Mungkin ini rencana indah dari
Allah yang disiapkan untukku.
Allah yang disiapkan untukku.
H+3 setelah lebaran Idul Fitri kejadian yang menurutku sungguh tak terduga.
Saat itu yang kurasakan hanya
malu yang teramat sangat. Kedatanganku yang disambut riang oleh keluarganya
membuat aku justru ‘panik’. Bukan senang atau bersyukur. Dalam hati berkecamuk berbagai pertanyaan ‘apa yang
sudah dibicarakan oleh ayah dan ibu’. Ingin rasanya saat itu aku cepat beranjak
pulang. Namun serasa ada ‘lem’ yang menahanku untuk aku tetap disitu. Aku malu.
Bahkan aku tak berani menatap mereka. Saat itu aku menganggap apa yang mereka
semua bicarakan hanya sebuah candaan. Aku hanya benar-benar ingin aku dan orang
tuaku pulang lalu langsung menanyakan pada mereka sebenarnya apa yang sudah
terjadi dibelakangku.
malu yang teramat sangat. Kedatanganku yang disambut riang oleh keluarganya
membuat aku justru ‘panik’. Bukan senang atau bersyukur. Dalam hati berkecamuk berbagai pertanyaan ‘apa yang
sudah dibicarakan oleh ayah dan ibu’. Ingin rasanya saat itu aku cepat beranjak
pulang. Namun serasa ada ‘lem’ yang menahanku untuk aku tetap disitu. Aku malu.
Bahkan aku tak berani menatap mereka. Saat itu aku menganggap apa yang mereka
semua bicarakan hanya sebuah candaan. Aku hanya benar-benar ingin aku dan orang
tuaku pulang lalu langsung menanyakan pada mereka sebenarnya apa yang sudah
terjadi dibelakangku.
Ba’da maghrib selepas ayah dan
ibu mengantar kepulangan keluarganya…
ibu mengantar kepulangan keluarganya…
Aku : “Ibu sama ayah ngomong apa
sih, kok sampe rame begitu tadi”
sih, kok sampe rame begitu tadi”
Ayah : “Ih kita ga ngomong
apa-apa kok, ayah juga ngga tau”
apa-apa kok, ayah juga ngga tau”
Ibu : “Iya kita dateng juga udah
rame”
rame”
Aku : “Ah ngga mungkin, pasti
ada yang diomongin”
ada yang diomongin”
(karna aku tau seorang hebat seperti dia rasanya agak tak
mungkin untuk menyukai wanita yang biasa-biasa saja seperti diriku)
mungkin untuk menyukai wanita yang biasa-biasa saja seperti diriku)
Ayah : “Dia ngomong ‘kalo
ade cape, suruh milih salah satu mau kerja apa kuliah, kalo mau kerja ya kerja
ajah, kalo kuliah nanti biar saya bantu’.
ade cape, suruh milih salah satu mau kerja apa kuliah, kalo mau kerja ya kerja
ajah, kalo kuliah nanti biar saya bantu’.
Aku : (dalam hatiku berkata mungkin
itu hanya bentuk karna ia merasa kasihan melihat diriku yang harus menjalani
dua beban secara bersamaan) lalu aku hanya tersenyum pada ayah dan ibu.
itu hanya bentuk karna ia merasa kasihan melihat diriku yang harus menjalani
dua beban secara bersamaan) lalu aku hanya tersenyum pada ayah dan ibu.
Tak lama kemudian hp ku berdering,
rupanya sms…
rupanya sms…
Mataku terbelalak melihat siapa
yang sms.
yang sms.
Pesannya begini
Dia : ‘Gimana udah denger cerita
dari ayah ibu apa yang kakak omongin?’.
dari ayah ibu apa yang kakak omongin?’.
Aku : ‘cerita yang mana ya ka’
hehe.
hehe.
Dia : ‘emang belom diceritain
yah’
yah’
Aku : ‘hehe udah ka, makasih yah :)’ (sama sekali tak berpikir apa-apa)
Dia : ‘ia sama-sama 🙂 yauda sekarang
kita fokus aja dulu, sambil kakak cari modal buat hari H nya’
kita fokus aja dulu, sambil kakak cari modal buat hari H nya’
Mataku kembali terbelalak namun
kali ini diikuti reaksi ku seperti orang yang tiba-tiba dikejutkan dari
belakang ‘Ya Allah apa itu maksudnya, hatiku dag dig dug tak karuan, pikiran
melayang, entah ingin senang, atau apa. Yang jelas saat itu rasanya aku harus bersyukur pada Allah SWT.
kali ini diikuti reaksi ku seperti orang yang tiba-tiba dikejutkan dari
belakang ‘Ya Allah apa itu maksudnya, hatiku dag dig dug tak karuan, pikiran
melayang, entah ingin senang, atau apa. Yang jelas saat itu rasanya aku harus bersyukur pada Allah SWT.
Setelah kejadian itu bukan aku justru tenang, mungkin aku memang senang, tapi saat ini aku serasa seperti ada “beban”. Bukan apa-apa, aku tau dirinya seperti apa, aku juga tau bagaimana keluarganya. Sedang aku, aku hanya wanita biasa yang mungkin tak punya cukup banyak kelebihan seperti dirinya. Begitu juga keluargaku yang tak sehebat keluarganya. Ah rasanya “apa mungkin”. Namun aku tersadar bahwa bagi Tuhanku, Allah Yang Maha Kuasa, segalanya tak ada yang tak mungkin.
Berawal dari ke’iseng’an ibu yang berkata pada ibunya bahwa aku menyukai dirinya yang kemudian disampaikan padanya. Ya Tuhaaaan……… Ibu, ibu -_-
Aku memang pernah bercerita pada Ibu bahwa aku suka padanya, (namun lagi-lagi karna aku merasa tak mungkin, aku hanya sekedar mengaguminya saja, (baca: tak lebih.red).
Sampai saat ini setiap mengingat
kejadian itu aku senyum-senyum sendiri ‘andai saja tak ada ke’iseng’an ibu’ mungkin tak akan ada cerita ini 😀
kejadian itu aku senyum-senyum sendiri ‘andai saja tak ada ke’iseng’an ibu’ mungkin tak akan ada cerita ini 😀
Terkadang kita terlalu cepat
menyimpulkan. Padahal kita sendiri belum benar-benar tau seperti apa
kelanjutannya. Seharusnya kita melihat
secara jelas dulu, ya setidaknya mengerti dulu cerita apa
yang sebenarnya. Baru setelah itu kita bisa menarik kesimpulan. Sama hal nya
seperti rencana Allah. kita tak pernah tau seperti apa, sebelum kita mengambil
dan mengerti hikmahnya. ^_^
menyimpulkan. Padahal kita sendiri belum benar-benar tau seperti apa
kelanjutannya. Seharusnya kita melihat
secara jelas dulu, ya setidaknya mengerti dulu cerita apa
yang sebenarnya. Baru setelah itu kita bisa menarik kesimpulan. Sama hal nya
seperti rencana Allah. kita tak pernah tau seperti apa, sebelum kita mengambil
dan mengerti hikmahnya. ^_^
aaaaaaaa….. aku jadi ikutan dagdigdug bacanya…
Adeeee….. pengen cubit kamu.
Hihihi kapan ya kita ketemu lagi whuaaa 🙁
Suka sama kata" tetakhir. Iyakkk. Gak boleh menyimpulkan sebelum ada kejelasan.
Hehe. Terima kasih 🙂