Skip to content

Sohibunnisa

Personal & Lifestyle Blog

  • Home
  • About
  • Disclosure
  • Portfolio
  • My Other Blog
  • Toggle search form

Sungguh, Kematian Begitu Dekat

Posted on Agustus 25, 2017Juli 12, 2018 By Ade Delina Putri 7 Komentar pada Sungguh, Kematian Begitu Dekat
Saya ingat sekali, kejadiannya waktu SD kelas 6. Saat itu bulan puasa dan masih masuk sekolah. Kebiasaan saya habis sahur dan sholat subuh tidur lagi (yaa, ini memang kebiasaan yang buruk -_-). Dan biasanya ayah ibu membangunkan saya jam 6 untuk mandi. Tapi entah kenapa waktu itu saya tidak dibangunkan. Entah mereka lupa atau memang karena mereka harus ke pasar.

Singkat cerita, karena tidak dibangunkan, saya baru bangun jam 6.45! Sungguh panik luar biasa. Cepat-cepat saya ambil handuk, mandi dan pakai seragam dengan tergesa-gesa. Rasa kesal pada ayah ibu dalam hati berkecamuk. Saat mereka baru pulang dari pasar, saya marah pada mereka karena tidak membangunkan saya.

Buru-buru saya ambil sepeda dan meninggalkan mereka tanpa pamit dan salam. Saya kebut sepeda dengan kecepatan tinggi. Begitu sampai di jalan raya dan mau nyebrang, tiba-tiba saja bunyi “tiiiiiiiiiiiiiinnnnn” dengan sangat keras. Sampai-sampai orang di sekitar langsung berhenti. Saya nyaris tertabrak! Tinggal sedikit saja mobil itu bisa mengenai sepeda saya dan mementalkan saya ke kejauhan. Tapi sungguh, Allah masih menolong saya. Untungnya pengemudi mobil itu dengan cepat menekan pedal remnya.

Dalam kekalutan, saya segera minta maaf dan kembali jalan ke sekolah. Hati saya benar-benar tidak karuan. Deg-deg jantung masih terasa. Wajah saya pucat pasi. Sampai-sampai wali kelas bertanya apa saya sakit atau tidak.

Sungguh menyesal rasanya. Pertama, saya meninggalkan rumah dalam keadaan marah dan tidak pamit pada ayah ibu. Kedua, akibat ulah tergesa-gesa, saya nyaris saja terserempet mobil dan bisa saja terpental. Ketiga, ngebutnya saya ternyata tidak berarti,  pasalnya begitu tiba di sekolah, ternyata murid-murid – baru berbaris dan belum masuk kelas, hiks.

via Pixabay
Saya tidak tahu apa jadinya kalau Allah tidak menolong saya saat itu. Apakah saya masih hidup sampai saat ini atau tidak. Yang jelas itulah kali pertama (dan semoga yang terakhir) saya merasa nyawa saya di ambang batas. Sungguh,  kalau dipikir sekarang, mati itu rasanya benar-benar dekat. Saya juga merasakan itu saat melahirkan. Rasanya sakit luar biasa. Saya hanya memohon pada Allah, bila sesuatu terjadi pada saya, Allah masih menyelamatkan anak saya. Masya Allah 😢

Belum lagi dengan beberapa kejadian di lingkungan terdekat sungguh menusuk nurani. Pagi terlihat sehat. Kemarin masih menyapa. Tiba-tiba esoknya dikabarkan sudah tidak ada. Subhanallah.

Maka benarlah jika dikatakan, apa yang paling dekat dengan kita bukan bayangan diri sendiri, melainkan ialah kematian. Sungguh, malaikat pencabut nyawa itu selalu ada di sekitar kita. Ia tinggal menunggu perintah dari Yang Kuasa. Kun fayakun. Dan sungguh, kematian adalah sebaik-baik pelajaran bagi kita.

اَللّهُمَّ اخْتِمْ لَنَا بِاْلاِسْلاَمِ وَاخْتِمْ لَنَا بِاْلاِيْمَانِ وَاخْتِمْ لَنَا بِحُسْنِ الْخَاتِمَةِ
“Ya Allah, akhirilah hidup kami dengan islam, akhirilah hidup kami dengan membawa iman, akhirilah hidup kami dengan husnul khotimah”
Uncategorized Tags:Kontemplasi

Navigasi pos

Previous Post: Gimana Sih Cara Menyikapi Media Sosial Saat Ini?
Next Post: Fake Account, Haus Perhatian?

Related Posts

Argalitha? Siapa Sih? Uncategorized
Blog Kamu Belum Dikunjungi? Positif Aja! ^_^ Uncategorized
Tiga yang Tak Boleh Tertinggal Uncategorized
Inspirasi dari : The Perfect Muslimah Uncategorized
Drama Saat Prakerin Uncategorized
Sahabat Terbaik Uncategorized

Comments (7) on “Sungguh, Kematian Begitu Dekat”

  1. Lia Djabir berkata:
    Agustus 25, 2017 pukul 2:19 am

    yaa ampuun mba…gak kebayang yaa shocknya dirimu. bener mba…kematian memang sangat dekat. smoga kita selalu diingatkan sama hal ini yaa. biar berbuat amal terus

    Balas
    1. adedelina berkata:
      Agustus 25, 2017 pukul 3:10 am

      Aamiin aamiin ya Rabbal alamin :')

      Balas
  2. Putu Ayu Winayasari berkata:
    Agustus 25, 2017 pukul 2:59 am

    Haduuuh, pengalaman hampir ngga ada itu ngeri banget yaa

    Balas
    1. adedelina berkata:
      Agustus 25, 2017 pukul 3:10 am

      Banget Mbak hiks

      Balas
  3. Novarina DW berkata:
    Agustus 25, 2017 pukul 4:55 am

    Saya ikut merinding baca postingan ini. Benar, mbak. Yang paling dekat dengan kita itu kematian. Semoga bila saat itu tiba, kita dalam keadaan khusnul khatimah ya mbak. Aamiin

    Balas
    1. adedelina berkata:
      Agustus 25, 2017 pukul 6:12 am

      Aamiin aamiin ya Rabbal alamin 🙂

      Balas
  4. Tira Soekardi berkata:
    Agustus 25, 2017 pukul 7:39 pm

    makasih sharingnya

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter

Archive

Popular Posts

  • IBF, Yuhhhuuu…..
  • Cara Saya Agar Tubuh Tetap Langsing
  • Mereka Anak Kami
  • Tampil Optimal dengan Kamera Selfie OPPO F7
  • Cukup Nasi dengan 5 Lauk Ini

Category

  • #BPN30DayChallenge2018
  • #GakPaham
  • #LoQLC
  • #ODOPISB
  • Beauty
  • Blog
  • Event
  • Film
  • Food
  • Kontemplasi
  • Kontes
  • Media Sosial
  • Menulis
  • My Story
  • ODOP
  • Review
  • Tekno
  • Tips
  • Traveling
  • Uncategorized

Search

Copyright © 2025 Sohibunnisa.

Powered by PressBook Masonry Blogs