Beberapa hari lalu saya sempat melihat sebuah fanpage tentang Cyber Crime dari kejahatan-kejahatan yang memakai foto orang lain sebagai profil. Dan yang dipakai adalah foto pria yang terbilang cukup tampan. Hmm, kasihan sekali pria-pria ini. Dari foto kebanyakan, memperlihatkan profesi mereka sebagai polisi, angkatan dan pilot.
Yang saya tidak habis pikir, mengapa masih banyak saja wanita yang tertipu. Bahkan parahnya, sampai mengirimkan uang hingga jutaan rupiah pada si pria palsu ini. Padahal jelas-jelas mereka belum pernah bertemu sekalipun di dunia nyata. Dengan kata lain hanya kenalan lewat dunia maya. Apakah terhasut oleh ketampanan? Yang lagi-lagi padahal kalau dilihat dari status-status penipu ini, bisa dibilang sangat alay -_- Masa iya ada polisi, angkatan atau pilot yang punya banyak waktu untuk update status sesering mungkin? Lebih-lebih statusnya kebanyakan mengeluh. Duh nggak bangetlah.
https://ninafairystory.wordpress.com/2015/09/05/cerpen-bayangan-hitam-2/ |
Oke, tapi saya akui saya pun pernah terjebak dengan pria yang belum pernah saya temui di dunia nyata (baca: Tanyakan pada Hati). Begini ceritanya:
Bulan Mei tahun 2010, SD saya mengadakan reunian di sekolah. Dan sepulangnya masing-masing diminta meninggalkan nomor telepon di semacam buku tamu. Maksudnya agar komunikasi antar teman tetap berjalan meskipun sudah berjauhan. Disitu saya hanya mencatat beberapa nomor telepon saja.
Sekitar bulan Novembernya, tiba-tiba saya terpikir teman-teman SD. Rindu lagi rasanya. Saya ambil handphone dan mengirim pesan bahwa saya sudah rindu lagi dengan mereka. Mungkin kebanyakan sibuk, jadi yang balas hanya beberapa orang saja. Termasuk yang saya kira itu teman saya.
Tapi ternyataaa… itu bukan nomor teman saya. Melainkan nomor orang lain yang tidak saya kenal. Dari situlah saya dan dia mulai SMSan. Berkenalan. Ya maklum dulu jaman masih sekolah, nomor tidak jelas pun diladeni. Hmm…
Awalnya saya tak begitu suka pada dia yang jadi sering mengirim pesan. Karena kebanyakan pesannya hanya sebatas iseng dan tidak jelas. Namun lama-lama saya malah jadi asyik SMSan dengan dia. Bahkan sampai saya lulus sekolah dan sudah bekerja. Bukan hanya sekedar SMS, tapi saya malah jadi nyaman. Sampai-sampai menjadikan dia teman curhat. Selalu bisa mengerti tanpa saya jelaskan. Dia tahu ketika saya sedang senang atau bersedih. Padahal saya belum menjelaskannya.
Komunikasi kami kian akrab. Hanya dunia maya. Ya, hanya dunia maya. Beberapa kali kami berniat ketemuan, namun tak pernah berhasil. Selalu ada saja halangannya.
Hingga Desember tahun 2011 pada suatu malam, saya sedang ada masalah. Awalnya tidak ingin cerita pada dia. Namun mengingat selama ini dia bisa mengerti saya, akhirnya saya curhat juga. Tidak berapa lama, dia malah menelepon. Setelah bercerita panjang lebar, dia bisa membuat saya tertawa dan akhirnya kami bercanda. Sampai akhirnya candaan itu membuat dia menyatakan ingin menjadi pacar saya. Apa jawaban saya? Yap, benar. Saya terima! Begitu saja. Tanpa persyaratan apapun!
Anehnya jika dipikir, saat itu saya benar-benar seperti orang yang kasmaran. Senang merasa ada yang memperhatikan dan peduli pada saya. Entah karena hati saya sedang kosong atau apa. Padahal jika orang bisa berpikir jernih bagaimana bisa mencintai orang yang tidak pernah bertemu.
Dua bulan berselang, hubungan kami kian renggang. Sudah jarang telepon/SMS lagi. Saat satu malam saya telepon, disitulah kebohongan-kebohongannya terungkap. Tahu dari mana? Sebab yang mengangkat teleponnya adalah seorang cewek yang mengaku temannya.
Asal tahu saja, selama pacaran dengan dia, saya tidak pernah berbohong. Saya selalu jujur dengan identitas saya. Tapi tidak begitu dengan dia. Ternyata dia menyimpan banyak kebohongan tentang sebagian identitasnya. Cewek yang mengangkat telepon tadi tidak memaksa agar saya mempercayainya. Hanya saja saat itu ada keyakinan dalam hati saya bahwa tidak sedikit pun cewek itu berbohong atau bermaksud menjelek-jelekkan dia. Dan memang benar, ternyata semuanya terungkap dengan sendirinya.
Kecewa. Memang. Bahkan saya menangis tersengguk-sengguk malam itu. Bukan apa. Saya sudah menyimpan harapan besar pada dia. Meskipun hanya dunia maya. Tadinya saya berharap bisa bertemu, bahkan bisa menikah dengan dia *duh >_<. Tapi sepertinya Allah sedang menyiapkan rencana yang lebih indah untuk saya. Selama saya berpacaran dengan dia, tak satupun orang tua juga keluarga menyetujuinya. Ya karena dunia maya yang tidak bisa menjamin semuanya.
Jadi begitulah. Sejak itu saya tidak percaya lagi pada orang yang memang belum kenal secara nyata. Dan kembali lagi ke kasus di atas tadi, juga bukan maksud mengungkit masa lalu. Saya hanya ingin agar wanita-wanita di luar sana tidak mudah terpengaruh oleh ketampanan atau barangkali kenyamanan yang diberikan secara semu. Apalagi jika si dia sampai berani meminta uang atau hal yang aneh-aneh. Duh please, jangan sekali-kali. Percaya saja, jika memang orang baik, berniat baik, dia tidak akan berlama-lama atau malah selalu menggoda di dunia maya. Dan baiknya lebih waspada pada orang yang memang belum kenal di dunia nyata. Sebab kita tidak tahu, apakah segala kebaikan yang ditampilkan di dunia maya memang benar atau tidak.
Sesungguhnya semua orang nyaman saat di beri perhatian, telinga serta hati untuk di dengar.. tinggal di lakukan langkah selanjutnya: selidiki kebenaran dan kenyataannya 🙂
Betul. Asal tidak mudah terpengaruh ya mbak 🙂
Dulu teman2 TKW saya juga banyak yang kena tipu dan menipu orang2 di luar sana yang hanya kenal lewat dunia maya. Jadi bukan hanya cowok aja yang nipu, cewekpun juga lho.
Etapi itu yang kena tipu yang TKW itu bukan Mbak? Pernah baca soalnya
Iya betul. Bukan cuma cowok aja.
Iya mbak TKW yg sempet santer akhir-akhir ini d Facebook.
Untunglah Mba Ade tak terjebak dalam kemayaan-nya hehehe alhamdulilah yah selalu ada petunjuk meski sakit tapi endingnya ga lebih menyakitkan kalau dilanjutkan.
Iya mbak. Alhamdulillah Allah cepet ngasih petunjuk 🙂
aduh!! aku pernah gini.. tapi pernah ketemu 1 kali… penuh harap hehe*ketawa bodoh*
tapi..untung aku..duluan dilamar seseorang..n sadar yang nyata lebih bahagia..
Wah Alhamdulillah ya mbak 😀
Aduh, untung mba ini ya untung. Rasa nyamab dalam suatu hubhngan memang jadi andalan tapi ketika tertipu tentu rasa nyamnnya menghilang. Saya juga liat yg di sebar di cyber crime itu, sampe gemes statusnya, dan dengan pede perempuannya edit2 foto ganteng si mas dengan dirinya.
Saya sih nggak mau nge bully, mau turut mendoakan aja
Ya Alhamdulillah mbak Allah masih sayang sama saya 🙂 wanita yg kena tipu kmrn juga sudah tau bahwa dia ditipu. Emang mesti hati-hati sekarang.
Saat ini memang seringkali banyak orang yang menyalahgunakan foto orang lain ya. Ulasannya sangat menarik. Senang sekali dapat berkunjung ke laman web yang satu ini. Ayo kita upgrade ilmu internet marketing, SEO dan berbagai macam optimasi sosial media pelejit omset. Langsung saja kunjungi laman web kami ya. Ada kelas online nya juga lho. Terimakasih ^_^
Terima kasih 🙂
Pas jaman sekolah temanku sering mb delina dapet knalan dari sms nyasar…trus ditanggapi
Aku sendiri mslah takut, soalnya kn usia segitu masi labil, nanti klo diajak ketemu trus dilarikan bahaya hehe
Hehe iya mbul. Aku sama kayak temenmu -_- tapi untungnya ga pernah diajak ketemuan hehe. Kalopun diajak ga mau :v
Betul sekali, kenal secara nyata itu penting sekali 🙂