Eh temen-temen pada tahu nggak sih? Kalau hari ini, tanggal 23 Juli kan diperingati Hari Anak Nasional lho. Saya juga baru tahu pas ngikutin giveaway di salah satu blog sih hehe. Dan kalender saya juga mengingatkan hal yang sama rupanya. Ah saya jadi ingat pertanyaan di giveaway yang saya ikuti. Di sana penyelenggara bertanya, permainan anak-anak apa yang berkesan buat kita di masa kecil? Dan jawaban saya adalah bola bekel!
Saya sih sudah pernah cerita ya di postingan mainan 90an yang jadi favorit kalau bola bekel ini memang favorit saya banget. Secara saya paling mahir main ini di antara permainan anak-anak lainnya haha.
‘Cuma’ jadi anak bawang
Dan seperti jawaban saya pada giveaway yang saya ikuti itu, kalau waktu kecil saya sering jadi anak bawang a.k.a anak yang dilindungi atau tidak begitu berarti keberadaannya di permainan. Ya istilah kasarnya, kalau nggak ada saya juga nggak masalah 😀 Misalnya kayak di permainan lompat tali, jaga benteng, petak umpet, atau lempar batu sembunyi. Semua itu tidak ada yang membuat saya mahir. Tapi di bola bekel, oh saya sungguh bisa berbangga diri karena di permainan ini saya bisa menonjolkan keunggulan diri. Saya nggak lagi jadi anak bawang. Tapi bisa berdiri di atas kaki sendiri. Makanya saya paling senang banget kalau teman-teman ngajakkin main permainan ini hehe 🙂
Hmm ngomongin anak bawang jadi sedih kalau diingat. Saya tuh sebetulnya pengen banget bisa bermain banyak permainan dengan ahli kayak yang lain. Yang lincah larinya, pintar bersembunyi, atau lihai gerakannya. Tapi ya entahlah, saya dulu minder banget. Nggak berani tampil anaknya huhu. Meskipun begitu, saya masih bersyukur sih kalau saya masih menikmati semua permainan fisik itu 🙂
Permainan anak-anak zaman dulu tidak tergantikan
Zaman sekarang mungkin sudah jarang lagi kita temui permainan yang benar-benar mengandalkan fisik seperti tahun 90-2000an. Lahan-lahan terbuka pun semakin sempit karena penduduk yang semakin padat. Dari segi ilmu pengetahuan dan teknologi pun ya memang sudah beda zamannya. Sekarang teknologi lebih menguasai.
Tapi bagi saya pribadi, permainan anak-anak zaman dulu memang tidak bisa tergantikan. Dan mungkin bisa dibilang tidak lekang waktu banget. Karena permainan zaman dulu:
- Mempererat pertemanan karena dimainkan bersama-sama. Walaupun sedikit ada drama rebutan atau kecurangan misalnya 😛
- Melatih motorik kasar karena permainan lebih banyak menggunakan fisik.
- Melatih otak untuk berpikir. Misalnya dalam rangka membuat strategi agar tidak kalah dalam permainan.
- Melatih sensori dengan menyentuh hal-hal yang ada di sekitar. Misalnya bermain pasir atau daun-daunan.
- Karena banyak menggunakan fisik, anak menjadi aktif dan lebih pintar.
Tentu saja permainan-permainan yang seperti ini nggak boleh ditinggal. Meskipun teknologi lebih maju, tapi bermain dengan bertatap muka bersama teman-teman tentunya tetap harus dilestarikan. Karena ini juga melatih anak untuk bersosialisasi baik dengan banyak orang.
Bijak menyediakan permainan untuk anak-anak
Makanya, saya pun di rumah berusaha untuk meminimalisir sekali penggunaan gadget buat anak-anak. Sebisa mungkin saya ngasih mereka permainan yang melibatkan fisik dan kebersamaan. Dengan begitu mereka menjadi lebih aktif.
Saya bukan tidak mengenalkan gadget pada mereka. Toh sesekali saya kasih mereka nonton video anak-anak. Tapi yang saya usahakan adalah penggunaan gadget ini tidak setiap waktu. Lagi pula anak-anak saya juga masih terlalu kecil. Makanya saya nggak kasih mereka benar-benar pegang handphone sendiri. Tapi saya dan suami selalu mengawasi mereka dan memegang handphone nya atau menaruh di tempat tinggi kalau mereka mau nonton video.
Well, intinya membiarkan anak-anak puas bermain adalah suatu keniscayaan. Membuat mereka bereksplorasi dengan sekitarnya, agar tumbuh kembang mereka bisa lebih optimal. Dan yang pasti lebih bijak untuk menyediakan permainan untuk anak-anak kita.
Nah BTW, permainan anak-anak favorit kalian apa nih? 😀