Saat pagi lalu sedang iseng buka instagram, saya menemukan akun seorang anak ABG yang kemarin-marin santer jadi pembicaraan. Oke, saya tidak mau membahas tentang mereka lagi. Karena itu sudah ada pembahasan sendiri dan saya juga pernah saya menulisnya di sini. Yang menjadi sorotan saya pagi itu adalah beberapa komentar yang justru mengkritik namanya.
Sebut saja namanya Muhammad. Nama yang cukup islami dan mulia sekali. Kita juga tahu bahwa nama ini selalu menjadi nama kebanggaan setiap umat muslim. Sayangnya, nama ini tidak diimbangi dengan foto-foto yang disajikan dalam instagram si ABG tadi. Alhasil komentar-komentar yang meluncur pun cukup menohok. Menurut mereka, ganti saja namanya kalau fotonya sama sekali tidak mencerminkan akhlak sang Rasul.
pict by https://pixabay.com/id/daisy-jantung-bunga-bunga-712898/ edit Canva by me |
Seketika saya berpikir. Bukan, bukan berpikir tentang komentar tersebut. Meski saya setuju juga sih *eh. Melainkan yang saya pikirkan adalah, betapa berat sebuah nama! Saya kurang setuju dengan pernyataan Shakespare yang bilang, apalah arti sebuah nama. Sebab, menurut saya, saat kita dilahirkan kemudian diberi nama oleh orang tua, itu adalah sebuah do’a.
Bagaimana tidak, saya sudah mengalami sendiri saat sudah menjadi orang tua. Saya dan suami cukup sering mencari nama untuk anak kami sejak saya hamil. Dan yang kami cari adalah nama yang mengandung arti yang bagus, agar nama tersebut menjadi do’a yang kemudian tercermin dalam akhlak dan kehidupan anak kami kelak. See. Jadi, setiap orang tua memberi nama tidak sembarangan. Sekalipun nama itu berasal dari sebuah singkatan ataupun filosofi. Pada intinya nama itu selalu memiliki arti.
Kembali lagi pada ABG tadi. Ketika ia mencantumkan nama Muhammad. Maka jangan salahkan ketika orang-orang berkomentar sinis mengkritik nama yang dikaitkan dengan foto-fotonya yang kurang layak untuk ditampilkan. Karena kita semua tahu. Nama ini adalah nama Rasulullah. Manusia kesayangan Allah. Yang akhlaknya sungguh mulia. Saya juga yakin sekali, orang tuanya memberi nama Muhammad pun secara tidak langsung memasukkan do’a agar si anak kelak memiliki akhlak yang baik. Maka rasanya memang sungguh tidak pantas perbuatannya menampilkan foto-foto yang sangat tidak mencerminkan akhlak Rasul tersebut.
Di sinilah letak beratnya sebuah nama. Ketika semua orang tahu bahwa nama kita memiliki arti yang baik, maka secara tidak langsung kita dituntut untuk menjadi baik. Semua orang tua pasti berharap hal yang sama. Apalagi kita yang sudah dewasa, sudah menyadari banyak hal dalam kehidupan. Maka sepertinya kurang layak jika kita tidak menjaga akhlak kita.
Baiklah, jika kita mengatakan pendapat orang-orang terkadang keliru. Tapi minimal kita menjaga nama untuk orang tua kita. Untuk orang yang sudah berjasa dalam kehidupan kita dan memberi kita nama yang baik. Karena sesungguhnya dibalik nama, selalu tersimpan arti. Arti yang mengandung do’a yang tentu saja merupakan do’a yang baik 🙂
betapa berat sebuah nama
Setuju dengan kalimat di atas, betapa berat menjaga diri dan mengemban sebuah nama yang dianugerahi orang tua pada anaknya. Sebagai anak, pun memiliki kewajiban menjaga nama orang tua, pun juga memiliki kewajiban menjaga nama baiknya sendiri.
Setuju. Ya, sesungguhnya poin terbesarnya adalah menjaga nama baik orang tua dan diri sendiri 🙂
Karena membesarkan anak tak cukup hanya dgn memberi nama yg baik.
Yes, setuju. Selain memberi nama, perhatian dan didikan orang tua juga penting 🙂