Mudik saat akan lebaran adalah salah satu ritual rutin yang selalu keluarga saya lakukan. Bisa dihitung jari keluarga tidak mudik dan berlebaran di Bekasi. Sampai Idul Fitri kemarin pun, juga untuk pertama kalinya saya mudik bersama suami dan anak. Ya, untung saja saya dan suami memang memiliki kampung halaman yang sama hehe. Bedanya, kali ini saya merasakan berangkat mudik dari Surabaya.
pic from https://pixabay.com/en/road-speed-secondary-road-259815/ edit by me |
Kalau tadi saya bilang juga bersama anak, maka itu artinya saya sudah membawa Emir yang baru berjalan 2,5 bulan pergi jauh. Well, perjalanan yang sungguh mengesankan! Karena jarak antara Surabaya – Kuningan, Jawa Barat menggunakan mobil memakan waktu kurang lebih 16 jam.
Kami berangkat tanggal 1 Juli 2016. Lagi-lagi kami sungguh beruntung. Bisa dibilang jika orang-orang menuju arah berangkat, kami menuju arah pulang. Jadi Alhamdulillah tidak mengalami macet yang berarti. Makanya, saya agak merasa horor saat melihat antrian panjang mudik kemarin. Barangkali kejadian banyak yang meninggal saat mudik kemarin adalah kendaraan-kendaraan yang sudah mengantri sejak tanggal 1 Juli itu. Masya Allah, demi berkumpul bersama keluarga, banyak orang rela berpeluh kesah di jalanan :’)
Kembali lagi. Pengalaman membawa Emir pergi jauh untuk pertama kalinya tidak bisa dibilang mudah. Sebenarnya sudah sejak awal saya agak takut, bagaimana jika nanti Emir rewel saat di jalan. Dan ketakutan saya akhirnya menjadi nyata.
Buka Puasa di Lamongan
Pukul 13.30 kami mengawali perjalanan ke Lamongan terlebih dahulu. Karena memang lewat Lamongan, jadi kami mampir di rumah mertua sekalian berbuka puasa di sana. Sepanjang perjalanan ke Lamongan, Emir tidak begitu rewel. Malah tidur sepanjang jalan sampai di Lamongan pukul 17.00.
Pukul 18.00 usai berbuka puasa dan menambah oleh-oleh untuk sanak saudara di Kuningan, kami kembali melanjutkan perjalanan ke Kuningan. Saat kembali naik mobil, saya terkejut mendapati bagian belakang sudah dipenuhi banyak barang. Alhasil bayangan bahwa salah satu dari kami bisa leyeh-leyeh di belakang, pupus sudah karena penuh sesak dengan barang -_- Ah ya, di bagian depan ada supir dan ayah saya, bagian tengah saya, suami, Emir juga ibu saya. Dan bagian belakang barang-barang.
Emir Mulai Rewel
Awalnya perjalanan terasa mulus, begitu menginjak pertengahan, Emir mulai rewel. Saya susui, dia tidur sebentar. Tidak berapa lama, dia rewel lagi. Disusui lagi tidak mau, saya alihkan ke ibu saya, tetap saja rewel. Dialihkan lagi ke suami, masih rewel. Sepanjang jalan begitu terus. Padahal popoknya sudah berapa kali diganti. Hingga kami bertiga merasa serba salah. Belum lagi mobil terasa sempit karena area kami hanya di tengah.
Sahur yang Berjalan Lancar
Kami sampai di Brebes pukul 03.00 dan berhenti di salah satu area masjid agung untuk melaksanakan sahur. Masjidnya bagus, tapi sayang, tidak sempat difoto. Ya karena memang sudah tidak terpikir untuk foto-foto -_- Untunglah kami sudah membawa bekal dan Emir tidur pulas. Jadi sahur berjalan lancar.
Finally, Sampai di Kuningan
Mulai macet saat kami memasuki Tol Pejagan. Antrian cukup padat hingga memakan waktu 2 jam. Di sini Emir mulai rewel kembali. Kejadian seperti sebelumnya pun terjadi lagi. Emir dioper sana, dioper sini.
Pukul 05.30 kami sampai di Cirebon dan melaksanakan sholat subuh di salah satu masjid. Barulah benar-benar sampai Kuningan pukul 06.30. Alhamdulillah finally, kami sampai juga dengan selamat u_u
So Amazing!
Sebenarnya, sepanjang jalan Emir sempat beberapa kali tidur, tapi tidak begitu lama. Kalau rewel pun selalu saya susui lebih dulu. Jadi saat Emir tidur, kami semua ikut tidur. Saat dia bangun, kami bergantian menjaga. Alhasil kami yang tidak terbiasa mabuk perjalanan, menjadi mual. Barangkali karena banyak gerak.
Well, ini adalah pertama kalinya saya begitu repot saat mudik. Biasanya, santai saja karena dulu masih sendiri. Meskipun begitu, rewelnya Emir menjadi pengalaman yang mengesankan bagi saya. Bukan saja karena mudik sudah bersama suami dan anak, melainkan sensasi bahwa ternyata saya juga merasakan apa yang ibu saya dulu rasakan. Ya, repotnya ibu saat membawa saya yang masih bayi untuk mudik u_u
Diary Hijaber’s Event
Psstt, saya mau memberi info salah satu portal media khusus hijaber yakni DiaryHijaber, akan mengadakan event. Yaitu Hari Hijaber Nasional, dengan detail sebagai berikut:
Nama Acara: Hari Hijaber Nasional,
Tanggal: 07 Agustus 2016 – 08 Agustus 2016
Tempat: Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat
waktu kemarin itu saya mudik dari purworejo menuju jakarta. harusnya tidak macet ya… tapi tetep saja saya terjebak macet di brebes 🙁
Iya mbak, Brebes wkt itu mmg lumayan padat ya 🙂
iya, dari arah Jakarta maupun dari arah Jateng bener2 macet… kasian lihat para pemudik yg naik motor bawa banyak barang bahkan ada yg bawa balita juga. beberapa kali saya lihat para pemotor itu terjatuh…