Jika ditanya karya apa yang bisa saya hasilkan barangkali jawabannya adalah menulis. Saya tidak mahir untuk membuat kerajinan tangan atau masakan yang masih ala kadarnya, atau karya-karya yang mungkin menakjubkan lainnya. Jadi bisa dikatakan karya yang paling ‘terlihat hasilnya’ memang menulis.
Dulu saya berpikir, menulis hanyalah sebagai bentuk kegemaran saja dan tak lebih. Setiap kali menulis, saya selalu lega karena segala perasaan bisa tertuang tanpa khawatir salah bicara pada orang atau tidak. Ya, dulu saya menulis hanya untuk diri sendiri. Saya selalu malu untuk menunjukkan hasil tulisan saya pada orang lain. Saya juga merasa tidak perlu orang tahu tulisan saya, sebab sebagian besarnya hanyalah berupa isi hati saja.
Namun, semua berubah saat saya mulai mengenal media blog. Ah, lebih tepatnya setelah mengenal dunia blog, lalu tahu berbagai komunitas. Adanya komunitas membuat saya jadi penasaran mengapa orang berani berbagi tulisannya. Yang kadang – jelas-jelas tulisan mereka hanya berupa curhatan. Tapi seiring waktu saya mulai paham. Apa yang disebut curhatan, adalah tidak melulu isi hati tak bermanfaat. Semisal, ada orang yang bercerita tentang kebahagiaannya mengunjungi suatu tempat. Kemudian ia menulis segala hal tentang tempat tersebut. Mulai dari keindahan, sampai cara mengunjungi tempat tersebut. Dari sinilah, si pembaca secara tidak langsung akan mendapat pengetahuan tentang tempat tersebut. Bisa jadi juga banyak pembaca yang membutuhkan info-info tempat tersebut. Ya, dengan kata lain, inilah mengapa tulisan bisa saja bermanfaat untuk orang lain.
KEB menjadi salah satu komunitas tempat saya bernaung |
Maka setelah memasuki berbagai komunitas, saya mulai berani menunjukkan tulisan-tulisan saya. Tentu saja, itupun perlu disaring mana yang pantas dibagikan, dan mana yang tidak perlu. Bahkan saat ini, saya lebih memilih untuk menulis apa yang sekiranya bisa bermanfaat untuk orang lain.
Memang, tak dipungkiri. Era media sosial saat ini terlebih tulisan, masih seringkali menimbulkan perbedaan pemahaman. Yang terkadang juga menimbulkan ragam perdebatan ringan hingga sengit. Tinggal si penulis yang kadang kelabakkan. Maksud hati bukan seperti itu, disalah artikan oleh pembaca. Atas nama kebebasan kini, semua orang dengan mudahnya mengeluarkan argumentasinya.
Sampai sini, barangkali inilah tanggung jawab penulis. Pembaca memang punya hak untuk menginterpretasikan sebuah tulisan, tapi jika si penulis punya maksud baik, barangkali tidak ada salahnya memberi pemahaman yang benar pada pembaca. Hehe ini sebabnya saya tidak mau menanggung sesuatu yang saya rasa tidak mampu memikulnya. Saya memilih untuk menulis yang ringan-ringan saja. Sepanjang ilmu saya untuk membahas suatu hal memang belum mumpuni, saya lebih memilih bermain aman.
Namun kita juga harus paham bahwa segala perbedaan itu tetap berkah. Sudah jelas isi kepala manusia tidak ada yang sama. Jadi, kalaupun satu dua tidak setuju pada tulisan kita rasanya wajar-wajar saja. Saya sendiri lebih memilih menyikapinya dengan menerima segala pendapat mereka. Syukur-syukur mereka mau memberi saran positif kepada saya agar lebih baik lagi.
Pada akhirnya, apakah saya akan tetap menulis? Ya. Sebab bukan hanya perbedaan yang saya lihat. Tapi kembali lagi, apa yang saya tulis bisa saja bermanfaat bagi orang lain. Hingga kini, jujur saja, masih ada yang menghubungi saya terkait tulisan saya. Entah mereka jadi curhat pada saya karena memiliki pengalaman yang sama, atau ucapan terima kasih karena mereka mendapatkan ‘sesuatu’ atau info yang mereka cari selama ini lewat tulisan saya. Dan semua itu seringkali membuat saya terharu tidak menyangka. Juga membuat saya merasa ‘ada’ karena kehadiran mereka sebagai pembaca. Dalam hati, saya bersyukur. Menulis bukan lagi sekedar mengungkap isi hati. Tapi menunjukkan keberadaan saya pada dunia karena saya memiliki pembaca-pembaca tulisan saya.
saya juga masih belajar bagaimana menyaring tulisam yg layak tampil dan ngga
Toss Mak 🙂
Saya juga paling nggak bisa bikin kerajinan tangan atau keterampilan lainnya hehe.
Karya yang saya bisa hasilkan ya sama… lewat tulisan 🙂
Hehe 🙂
Saya dulu jg malu share tulisan yg memang lebih banyak curhatan. Bergabung di komunitas blogger yg membuat saya lebih berani "menampakkan diri".
Alhamdulillah ya Mak 🙂
menulis biar abadi ya mak. sama aku juga ga pinter apa-apa, kerajinan tangan ga bisa, masak baru belajar, desain ngga pandai, hahahah toss dulu lah
Betul Mak, menulis bikin kita abadi 🙂 Toss :))
sepakat dengan kak admin,dengan menulis kita bisa keliling dunia bahkan mengelilingi dunia setiap waktu…dan dengan menulis kak admin jadi tambah keren juga kan
Hehe iya Pak 😀
Rasanya emg bahagiaaaaa bgt ya mak, kalo tulisan yg kita post di blog jg bermanfaat buat orang lain. Sukses ngontesnya mak 😉
Betul Mak. Terima kasih 🙂
Menulis dan membaca itu ibarat sarapan. Apalagi untuk saya. ^^ Saya ada juga karena tulisan.
Setuju ^^
Keep blogging keep sharing:-)
Siap Mak 🙂