Semenjak aktif di media sosial 2012 silam, saya jadi merasa semakin banyak saja teman saya. Bukan teman yang sudah ada di dunia nyata, tapi teman-teman dunia maya yang memang baru saya kenal di media sosial dan belum pernah bertemu sama sekali.
Pertemanan dunia maya yang masih terjalin dengan baik
Ceritanya sih waktu itu saya lagi gandrung belajar menulis. Jadilah saya ikut banyak grup-grup nulis. Karena sering berbagi, kami jadi saling meminta pertemanan. Dan tidak jarang berlanjut ke komen-komenan bahkan ada beberapa yang sempat tukar nomor. Tujuannya supaya suatu saat kami bisa kopi darat.
Saya bersyukur, teman-teman yang saya kenal di dunia maya itu saat ketemu di dunia nyata semuanya baik-baik. Mereka seperti apa yang ditampilkan di media sosial. Bahkan even mereka tidak memajang foto, tapi mereka baik-baik semua.
Sampai sekarang, saya masih suka berhubungan dengan mereka. Ya walau jarang kopi darat lagi, tapi hubungan kami di media sosial masih baik-baik saja.
Pengalaman pernah dibohongi pria palsu di dunia maya, tidak membuat saya trauma untuk menjalin hubungan pertemanan dengan orang-orang di di dunia maya. Buat saya sih, selama saya bergabung di komunitas positif, pun karena saat menerima pertemanan saya selalu cek dulu profilnya, saya masih mau-mau saja berteman. Tentunya selama profil mereka jelas dan tidak ada postingan yang aneh-aneh ya.
Alhamdulillah sampai sekarang pun teman-teman dunia maya masih terjalin dengan baik. Apalagi saya memang tergabung di komunitas blogger dan mewarnai. Yang kebanyakan belum pernah saya temui. Buat saya berteman di dunia maya dan dunia nyata sama saja. Sama-sama harus terjalin dengan baik.
5 hal yang saya lakukan saat berteman di dunia maya
Sampai sekarang saya selalu berusaha untuk tidak membuat keonaran atau mencari sensasi di dunia maya. Even mungkin pernah berselisih paham beberapa kali, tapi insya Allah sampai saat ini saya merasa tidak punya musuh di dunia maya. Sebab 5 hal ini yang pasti saya lakukan.
Selalu menjadi diri sendiri
Saya selalu memasang profil asli. Profil di sini maksudnya saya selalu memajang nama dan foto asli saya. Tidak pernah saya mengaku-ngaku sebagai orang lain. Makanya kalau ada orang membuat akun kloningan, saya tidak pernah membuat itu. Karena semua akun media sosial saya memang selalu ada fungsinya, dan foto dan tulisannya pun asli milik saya pribadi.
Kalau pun misalnya saya mengutip tulisan orang lain, saya akan selalu mencantumkan sumbernya dari mana. Buat saya, itu salah satu cara menghargai pemilik tulisan. Sebagai penulis, saya pasti juga akan sedih kalau ada orang yang mengambil tulisan saya tanpa izin apalagi tanpa mencantumkan sumber.
Termasuk posting masalah kerjaan. Review, endorse, saya pasti selalu mengambil foto sendiri. Kalau mengambil dari tempat lain, lagi-lagi pasti akan saya cantumkan sumbernya.
Mencantumkan sumber
Nah ini yang tadi saya bilang. Kalau mau posting foto atau tulisan dari sumber lain, pasti akan saya cantumkan sumbernya. Tujuannya supaya pembaca postingan saya tahu bahwa itu bukan tulisan dan foto milik saya.
Sekarang kan mudah sekali mendapatkan tulisan dan foto-foto yang bagus. Tapi kita tetap harus menghargai si pemilik karya. Kalau memang sulit untuk izin karena kesulitan mendapat kontaknya, minimal kita cantumkan sumbernya. Bahkan even itu dari penyedia foto gratis, saya sendiri akan tetap mencantumkan sumber. Karena saya tidak ingin ada pembaca yang salah paham mengira bahwa itu foto atau tulisan milik saya.
Berkomentar dengan baik atau diam
Saya berusaha untuk tidak pernah posting dengan kata-kata kasar. Bahkan berkomentar di postingan orang lain pun demikian. Saya selalu berusaha berkata-kata dengan baik.
Saya menghindari sekali yang namanya perdebatan. Makanya kalau sudah ada yang tidak setuju dengan tulisan atau postingan saya, dan menyanggah, saya biasanya menerima atau membela diri secukupnya. Kalau dirasa dia sudah tidak terkontrol, saya lebih baik mengalah. Apalagi kalau itu sesama teman dunia maya yang sudah lama kenal. Biar bagaimana, saya tidak mau hubungan kami jadi rusak hanya karena berdebat.
Makanya kalau tidak setuju dengan postingan orang lain pun saya lebih memilih berkomentar secukupnya dan tidak berdebat. Atau malah lebih baik saya skip saja jika tidak sesuai dengan value yang saya miliki.
Hanya menerima dan mengikuti akun yang sesuai value
Sudah sejak lama saya menerapkan unfriend, unfollow, bahkan blokir akun-akun yang tidak sesuai value saya. Saya tidak mau memaksa orang supaya sesuai dengan keinginan saya. Toh mereka sudah di luar kendali saya. Jadi kalau memang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang saya miliki, lebih baik saya yang bergerak. Toh media sosial selalu menyediakan tombol apa saja yang kita butuhkan.
Saya juga tidak terlalu memberikan informasi hal-hal pribadi secara spesifik. Biar bagaimana, saya juga punya privasi di dunia nyata, jadi tidak semua hal saya beberkan di media sosial atau pun blog. Menjaga tetap lebih baik, karena kita tidak tahu dengan sebenar-benarnya teman di dunia maya.
Menghargai dan menghormati teman
Meskipun belum pernah bertemu dan pertemanan hanya terjalin di dunia maya, saya berusaha untuk selalu menghargai dan menghormati teman-teman di lingkaran saya. Misalnya, mendukung apa yang mereka lakukan. Tidak nyinyir di kolom komentarnya.
Bahkan pernah ada seorang teman yang meminta nomor WhatsApp seorang teman dunia maya yang saya kenal. Karena tidak mau sembarangan, saya tetap meminta izin pada yang bersangkutan, apakah boleh nomornya saya berikan kepada teman saya. Ini salah satu bentuk cara menghargai, karena toh saya sendiri tidak mau ada teman yang memberikan nomor pribadi saya pada orang lain tanpa seizin saya.
Saya juga selalu menjaga amanah jika bertransaksi. Karena banyak sekali teman-teman di dunia maya yang berjualan. Even belum pernah bertemu, kalau ingin membeli barang dagangan mereka, saya selalu berusaha menjaga amanah. Alhamdulillah mereka semua pun bisa dipercaya. Barang sampai dengan selamat sesuai dengan yang saya inginkan.
Kalau saya merasa salah, saya juga langsung meminta maaf secara jalur pribadi. Kalau mau meninggalkan grup karena suatu hal, saya pasti akan izin dulu. Pokoknya sebisa mungkin saya berusaha untuk bersikap baik dan tidak membuat sensasi apalagi mencari musuh. Sebab, bagi saya sekalipun pertemanan masih terjalin di dunia maya, saya selalu berpikir mereka juga sama-sama manusia. Yang sepatutnya harus saling menghargai dan menghormati.
Efek berbuat baik pada teman dunia maya
Banyak teman yang belum pernah bertemu, tapi masih terjalin dengan baik sampai sekarang. Bahkan kami sudah lama bertukar nomor pribadi. Kalau butuh, kami bisa langsung kontak dan bertanya-tanya. Saya juga beberapa kali diberi info dan pekerjaan oleh beberapa teman. Beberapa kali juga saya diajak kolaborasi menulis atau blogging.
Saya berharap, suatu saat kami benar bertemu di dunia nyata, pertemanan kami masih terjalin dengan baik. Karena saya yakin pertemanan dalam bentuk apapun dan dimana pun, kalau sama-sama saling menghargai dan menghormati, efek jangka panjangnya akan terus baik dan tercipta simbiosis mutualisme. Saling menguntungkan. Dan tidak ada yang merasa dirugikan.