Kemarin ada yang tanya di Instagram, “Masih suka ngeblog nggak?” Saya dengan mantap jawab, “YA”. Yes, I love blogging! Ngeblog rasanya sudah passionate banget buat saya. Berhari-hari nggak ngeblog aja bisa bikin saya galau kayak di postingan Kembali Menjadi Diri yang Nyata. Makanya, kalau nggak ada halangan, saya berusaha banget buat bisa produktif menulis.
Mungkin saya sudah berkali-kali cerita bahwa salah satu tujuan saya ngeblog adalah untuk meninggalkan jejak ketika kelak saya sudah tidak ada. Saya memang berharap sampai kapanpun blog-blog saya tidak pernah hilang :’) Aamiin.
Celoteh Bunda, catatan tentang anak-anak dan keluarga
Maka begitu juga harapan saya pada blog Celoteh Bunda. Blog ini saya buat tujuannya supaya saya punya catatan tentang anak-anak saya. Bagaimana perkembangan mereka dari hari ke hari. Apa saja yang bisa saya ceritakan tentang hal-hal unik dari mereka. Bagaimana kehidupan saya sebagai seorang istri dan ibu. Sampai ke kehidupan rumah tangga yang sekiranya bisa bermanfaat bagi orang lain.
Ketika kelak anak-anak saya dewasa, saya berharap mereka bisa membaca ulang catatan Bundanya di diary online ini. Kelak mereka akan tertawa bahwa mereka lahirnya begini. Saat kecilnya mereka seperti apa. Dan segala serba-serbinya yang bahkan bisa jadi memancing keharuan :’)
Hiks kok saya jadi melow gini ya
Tulisan yang mencerahkan jadi kepuasan terbesar
Harapan saya memang nggak muluk-muluk dari ngeblog. Materi mungkin hanya tambahan. Tapi ketika tulisan saya bisa mencerahkan orang lain, itu jadi kepuasan yang utama dan terbesar bagi saya pribadi.
Beberapa kali saya dapat curhatan dari pembaca blog Celoteh Bunda tentang ibu yang hamil lagi saat anaknya masih bayi. Dan komentar mereka yang membuat saya terharu. Katanya, setelah membaca blog saya mereka sedikit lebih tenang padahal sebelumnya stres. Huhu kuterharu :’)
Jejak bunda yang bisa dikenang
Demikianlah harapan saya pada anak-anak. Kelak di masa depan, saat mereka sudah dewasa, mereka bisa bangga pada bundanya. Bahwa ada jejak yang bundanya tinggalkan. Catatan-catatan tentang kehidupan mereka yang ternyata bukan tercipta hanya untuk mereka. Tapi juga untuk orang banyak. Yang bermanfaat bagi mereka.
Dan semoga saja, sampai saat itu tiba, saya sebagai ibu masih bisa bersama anak-anak. Bahkan juga dengan anak-anak mereka. Kita bisa saling tertawa membicarakan tulisan-tulisan lama itu. Dan mengenang, bagaimana proses menulisnya :’)
Ah, saya jadi sedih hehe.