Kali ini saya mau sharing hasil seminar parenting saya kemarin bersama komunitas @MJWJ_Jakarta dengan pembicara @mrezaadrianto dan @ninahers serta @BriliAgung
Sistem Mendidik
– Memberi tahu. Awal mula orang tua memberi tahu dulu kepada anak tindakan yang baik.
– Membiasakan. Orang tua mulai membiasakan.
– Memberi teladan. Orang tua memberi contoh apa yang dikatakan, jadi tidak hanya memberi tahu tanpa ikut melaksanakan. Misalnya saja orang tua menyuruh anaknya sholat, tapi orang tuanya masih nonton TV. Nah keblinger deh tuh namanya. Baiknya orang tua sholat juga.
Tujuan Mendidik
– Tidak membuat anak pintar. Dalam artian orang tua mendidik tidak hanya agar anaknya pintar, melainkan
– Membentuk watak yang baik (character building). Yaph pembangunan karakter yang baik dari
– Ilmu pengetahuan, agama dan bermasyarakat
Anak mulai didik sejak kandungan. Niatkan sejak masih dalam kandungan mendengar ayat suci Al-Qur’an
Ketika antara anak dan orang tua ada konflik, maka yang bermasalah orang tuanya. Maka itu seyogyanya orang tua tak pernah berhenti menuntut ilmu terutama terkait cara mendidik anak dan menjadikan keluarga sakinah.
Metode Parenting
– Otoriter. Kedengarannya mungkin tidak baik. Tapi tidak selamanya. Terkadang orang tua butuh otoriter terhadap anak. Misalnya anak menginginkan eskrim saat dia sedang flu, tidak mungkin keinginannya dituruti begitu saja. Maka orang tua perlu otoriter dalam hal ini untuk menjaga agar anaknya cepat sembuh dengan menahan membelikannya eskrim.
– Liberal. Kebalikan dari otoriter. Si anak dibebaskan. Ini juga tidak selamanya tidak baik. Contoh anak punya minat menjadi insinyur, tapi orang tua menginginkan anak menjadi dokter. Dalam hal ini orang tua harus bijak. Membiarkan anaknya berkembang sesuai minat dan bakatnya.
– Democracy. Yang ini tak selamanya baik. Contoh ada 3 anak dan orang tuanya. Ketika dalam perjalanan si ayah mengajak untuk sholat karena sudah masuk waktu. Tapi 3 anak tadi bilang, “Tunda saja dulu.” Itu kan bukan hal yang baik. Maka demokrasi bukan jalan yang baik.
– Islami. Inilah metode yang sempurna. Segala sesuatunya dikembalikan kepada petunjuk Al-Qur’an dan hadits. Dimana di dalamnya ada petunjuk Allah dan teladan Rasulullah.
Reactive Your Kids
– Review your mindset. Kilas balik mindset kita. Sama dengan halnya introspeksi diri.
– Refind your potential. Tentukan siapa parent leader dalam keluarga (pembagian peran). Kenapa harus ditentukan? Sebab parent leader akan mengajarkan prinsip kehidupan dan menentukan grand design (arah keluarga) Syaratnya: Memiliki waktu produktivitas lebih banyak dan memiliki grand design.
– Rechange your habits. Ubah kebiasaan buruk dengan membangun komunikasi hati antara orang tua dengan anak. Sebab semua berawal dari hati.
– Restrategic your program. Membuat strategi ulang dalam program mendidik anak.
– Restructure your team. The couple program dan asisten (rumah tangga) yang mendukung. Dalam hal asisten yang mendukung maksudnya ialah ada baiknya ketika orang tua telah menetapkan program untuk anak, maka asisten turut diajak dan dilibatkan. Karena akan berpengaruh juga. Apalagi jika kedua orang tua sama-sama bekerja.
Fungsi Otak Dominan
– S > Memori (hidbrain/midbrain). Ingatannya cenderung kuat
– T > Analitis (neokortek kiri). Segala sesuatunya dipikirkan matang-matang
– I > Kreatif (neokortek kanan). Cenderung mencoba sesuatu yang baru
– F > Emosi (limbik kanan). Penuh perasaan
– In > Naluri (limbik kiri). Senang berbagi
Fungsi otak ini bisa digunakan orang tua untuk mengenal tipe anak. Kira-kira seperti apa dan untuk tes nya sendiri sudah ada yang namanya STIFin. Yaitu tes sidik jari untuk mengetahui karakter serta arah minat dan bakat anak.
3 Tahap Mendidik menurut Ali bin Abi Thalib
– dengan Kasih sayang. dimulai dari 0 sampai 7 tahun
– Kedisiplinan. Dimulai dari 7 tahun ke atas
– Jadikan sahabat. Usia di atas 15 tahun, anak sudah tidak bisa dikeraskan lagi sebab umur segitu anak sudah bisa membantah dan keras. Maka ada baiknya dijadikan sahabat.
Sikap anak ketika ada perbedaan pendapat atau keinginan dengan orang tua:
– Jangan membantah. Anak tidak membantah ketika keinginan dengan orang tuanya berbeda. Baiknya yang dilakukan:
– Dengarkan. Dengarkan saja apa yang orang tua katakan. Terkadang orang tua sudah lebih tahu dan menghindarkan kekhawatiran. Maka anak:
– Buktikan dengan sikap. Membuktikan kepada orang tua bahwa pilihannya memang baik.
Kali ini bagian dari sudut pandang anak.
How to Be Success (menjadi anak yang bisa membanggakan orang tua)
– Mentor. Dengan mempunyai mentor kita bisa menghemat ribuan atau bahkan ratusan ribu untuk membeli buku. Menghemat waktu riset dan dengan mentor kita bisa belajar dari pengalaman mereka alias merangkum puluhan tahun.
– Choose your friend and Mentor well. Cari teman dan mentor yang baik, sesuai dengan minat (passion) kita.
– Your comfort zone > Where the maggic happens. Selama ini kita sudah sering mendengar ‘keluarlah dari zona nyaman’ Harusnya zona nyaman bukan untuk dihindari apalagi disuruh keluar, tapi zona nyaman itu kita perlebar. Bukan perlebar dengan malas-malasan, melainkan kita perlebar dengan mengembangkan diri kita lebih baik lagi.
– Obsess. Menjadi obsesif dalam hal pencapaian namun tetap tawakal kepada Allah SWT
Ada beberapa quotes yang saya suka dari seminar ini:
Tell me and I forget.
Teach me and I remember
Involve me and I learn
~ Benjamin Franklyn ~
Ketekunan lebih penting daripada bakat~ Brili Agung ~
Siapa yang tertawa terakhir, dialah pemenangnya
~ Unknown ~
Never be ashamed of a scar.It simply means you were stronger than whatever tried to hurt you~ Unknown ~
Sekian. Semoga bermanfaat ^_^