Sampai saat ini, lihat gambar di atas itu masih sedih aja :’) Memaafkan orang lain itu memang nggak mudah. Tapi ternyata memaafkan diri sendiri seringkali lebih sulit. Padahal memaafkan diri sendiri itulah yang paling penting agar kehidupan kita bisa berjalan dengan tenang :’)
Betul apa kata Mbak Nadhira. Sejatinya apapun yang terjadi dalam hidup ini, baik yang kita lakukan itu baik atau buruk, itu semuanya sudah tercatat. Bagi Allah, itulah yang terbaik. Maka sebetulnya buat apa menyesali diri terus-terusan :’)
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim [14]: 7)
Ya, Allah sudah berkata dalam firman-Nya. Bahwa siapapun yang bersyukur, akan ditambah nikmatnya. Maka mensyukuri segala yang terjadi merupakan sebuah keniscayaan yang tak boleh ditinggalkan.
Menyesal, tidak akan mengubah apapun
Sekali lagi, betul tidak ada gunanya kita menyesali diri terus-terusan. Menyesali segala yang sudah terjadi. Karena itu tidak akan mengubah apapun yang sudah lewat. Kita hidup di masa sekarang. Yang kita bisa hanyalah membuat harapan baru untuk masa yang akan datang.
Maka sebuah PR besar bagi saya untuk lebih mencintai diri sendiri dengan memaafkan diri lebih dulu. Saya tidak perlu berusaha melupakan kesalahan-kesalahan di masa lalu. Tapi saya bisa memulainya dengan memaafkan diri dengan segala khilafnya.
Sebuah kontemplasi diri
Sekarang, saya mencoba mempraktekkan kalimat-kalimat Mbak Dhira di atas. Setiap sebelum tidur, saya akan berkata pada diri sendiri.
“De, aku minta maaf sama kamu. Apapun yang kamu lakukan hari ini, itu sudah jadi ketentuan Allah. Kita bisa berubah kok De. Maaf ya, kalau aku selalu nyalahin kamu. Padahal kamu setia, De.
De, kita bisa berubah pelan-pelan. Kita terima semua kejadian hari ini. Besok, insya Allah hari kita bisa lebih cerah.”
Walaupun saya jadi sedih setelah baca kalimat di atas, tapi setidaknya hati saya jadi lebih tenang.
Memaafkan itu mudah
Bahwa memaafkan itu mudah kok. Perjalanannya memang tidak instan. Tapi ketika kita mau berpikir lebih dalam, sesungguhnya tidak memaafkan justru membuat kita terbelenggu sendiri. Kita mengikat diri sendiri dengan ikatan yang kuat yang membuat kita sesak sendiri.
– Chicken Soup for the Soul: Kekuatan Memaafkan; Saya Butuh Buku Ini! –
Ya, memaafkan itu sebetulnya mudah. Tidak memaafkan justru membuat hidup kita menjadi lebih berat. Maka cara saya mencintai diri sendiri, harus dimulai dengan memaafkan diri sendiri lebih dulu.
Dengan begitu, ke depannya jalan saya bisa lebih mudah. Saya pun akan lebih mudah memaafkan orang lain. Insya Allah. Aamiin 😊