Yang pasti akan dilakukan pertama kali oleh pembaca adalah membaca judul. Bila dari judulnya saja sudah keliru, netizen akan langsung cepat menyimpulkan. Dan malah tanpa perlu membaca isinya dulu, netizen akan langsung berkomentar mengkritik. Sebagaimana kita tahu bahwa hal semacam ini bukanlah hal baru di masyarakat kita. Karena kita pun sudah paham, berapa banyak berita yang dengan cepat dikomentar ataupun dishare tanpa perlu dicari tahu kebenarannya.
Tentang perintah berhijab.
Saya sudah membaca semua poinnya. Dan untuk kali ini saya setuju dengan sebagian besar komentar di artikel tersebut. Lupakanlah cara beberapa komentator yang terkesan berkomentar kasar dan menghujat, tapi mari kita garis bawahi kalimat ini: berhijab bukanlah perkara membenahi hati dulu, melainkan mengutamakan kewajiban. Saya rasa penulis sudah tahu tentang ayat-ayat berhijab ini. Mari kita tengok kembali dua ayat yang sering kita dengar.
Katakanlah kepada wanita-wanita beriman: ‘Hendaklah mereka menahan pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak daripadanya.’ (Qs. An-Nuur: 31)
Hai Nabi, katakanlah pada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: ”Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Azhab:59)
https://alakhabdulaziz.blogspot.co.id/2012/11/samina-wa-athona-atau-samina-wa-asoina.html |
Kapankah hati kita siap?
Saya pernah punya seorang sahabat. Sebelumnya ia tidak berhijab, lantas ia mau belajar berhijab. Apa yang dia katakan? “Bener ya, berhijab dulu baru perilaku kita bener.” Lanjutnya, “kalo pake kerudung gini, kita jadi lebih bisa menata perilaku kita dan membentengi diri karena sudah malu dengan pakaian.” See? Ternyata bukan soal hati. Tapi dengan memulai berhijablah maka kita sendiri yang akan merasa malu jika perilaku kita melenceng.
1. Hijab tidak sama dengan hiasan kepala. Sekali memakai kamu harus berpikir seribu kali untuk melepasnya.
::Maksudnya: Jangan lepas lagi jika sudah berhijab.
2. Ada sederet ketentuan berhijab yang harus kamu penuhi. Tanpa panggilan hati berat melakukan ini.
::Maksudnya: Dengan hijab kita harus bisa mengendalikan diri.
3. Hijab juga membawa konsekuensi yang harus kamu jalani. Pertanyaannya, sudahkah kamu siap membawa diri?
::Maksudnya: Hijab mengajarkan agar kita menjaga perilaku.
4. Hijab harusnya membuatmu berlari lebih kencang. Tapi tanpa kesadaran hijab malah menghasilkan perasaan ‘dibatasi’.
::Maksudnya: Hijab bukanlah pembatasan diri.
5. Hijab berhubungan dengan pengalaman spiritual pribadi. Untuk menjalaninya dengan hati, haruslah atas kemauan diri sendiri.
::Maksudnya: Hijab harus dengan kesadaran diri sendiri.
6. Panggilan hati juga bisa berbeda-beda. Proses memutuskan berhijab bagi setiap perempuan tidaklah sama.
::Maksudnya: Setiap muslimah yang berhijab pasti berproses.
Mengingatkan dengan kesabaran.
إن الإنسان لفي خسر إلا الذين آمنوا وعملوا الصالحات وتواصوا بالحق وتواصوا بالصبر“Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al-‘Ashr, 103: 2-3).
Allah Ta’ala juga berfirman:
ثم كان من الذين آمنوا وتواصوا بالصبر وتواصوا بالمرحمة“Dan dia termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang.” (QS. Al-Balad, 90: 17).
Duluuuuu, aku alesan ina-inu sampe akhirnya lega mau berhijab sendiri. Dan emang benar ya Mbak, rasanya kalo belum dipahamkan sama hidayah, mau dikasih teori apa aja tetep aja ada alesannya.
Semoga istiqomah :))
Siip. Aaamiin 🙂
Terimakasih sudah diingatkan..dulu awal berhijab itu selesai operasi usus bubtu dan langsung berhijab.
Sama-sama Mbak. Wah pasti ada story nya ya Mbak 🙂
Jadi penasaran dengan tulisan yang dibully itu. Tapi kadang orang memang baru membaca judul, sudah membuat kesimpulan ya…
Iya Mbak huhu
Terima kasih pengingatnya mbak, smeoga bisa segera berhijab nih saya ehehe
Sama-sama. Aamiin Mbak ^^
saya pernah buka tutup sampai 2x…. hanya alsaan pekerjaan
tapi kenikmatan ketika mendapat hidayah itu tidak bisa diungkapkan dg kata2
Hidayah Allah memang luar biasa ya Mbak 🙂