-x-
Juli 2011 saya bekerja di salah satu perusahaan swasta. Di sanalah saya bertemu dengannya. Sedari awal masuk, rupanya dia sudah memperhatikan saya. Sayapun sama. Kami mulai berhubungan lewat sms dan telepon sampai akhirnya jadian. Teman kantor tidak ada yang tahu hubungan kami. Backstreet, sebab malu dengan teman kantor. Apalagi saya masih tergolong karyawan baru. Tapi lama kelamaan, ketahuan juga. Hubungan kami sama seperti pacaran pada umumnya. Beberapa kali terjadi perselisihan. Hingga semakin kesini, ada ganjalan dalam hati saya. Yang membuat saya akhirnya berkata “Lebih baik kita putus”.
credit |
Awalnya, memang saya niatkan untuk putus. Tapi belum benar-benar menghilangkan seluruh perasaan. Saya masih menyimpan harapan pada yang terakhir ini. Saya bilang padanya, “Kita tak usah pacaran. Tak perlu takut, toh kalau jodoh tidak kemana kok.” Dan diapun bilang bahwa sebaiknya kita menabung saja. Saya pikir, dia benar-benar menjaga dirinya setelah putus, tapi apa mau dikata. Sebulan berselang, dia malah punya pacar baru. Pupus sudah harapan. Sakit hati saya. Rupanya saya telah salah menaruh harapan. Berharap bahwa apa yang saya pikirkan sejalan dengannya. Tapi ternyata tidak begitu dengan dia.
-x-
^__^ waah amazing niih si single acute hehe, ternyata perjalanan dan perjuanganmu cukup complicated ya Ade, tapi beruntung banget Ade ini, semoga bisa tetep istiqamah yaa dan bisa dapat jodoh terbaik dari-Nya
klo yg ada caci/hina/cemooh/rewel maah cueek aja 😀 toh semua itu pilihan, kan? semua kembalikan lg pada diri sendiri, betul itu, tanyakan pada hati nurani sendiri
Begitulah kak 🙂
Allah emang Maha Baik 🙂
Aamiin. Aamiin. Semoga tetep istiqomah.
Yap. Semuanya pilihan dan kembali lagi pada diri sendiri ^^
kl saya suka pacar yg oranye mbak. eh ini pacar inai lho.hehe
bagus mbak. adanya kesaksian dr yg pernah pacaran itu lebih kuat drpd dr yg belum pernah. lebih bisa membuktikan sia2nya pacaran kpd para pelaku dg bahasa yg mereka pahami. tp bukan berarti harus melakukan dulu br bs dakwah lho ya.
Iya bahkan jangan sampai mengulang kesalahan yang sama yang sudh dilakukan oleh org lain 🙂
menurut saya pacaran itu penting gak penting, dan bersifat ke pilihan personal. kalau kita tidak memilih pacaran, jangan memandang negatif mereka yang pacaran, karena jika ini terjadi, mereka yang memilih pacaran akan mencemooh mereka yang tidak pacaran dengan sebutan homo 🙂 jadi ya.. netral aja 😀
Dalam Islam sendiri sebenarnya tidak ada pacaran. Karena pacaran seringkali memuat hal-hal yang justru dilarang oleh agama. Jika ingin melangkah ke jenjang pernikahan sudah disediakan cara yang halal dan lebih baik. Yaitu ta'aruf. Perkenalan yang ditemani oleh orang tua/wali/guru si masing-masing calon. Jadi tidak ada khalwat (berdua-duaan) di dalamnya 🙂
menarik ceritanya mba, semoga dari proses yang panjang dan mutuskan untuk ga pacaran tetap terus ya mba..semoga istiqomah dalam keinginan baiknya..
Trimakasih 🙂
Insya Allah, Aamiin 🙂