yang bisa mengotori hati. Yaitu cinta dunia dan nafsu.
Seperti kutipan awal, sering kita lebih sibuk dengan urusan dunia. Sampai-sampai kita lupa bahwa ada hal sederhana yang jauh lebih penting. Yang jauh lebih pantas kita urus. Yang bisa membuat hidup kita tenang, damai, tentram, bahagia. Dialah HATI. Ya organ tubuh yang satu ini. Yang letaknya ada dalam diri kita sendiri. Yang ‘tak ada urusan’nya dengan orang lain.
Jangan sampai pakaian, kendaraan, pangkat, jabatan, gelar membutakan mata hati kita. Terlena dengan silaunya dunia. Terlena dengan pujian. Yang akhirnya mengotori hati kita. Menimbulkan penyakit-penyakit hati seperti ujub, ria, takabbur, dengki dan segala sifat kotor hati lainnya.
Alat ukur kesuksesan dalam Islam: lihat dunia biasa-biasa saja. Tak ada yang pantas dipamerkan dalam dunia ini. Tak ada yang pantas dikagumi secara berlebihan. Kita manusia, hanya ‘numpang hidup’. Tentulah yang namanya ‘numpang’ tidak akan lama-lama. Tak ada yang pantas disombongkan. Hanya Dia yang berhak. Yang Maha Memiliki segala-galanya. Pun kemuliaan tidak diukur dari apapun. Banyaknya harta, bagusnya pakaian, tingginya jabatan atau gelar. Melainkan diukur dari ketaqwaan.
Jangan sampai pula kita sibuk dengan penilaian orang lain. Hinaan, cacian, benci, pembicaraan orang lain terhadap kita yang sesungguhnya tak ada urusannya dengan kita dan menjadi urusan dia sendiri dengan Allah. Dua hal yang bisa membuat kita tersiksa: terlalu sibuk mengurus yang bukan urusan kita. Berbicara yang tidak seharusnya dibicarakan. Sedikit dalam berbicara. Insya Allah bisa menjauhkan kita dari su’udzon, tajassus (mencari-cari kesalahan orang lain) dan ghibah.
Mari kita sederhanakan hidup ini. Sebelum melakukan sesuatu kita telaah, mentadabburi. Bermanfaat atau tidak. Sekiranya bisa mengotori hati, maka tinggalkan. Satu tips jika kita ingin bermuhajadah (membersihkan hati dengan serius): jangan ikuti nafsu. Siapa lagi yang akan menjaga hati kita selain diri kita sendiri. Bertafakkur dan bermuhasabah juga seyogyanya kita lakukan. Agar kita lebih perhatian pada diri sendiri. Pada hati atau pada dosa diri.
Sesungguhnya Allah Maha Tahu apa yang sebenar-benarnya terjadi. Termasuk niat yang tersembunyi.
Semoga Allah senantiasa meluruskan niat dan hati kita.
Semoga bermanfaat 🙂
datang berkunjung, selamat menunaikan ibadah puasa
terima kasih 🙂
Mudah-mudahan ramadhan ini menjadi awal lebih menjaga dan merawat hati
Aamiin 🙂
Memang manusia sebaiknya tidak melulu mengurus kepentingan dunia, tapi melupakan akhirat,. Sudah tertulis dalam kitab suci Al Quran, agar urusan DUNIA dan AKHIRAT harus seimbang, Beribadah kepada ALLAH SWT Seolah kita akan berpulang esok hari, namun juga jangan lupakan bagian manusia di dunia
Betul Pak. Setuju 🙂
Makasih