Saya makin yakin kalau perbedaan di antara manusia itu bukan kalimat klise. Tapi memang nyata adanya. Kita diciptakan dengan otak yang berbeda. Maka persepsi yang timbul pun akan berbeda juga. Termasuk urusan “bahwa apa yang kita tulis, tidak (selalu) sama di mata pembaca.” Rasanya mustahil untuk membuat orang punya persepsi sama dengan kita. Pasti akan selalu ada yang tidak sama, kontra, bahkan sekalipun tulisan kita memuat hal baik, pasti ada saja orang yang pemikirannya lain.
Hanya karena dot, jadi salah fokus
Seperti kemarin saya lihat di Facebook contohnya. Ketika ada teman yang membagikan pengalaman seseorang yang makan daun kelor dan setelahnya mendapat manfaat ASI yang melimpah. Kelihatannya pengalaman tersebut baik. Dan seharusnya kita berterima kasih karena mendapatkan tips dari si penulis. Tapi dalam salah satu pengalamannya, penulis menampilkan video bayinya yang sedang minum ASI perah dengan dot. Ya, sudah bisa ditebak, orang-orang malah fokus dengan dotnya. Menyalahkan si penulis artikel kenapa harus media dot. “Dot bikin bingung puting.” Dan bla bla bla komentar lainnya.
Padahal mungkin apa yang salah dengan dot? Perkara bingung puting itu kan tidak bisa disama ratakan. Ingat, bahwa setiap anak berbeda *eh kok malah jadi sewot haha.
Nah maksudnya di sini seringkali kita salah fokus. Si ibu yang sama sekali tidak berniat sharing tentang dot, berharap orang-orang bisa mengambil manfaat daun kelor, malah jadi dibully dengan hal yang mungkin di luar dugaan dia. Hiks, kadang apa yang kita pikir baik, bisa jadi berbeda dengan yang ditangkap orang lain 😔
Tulisan kita menjadi ajang untuk lapang dada
Hal seperti ini yang mungkin bisa mengingatkan kita untuk lebih berhati-hati sekali sebelum membagikan sesuatu. Sekali lagi, apa yang menurut kita baik, belum tentu begitu pula jika dipandang oleh orang lain.
Mungkin kita harus tahu tipical, stereotipe orang-orang di negeri kita seperti apa. Hal-hal apa saja yang biasanya jadi perdebatan. Karena dengan tahu ini, kita bisa lebih mawas diri. Dalam artian menjauhi yang sekiranya bisa menjadi boomerang bagi kita sendiri.
Tapi, apapun itu, kodratnya memang sudah tidak bisa kita ubah. Sudah sunnatullah nya begitu. Kita tidak bisa menyenangkan semua orang. Jadi ya, mau menulis apapun kalau memang menurut kita baik dan terpenting tidak merugikan orang lain, sah-sah saja.
Hanya saja, kita harus siap dengan segala konsekuensinya. Kalau apa yang kita sampaikan ternyata tanggapannya tidak sesuai ekspektasi kita.
Ya, tulisan, dan hal-hal yang kita bagikan di blog, media sosial, atau media manapun yang sudah kita publikasi, mungkin bisa jadi ajang kita untuk belajar menjadi lapang dada. Bahwa dunia ini akan selalu punya perbedaan. Dan dunia tidak selalu sesuai dengan harapan kita 😊
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui. (Terjemah QS. Ar-Ruum: 22)
Dengan perbedaan sudut pandang dari masing2 personal inilah, bukti kekuasaan Allah, sesuai dengan QS. Ar-Ruum: 22 tersebut.
Masya Allah, terima kasih atas pengingatnya Mas 🙂
Terima kasih banyak atas sharing nya. Iya juga ya. Kita nggak bisa selalu memaksa sudut pandang kita bagi pembaca.