Apa yang terbayang terutama bagi para istri atau ibu-ibu membaca judul di atas? Shock? Atau biasa saja? Hehe. Tapi memang itulah kenyataannya 😊 Suami saya memutuskan untuk tidak pensiun seumur hidupnya.
Saya pun sempat kaget saat dia mengutarakan keinginannya seperti itu. Biasanya orang-orang yang membuka usaha seperti dirinya justru agar dia bisa full memberikan waktunya untuk keluarga atau agar bisa travelling pun menggunakan waktu sesukanya. Tapi mendengar penjelasannya, saya mulai berpikir.
Lalu apa alasannya?
Inilah yang membuat saya salut, beliau tidak ingin menyia-nyiakan hidupnya. Beliau ingin bekerja sepanjang hidupnya selama masih mampu. Mungkin dari kita banyak yang berpikir, nanti nggak punya waktu bareng keluarga dong? Nggak bisa menikmati masa tua dengan tenang dong? Tapi inilah garis besar penjelasannya yang saya tangkap dari status facebooknya beberapa waktu lalu.
Tentang rasa bersyukur kepada Allah
Suami saya memang memilih untuk membuka usaha sendiri, tapi bukan berarti membuat beliau berpikir bisa bebas lalu bisa pensiun muda sebagaimana yang sering digembar-gemborkan para entrepreneur muda. Memang, seakan-akan mereka terlihat bisa bebas, tapi apa benar ketika pensiun, mereka justru bisa berleha-leha? Sayang, faktanya masih banyak para pensiunan muda justru terlihat lebih bekerja keras di masa tuanya. Lalu fenomena apakah ini? 😞
Ada satu yang menarik, para tukang yang merenovasi rumah kami rata-rata sudah berumur senja. Ketika suami bertanya pada mereka, “kok masih mau bekerja?” Lantas apa jawaban mereka? “Kalo diam di rumah malah sakit, Mas!”
 |
para tukang yang merenovasi rumah kami |
Maka dari jawaban tukang tersebut, barangkali garis besarnya adalah tentang rasa bersyukur kepada Allah. Bagaimana ketika kita bisa memanfaatkan hidup dan kesehatan kita untuk melakukan sesuatu. Dengan kata lain tidak diam dan berpasrah diri begitu saja. Selama kita masih mampu berdiri, jiwa dan raga masih sehat, maka kenapa harus diam saja? Tidak sampai harus menunggu waktu untuk mencari
cara mengatasi kolesterol bukan? Bukankah sepanjang hidup rezeki harus terus dijemput? Jika burung saja terbang mencari makanan, bagaimana dengan kita manusia yang dilengkapi akal dan tubuh sempurna?
Ingat lima perkara, sebelum lima perkara.
Sehat sebelum sakit,
muda sebelum tua,
kaya sebelum miskin,
lapang sebelum sempit,
hidup sebelum mati.
Suami juga bilang, poin yang sebenarnya kita inginkan barangkali bukan pensiun mudanya, melainkan ‘free to control our time‘. Ya, kita hanya ingin bisa mengontrol waktu. Itu saja sudah lebih dari cukup. Kita bebas menentukan kapan harus kerja, beribadah, istirahat, liburan, dan lain-lain. Kita hanya ingin bebas mengatur itu semua. Tapi ketika kita menginginkan itu, tentu saja ada harga yang harus kita bayar. Apa itu? Bekerja lebih keras, bekerja lebih ikhlas, dan bekerja lebih cerdas.
Dan jawaban terakhir dari suami, tentang mengapa beliau tidak mau pensiun
“Aku ingin terus berkarya agar aku bisa terus bersyukur kepada Allah SWT atas energi & kekuatan yang diberikan pada otak & tubuhku…”Yaa, akhirnya kami pun menyepakati hal itu, bahwa suamiku tidak mau pensiun.
I’m so proud of you my husband! 😊
27 comments to “Suamiku Tidak Mau Pensiun”
Ayu Anggarini - November 28, 2016
Jadi ingat alm.papa dulu pas masuk masa pensiun sbg abdi negara. Awalnya kikuk dan dr sisi psikologisnya berpengaruh banget jadi lebih sensitif dan ngerasa kadang "nggak berguna" disitu PR anak-anaknya membesarkan hati beliau kalau beliau msh bs berguna dan bermanfaat untuk keluarga dan orang lain
adedelina - November 28, 2016
Iya Mbak, kadang kalo ortu udah pensiun trus bingung mau ngapain juga agak sensitif ya
Mel Allira - November 28, 2016
Salut sama suami Mbak. Semangatnya bisa dicontoh para kaum adam di negeri ini. Hehe
adedelina - November 28, 2016
Aamiin Mbak π
Liza Fathia - November 28, 2016
Pak tukang, semoga rezekimu dilipatgandakan oleh Allah. π
adedelina - November 28, 2016
Aamiin ya Rabbal alamin π
Pakde Cholik - November 28, 2016
Seperti yang sering disampaikan oleh para komandan satuan jika ada anakbuah yang memasuki pensiun:" βJenderal Cholik, pengabdian di lingkungan militer memang sudah selesai. Namun harap diingat bahwa masih ada pengabdian tahap berikutnya yang tak kalah penting yaitu pengabdian di lingkungan masyarakat.β Begitu pesan atasan ketika saya melaporkan diri untuk pensiun.
Kini saya mengabdi kepada masyarakat dengan ngeblog dan menulis buku untuk berbagi ilmu dan pengalaman yang bermanfaat.
Salam hangat dari Jombang
adedelina - November 28, 2016
Kereeeen. Salut sama Pakde masih produktif π Menulis juga jadi amal jariyah ya Pakde π
Keluarga Biru - November 28, 2016
Aku juga berpikir begitu, Mbak. Apalagi sebagai lelaki, hidup santai malah rasanya kurang nyaman.
adedelina - November 28, 2016
Iya Mas, sayang ya kalo raga masih sehat dipake diem aja π
Aya - November 28, 2016
Wah, bangga dengan pemikiran suami mba. Suami saya pun memilih untuk berkarya secara Independent insyaAllah selalu dilimpahkan rizki untuk imam imam kita ya mba π
adedelina - November 28, 2016
Aamiin ya Rabbal alamin Mbak π
kania - November 28, 2016
kalo kata aa Gym, biar lelah di dunia, istirahat nya nanti di surga aja π
adedelina - November 28, 2016
Iya Mbak, bener banget π
Anonymous - November 28, 2016
biasanya kalau orang sudah terbiasa bekerja, pas masa pensiun malah bingung mau ngapain dan ujung-ujungnya nyari kegiatan baru
adedelina - November 28, 2016
Iya Mbak, umumnya begitu ya π
Nurin Ainistikmalia - November 28, 2016
iya benar sekali, kita memang hanya ingin bisa mengatur waktu. Dan untuk itu semua, ada harga yang harus dibayar, sepakat dengan ini Mbaaak. π
adedelina - November 28, 2016
Terima kasih Mbak π
Eri Udiyawati - November 28, 2016
Semoga tetap sehat, dimudahkan mencari rezeki untuk menafkahi keluarga. Sangat luar biasa pemikiran suami Mbak π
adedelina - November 28, 2016
Aamiin ya Rabbal alamin. Terima kasih Mbak π
Hanifa - November 28, 2016
Ini persis banget sama kedua orang tua saya. Bapak dan Ibu sudah masuk usia pensiun. Tapi menurut mereka, selagi mereka masih sehat dan masih bisa melakukan aktifitas normal, mereka tidak mau "pensiun" dalam bekerja. Bapak Alhamdulillah kondisi fisiknya masih kuat untuk tetap menjadi tour guide yang jam terbangnya lumayan padat dan ibu saya bisnis snack kecil-kecilan :')
InsyaAllah saya juga ingin mengikuti jejak mereka berdua π
adedelina - November 28, 2016
Wah keren. Aamiin. Semoga dimudahkan ya Mbak π
Irawati Hamid - November 28, 2016
keren ih pemikiran suaminya Mba Ade *jempol*
semoga suami Mba Ade selalu diberi kesehatan agar selalu kuat bekerja, aminn..
adedelina - November 28, 2016
Aamiin. Makasih Mbak π
HM Zwan - November 28, 2016
Biasanya kalo pensiun,endingnya duduk2 manis manja hehe tapi banyak juga yang menyibukkan diri….^^
adedelina - November 30, 2016
Iya Mbak π