Miris. Itu kesan pertama saat melihatnya berpose dengan pria baru lagi. Yang berbeda dari sebelumnya. Baru saja beberapa waktu yang lalu, teman wanita saya ini memperbarui statusnya yang berkata bahwa ia sendiri lagi. Karena memang, setahu saya belum lama ia putus dengan pacar sebelumnya.
Lalu dimanakah permasalahannya?
Saya tidak akan bosan mengingatkan tentang satu ini. Bahwa hubungan atas nama cinta sebelum menikah atau dengan kata lain pacaran, sama sekali tidak dibenarkan. Bukan saja karena dalam Islam, di Al-Qur’an telah diatur hubungan antara lelaki dan wanita. Namun pada kenyataannya, apa yang telah Allah tetapkan segala sesuatunya, sungguh amat menyelamatkan hidup manusia. Karena saya pernah mengalaminya. Pengalaman yang membuat saya jatuh terpuruk saat itu, hingga nyaris putus asa dan menganggap bahwa saya tidak akan mendapatkan seorang pria yang baik untuk menjadi suami saya kelak.
Percayalah sayang, cinta tidak serendah itu. Hari ini kau berkata cinta pada satu pria. Esoknya putus. Lalu berganti pria lagi, dan berkata cinta padanya lagi. Esok putus, ganti, berkata cinta lagi. Apakah akan begitu seterusnya? Lalu dimana letak tanggung jawabnya? Apakah cinta bisa dilaksanakan tanpa komitmen? Komitmen yang membuat seorang manusia takut untuk berkata pisah. Karena ada tanggung jawab, ah atau sebut saja karena ada amanah Tuhan yang harus kau jaga. Amanah yang sangat berat hingga membuat dua pasang manusia saling menjaga satu sama lain hingga akhir hayat.
Cinta tidak serendah itu. Hari ini senang, bila esok dikecewakan, kita dengan mudahnya berkata “putus”. Tidak. Cinta tidak serendah itu. Yang dengan senang hati berulang kali kau ucapkan pada pria-pria yang berbeda. Yang diibaratkan dengan mudahnya cari mobil baru bila kita sudah bosan. Tidak sayang.
Kita adalah wanita. Rekam jejak masa lalu kita selalu menjadi sorotan. Kecuali ada pria yang dengan lapang hati menerima segala kondisi. Memperbanyak lelaki yang dicinta sebelum menikah hanyalah membuat kita menjadi wanita yang terlihat rendah.
Berbeda jika kita belajar bersabar. Belajar menjadi wanita yang layak dipilih untuk dicintai selamanya oleh pria yang dengan sepenuh hati berkomitmen. Setia, bertanggung jawab dan tidak mudah meninggalkan kita begitu saja. Maka kita juga akan berlaku sebaliknya. Karena dalam komitmen itu, terkandung nilai ibadah, nilai yang lagi-lagi membuat sepasang manusia tidak akan mudah berkata pisah.
Jika memang kita belum siap berkomitmen, simpan saja cinta itu rapat-rapat. Di hati yang terdalam hingga saatnya tiba. Karena cinta tidak rendah. Cinta itu suci. Cinta tak pernah salah, yang salah adalah manusia yang seringkali meremehkan dengan mudahnya berkata cinta pada siapa saja.
Ya, karena cinta tidak serendah itu.
Subhanallah sangat menyentuh mbak ulasannya. Memang dewasa ini banyak orang yg mengatasnamakan cinta untuk memuaskan nafsunya tapi belum mampu untuk berkomitmen. Apalagi remaja tuh, udah banyak yg terjangkit penyakit seperti demikian. Semoga Allah cepat menyadarkan mereka. aamiin. :')
Aamiin 🙂
ya betul banget, kalau kita belum siap komitmen, mending simpan saja rasa cinta itu..
🙂