Saya makin paham kenapa orang-orang dewasa yang dulu saya pikirkan, bisa semakin bijak. Karena ternyata saya mengalami sendiri. Ujian, kegagalan, penyesalan, pembelajaran, rasanya semua sudah dialami. Jadi wajar kalau lebih baik jalani hidup apa adanya saja. Tanpa syarat ketentuan apapun.
Saya lebih tenang jalani hidup apa adanya
Makanya saya nggak pernah kepikiran untuk berbohong dengan identitas walaupun di media sosial. Iya sih, media sosial itu maya. Nggak kelihatan. Tapi menipu pun untuk apa? Nggak segitunya saya sampai kepikiran untuk mengeruk materi. Selama bisa jadi orang yang dipercaya, kenapa tidak? Saya justru lebih senang kalau bisa jadi orang yang amanah, tanpa tipu-tipu.
Saya tahu rasanya dibohongi karena media sosial. Dengan segala kalimat dan identitas yang dibuat WAH, sampai akhirnya kebenaran itu terungkap, ternyata sama saja sakitnya. Walau orangnya tak pernah kelihatan. Itu sebabnya, saya belajar sekali dari situ. Bahwa di mana pun kita, penting sekali untuk bersikap jujur. Bahkan itu di dunia yang tidak nyata sekali pun.
Saya tidak mau membeli followers hanya demi keuntungan materi. Saya tidak mau berbohong dengan identitas diri saya. Biarlah teman-teman dunia maya tahu dengan saya yang apa adanya. Hingga suatu saat mereka bertemu saya di dunia nyata, saya memang begini adanya. Nyata dan sesuai dengan apa yang ditampilkan dalam media sosial.
Kita tidak perlu ribet untuk media sosial
Saya hanya selalu berprinsip, bahwa memang tidak perlu semua orang di media sosial tahu masalah dan kesusahan kita. Tapi kita tak perlu menipu untuk membuat hidup kita seakan sempurna. Karenanya, beberapa kali saya bilang di status atau caption saya, “Bahwa kita semua punya ujian. Hanya saja, kita tak perlu menampakkannya. Dan kita tidak perlu menilai seseorang lewat media sosial.”
Iya, di media sosial kita masih boleh kok hanya menampilkan kebahagiaan. Masih boleh untuk selalu posting foto tersenyum. Tapi itu tetap apa adanya diri kita. Bukan yang sengaja diedit. Atau dibuat-buat demi mencari perhatian.
Tak perlu juga kita merogoh kocek yang dalam untuk membeli followers agar terlihat banyak. Agar kita bisa mendapatkan materi yang berlimpah. Untuk apa? Berkah tidak, hidup pun jadi tak tenang. Apapun yang tidak jujur, pasti hati yang akan berbicara.
Tidak perlu juga kita terlalu khawatir di media sosial. Like sedikit, tidak ada yang komentar, bahkan tidak ada yang membaca status kita. Selama apa yang kita posting memang yang kita senangi, biarkan saja mengalir. Selama itu memang tidak merugikan orang lain. Sebab prioritas dan kesibukan orang pada dasarnya memang berbeda. Mungkin saja status kita keselip. Mungkin saja kita pasang status sudah tengah malam. Jadi belajar santuy sajalah.
Apalagi memikirkan masalah orang lain hanya berdasarkan media sosial. Menerka-nerka apa yang orang alami. Mengorek-ngorek masalah orang lain agar rasa penasaran terpenuhi. Kalau kita tidak benar-benar turun tangan membantu, lebih baik fokus saja pada masalah kita sendiri.
Sungguh ya, hidup di media sosial itu sebenarnya sangat sederhana. Media sosial ada untuk menjadi perantara koneksi kita dengan keluarga, saudara, teman-teman dan mungkin orang-orang yang punya minat sama. Lantas untuk apa dibuat sulit?
Hal-hal yang baik akan datang dengan sendirinya
Lakukan saja apa yang memang kita senangi. Selama itu positif, tanpa kita cari-cari pun, hal-hal yang baik dan keberkahan itu akan datang dengan sendirinya. Banyak orang yang mendukung kita. Banyak yang menghargai kita. Banyak yang melihat usaha kita.
Makanya, saya sangat mengapresiasi sekali dengan value yang disampaikan IM3 Ooredoo. Dari banyaknya kasus pencitraan palsu di media sosial, kita justru diingatkan untuk berani menjalani hidup apa adanya. Tak perlu berpikir terlalu jauh. Kita cukup fokus berkarya. Menunjukkan jati diri kita apa adanya tanpa tipu-tipu. Mengekspresikan diri tanpa kepura-puraan.
Hidup jujur itu menenangkan
So, kembali lagi, hidup jujur itu menenangkan. Kita tidak perlu bersusah-susah diri mencari perhatian. Kita cukup menjadi diri sendiri apa adanya. Pun itu di media sosial. Kita tentu berharap pertemuan dan pertemanan tidak hanya ada di media sosial. Karena sejatinya kita memang makhluk nyata. Maka sudah niscaya jika kita juga berharap pertemanan dan persaudaraan itu juga terjalin di dunia nyata.
Kelak kita bertemu mereka yang ada di dunia maya secara langsung, kita tidak lagi khawatir, karena kita memang apa adanya diri kita di media sosial maupun di dunia nyata 🙂
Emang sih jadi apa adanya dan jujur itu menenangkan
Betul Mas 🙂
Mosly setuju banget. Kalo kita jalani apa adanya, lebih enak dan ga ada beban. Sekali aja pencitraan, pasti akan membebani kita. Hal baik juga akan datang dengan sendirinya, aku ini setuju banget banget banget.
Fokus sama karya aja ya mba. Laff!!
Betul Mbak. Niat pencitraan, malah memberatkan hidup kita 😀
Di media sosial lebih seneng menunjukan skill atau potensi diri tanpa pura-pura dan jujur❤
Wah bagus itu Mbak. Lanjutkan 😀
Jujur adalh koenci.
Yak di media sosial kalau kita enjoy, kejujuran itu bisa terbangun dengan sendirinya, dan untuk menanamkan keenjoyan itu, jadilah diri sendiri ya mba
Iya Mas. Lebih menenangkan 🙂
Menjalani hidup dengan apa adanya … santai, gak banyak pikiran, tapi tetap dengan strategi yang matang agar hidup makin lurus dan gak belak-belok ^_^
Iya apalagi di medsos. Santai ajalah ya 😀
Setuju banget mba, hidup apa adanya itu bikin hidup kita lebih tenang karena tidak cape dengan kepura-puraan.
Kalo tidak jujur pasti hati ga tenang 😀
betul mba jaalni hidup apa adanya itu memang menyenangkan ya! membuat kita makin happy menjalani hidup ini
Karena fitrah manusia sebetulnya baik 🙂
Ya juga sih, ga perlu segitunya juga pencitraan di medsos. Kalau saya mau posting apa pun sekarang, selalu menanyakan ini ke diri sendiri, “Apa faedahnya buat orang lain?”
Pikir saya simpel aja sih, kalau nggak ada faedahnya, nggak adds value buat yang baca, ngapain diposting.
Nah kalo sudah punya value malah lebih bagus lagi 🙂
Aku juga udah 10 tahun pake IM3 haha. Awet nomernya jadi kalo dicari teman lama masi bisa ditemukan haha. Biar ngga cuma di media sosial aja temenannya, tetep bisa WA.
Iya kayak udah melekat ya nomornya 😀 Saya pun ga mau ganti2 sampe sekarang 😀
Benerrrrrr, nggak perlu kawatir kalau ketemu orang. Soalnya ya yang diperlihatkan di dunia maya sama juga sama yang di dunia nyata ya Mbak…. Nice sharing Mbak Ade!
Terima kasih Mbak 🙂
Karena kejujuran akan membawa ke ketenangan batin ya, jadi apa adanya gitu ya 🙂
Emang betul tul tul . . . yang penting cukup dan bisa selalu bersyukur ^_^