Anak-anak sekolah sudah mulai masuk. Kalau saya dan suami malah sengaja belum memasukkan Emir ke Taman Kanak-kanak. Rasa-rasanya, saya belum siap untuk menyekolahkan dia dengan keadaan harus daring. Sebab Maret lalu, saya sudah merasakan gimana habisnya energi saya mengajarkan Emir yang masih Kelompok Bermain secara daring.
Sebetulnya tidak ada masalah, malah Emir bisa mendapatkan prestasi Juara Harapan 2 School From Home. Tapi ya itu, aslinya saya sudah merasa mulai mual. Setiap tiga hari sekali saya harus merekam Emir mengerjakan tugasnya. Seminggu sekali ada pertemuan lewat Google Meet. Ah entahlah, saya dari dulu memang kurang suka pembelajaran online. Jadi daripada saya setengah hati, lebih baik saya sekolahkan Emir tahun depan saja.
Ya begitu, New Normal membuat semuanya benar-benar menjadi baru. Termasuk urusan sekolah tadi. Semua-mua jadi serba daring. Tapi toh new normal tidak membuat jalanan sepi. Malah bisa dibilang jalanan sudah mulai ramai seperti biasanya. Yang membedakan hanyalah perkara protokol kesehatan.
Tak menjaga dan menjalankan protokol kesehatan
Saya sendiri jujur sudah keluar rumah saat PSBB tidak diberlakukan lagi. Bahkan kemarin saya baru pulang dari kampung saya di Kuningan, Jawa Barat. Meski begitu, keluar rumah pun hanya beberapa kali. Dan selalu membawa masker dan hand sanitizer. Pulang kampung pun saya dan keluarga naik mobil sendiri. Ini merupakan usaha kami juga untuk tetap menjaga jarak dari orang lain. Lagi pula, amboi repot sekali kalau mau naik angkutan umum seperti kereta api atau pesawat.
Saya sendiri sudah mulai berdamai dengan pandemi ini. Sudah mulai mengurangi pikiran dan pertanyaan kapan pandemi akan berakhir. Karena toh, kita tidak bisa mengendalikan apa-apa di luar diri kita. Jadi apa yang bisa saya lakukan, ya saya lakukan.
Suami juga sudah membekali keluarga kami dengan berbagai vitamin, humidifier, dan alat-alat yang bisa menunjang kesehatan. Makan dan istirahat yang cukup. Semoga itu semua bisa menjaga kesehatan kami.
Tak apa jika kita harus keluar rumah. Biar bagaimana nyatanya kita tetap harus bergerak dan tak bisa berdiam lama-lama di rumah. Tapi pastikan saja bahwa jika keluar rumah kita tetap menjalankan protokol kesehatan. Sebisa mungkin pakai masker. Dan jaga jarak dari orang lain. Tidak bersentuhan. Setelah pulang ke rumah, cuci tangan atau mandi sekalian.
Ini mungkin sudah menjadi cara-Nya
Entah ada apa di balik pandemi ini. Abaikan saja jika katanya itu konspirasi. Toh apapun yang terjadi, pasti akan ada hikmahnya. Pasti ada yang sedang disiapkan untuk kita di depan sana.
Kita mungkin lelah sekali menerima semua hal normal yang baru ini. Tapi mungkin itu juga yang menjadi cara-Nya untuk membuat kita bisa lebih bersyukur dan bersabar dalam keadaan apapun :’)
saya juga kemana2 udah pakai masker mbak, selalu ready sama masker. Udah mulai terbiasa, inilah new normal ya.
Iya Mas masker jangan sampe lupa 🙂
betul ay, dulu aku takut banget keluar sekarang lebih santai dan menjaga protokol kesehatan. kalau banyak yang berkerumun ya hindari saja
Iya tetap jaga jarak 🙂
Bebas Kak, mau kemana aja, jgn terlalu lama mendekam di rumah, harus aktivitas keluar juga
Iya asal tetap jaga protokol kesehatan 🙂