Tak terasa airmataku mengalir, dadaku sebak kerana rasa terharu yang teramat sangat.
Tangisanku mulai gugur dalam isak tangisanku, semua kebaikan Raihana yang selama ini mulai terbayang di benak fikiranku.
Wajahnya yang teduh bagaikan baby face, pengorbanan serta pengabdiannya yang tiada putusnya, dengan suaranya yang lembut, tangisannya yang mengalirkan perasaan haru dan cinta.
Benar cinta itu datang dalam keharuan yang aku rasakan.
Di saat keharuan yang aku rasai, ada hawa sejuk yang turun dari langit dan menusuk masuk dalam jiwaku.
Pada ketika itu, pesona terhadap kecantikan Cleopatra mulai pudar…
Segera ku kejar waktu untuk membuktikan cintaku pada Raihana.
Membuktikan rinduku yang tiba-tiba memenuhi set iap rongga dada ini.
Air mataku berderai-derai ku pecut laju kenderaan ku dengan diringi deraian air mata yang tiada hentinya membasahi setiap perjalanan ku pada saat itu aku tak peduli lagi, aku ingin segera sampai dan meluahkan semua rasa cinta ini padanya yang berhati mulia.
Begitu sampai di halaman rumah mertua, tangisan ku sudah tidak dapat ditahan lagi.
Ku tahan jua sambil menarik nafas panjang dan mengusap air mata yang gugur.Melihat kedatangan ku ibu mertua serta merta memelukku dan menangis terisak-isak.Aku jadi heran dan ikut sama menangis.
“Mana Raihana bu?”
Ibu mertua hanya menangis dan terus menangis. Aku terus bertanya apa sebenarnya yang terjadi.
“Isterimu, Raihana dan anakmu yang dalam kandungannya!”
“Ada apa dengan dia!”
Ini adalah novel kedua dari Kang Abik yang saya baca setelah Ayat-ayat Cinta. Sekaligus menjadi novel kedua yang juga membuat saya terharu. Tulisannya memang khas dan selalu menyentuh.
Didalamnya terdapat dua kisah yang berbeda. Yang pertama Pudarnya Pesona Cleopatra. Menceritakan tentang pemuda yang memuji kecantikan duniawi, sehingga menolak untuk dijodohkan oleh ibunya. Meski pada akhirnya ia menerima juga perjodohan itu. Cinta tak lantas muncul sekalipun mereka sudah menikah, butuh waktu baginya untuk menumbuhkan benih-benih cinta yang tak jua muncul. Raihana, wanita itu, bukan tak sadar. Namun ia lebih memilih diam dan melayani suaminya dengan baik. Sayang, setelah pemuda itu menyadari betapa Raihana sudah ter-amat baik padanya, ia sudah dipanggil oleh Maha Pencipta.
Bisa saja kecantikan mengalahkan segalanya. Layaknya cerita di atas. Lelaki yang tertutup mata hatinya padahal ia sudah dianugerahi istri yang luar biasa hebatnya. Wanita yang tegar, yang tetap melayani suaminya meski suami tak mencintainya, yang tetap peduli bahkan meminta tak ingin diceraikan.
Kisah yang kedua, Setitik Embun Niyala. Niyala, seorang gadis yang jua dijodohkan oleh ayahnya, awalnya saya kira ceritanya sama, hanya saja diambil dari sudut pandang wanita hehe. Tapi ternyata berbeda. Ia dijodohkan oleh lelaki yang punya piutang dengan ayahnya. Lelaki yang hanya akan menganggap lunas utang sang ayah, jika sang ayah bersedia menjodohkan dengan gadisnya. Sang ayah pun bersedia, namun sayang, sang ayah tidak mengetahui bahwa lelaki yang hendak dijodohkan oleh anaknya memiliki akhlak yang buruk. Niyala tak lantas setuju, ia berhari-hari mencari cara agar hutang ayahnya lunas dan tak perlu ada perjodohan, sampai pada hari yang dijanjikan, Niyala belum berhasil mendapatkan pengganti utang ayahnya. Beruntung ada Faiq, kakak angkatnya. Yang jua menyelamatkan Niyala dari perjodohan tersebut. Tanpa diduga, cerita justru berakhir dengan Faiq yang akhirnya melamar Niyala. Lamaran itu, disetujui oleh pihak keluarga. Sungguh ending yang indah.