
Lagi, seorang vlogger membuat prank ojol aka ojek online dengan order makanan yang dialamatkan ke tengah kuburan. Miris sekali, kenapa hal-hal seperti ini masih ada saja. Sementara belum lama tahun lalu juga ada prank yang cancel pesanan ojol. Walaupun berakhir diberi uang lebih, tapi prank seperti ini sungguh tidak lucu!
Ada lagi dua orang anak artis yang mempertemukan ibu dan ayahnya yang sudah lama bercerai dengan cara yang sama. Kedua anak itu sengaja membuat acara seolah ingin makan bersama dengan salah satunya. Ternyata ayah dan ibunya kaget karena mereka bertemu. Padahal si ayah ini sudah punya istri lagi. Saya mikir, gimana perasaan istrinya kalau ternyata suami bertemu mantan istrinya terdahulu?
Oh sungguh, prank prank begini terasa memuakkan. Alih-alih lucu, anak-anak muda ini kurang berpikir jauh apa efek dari tindakan mereka. Kalau saja mereka tahu bagaimana sang driver ojek online sedang lelah bekerja keras untuk keluarganya. Kalau saja ada orang yang tersakiti karena katanya hanya ‘lucu-lucuan’.
Semua demi konten?
Sayangnya, hal yang bernama KONTEN sudah jadi prioritas utama. Tak peduli apa efeknya, selama media sosialnya bisa menjadi cuan-cuan yang melimpah dari traffic yang didapat, hal lainnya kemudian diabaikan begitu saja.
Oh bukan hanya prank. Tapi juga kehidupan pribadi yang semakin banyak terekspose. Masalah pribadi orang lain terus dikorek-korek. Dibuka sampai ke dalam aibnya. Bahkan masalah yang sudah jadi masa lalu pun turut diangkat. Again-again, demi KONTEN.
Bahkan ada seorang vlogger terkenal yang dengan bangganya mengaku telah menghamili pacarnya padahal mereka belum menikah. Ya Allah…
Uang atau racun?
Oh, Guys. Inikah media sosial? Sungguhkah dia benar menjadi mata pencaharian? Ataukah dia menjadi racun? Bukan saja menyakiti diri sendiri, tapi juga menyakiti orang lain.
Kenapa sekarang kita seakan ditunjukkan semua-muanya? Rasanya sudah tidak malu lagi orang bersikap sampai lupa adab. Rasanya sudah tidak malu lagi membongkar aib orang lain. Rasanya sudah tidak malu lagi membuka aib diri sendiri yang dengan bangganya bilang, “Inilah gue apa adanya. Gue nggak munafik.”
Astagfirullah…
Apakah orang yang tidak mengumbar aibnya adalah orang yang munafik? Jelas bukan, Coy. Kita sadar karena Allah sudah menjaga aib kita. Kita tampil baik bukan karena munafik. Tapi justru karena kita tahu kita punya salah, maka kita ingin memperbaiki semuanya. Tak perlulah semua orang tahu bagaimana masa lalu kita.
Tidak ada keberkahan dari menyakiti
Boleh saja mencari pundi-pundi rupiah lewat media sosial. Hanya saja seharusnya kita tahu mana yang pantas dilakukan dan yang sebaiknya dihindari. Terlebih jika sudah menyakiti pihak lain. Tidak ada keberkahan yang didapat dengan cara menyakiti.
Apalagi jika kita masih hidup sebagai manusia. Sejatinya manusia hidup dalam aturan. Kalau aturan dilewati, hancurlah bumi kita. Yang ada saling perang yang mematikan.
Semoga lebih banyak orang yang sadar bahwa sampai kapanpun, adab harus diutamakan. Semoga tidak ada lagi konten-konten yang menyakiti diri sendiri dan orang lain.
Semoga kita tidak lupa menjadi manusia
Toh masih banyak konten yang bisa dibuat. Buktinya masih banyak orang yang membuat konten yang lebih lurus dan baik-baik saja.
Atas nama traffic dan uang, kita bebas membuat konten apa saja. Tapi semoga kita tidak lupa, bagaimana caranya menjadi manusia yang memanusiakan manusia. Yang memiliki empati, dan berjalan di jalan yang lurus.
10 comments to “Demi Konten, Semoga Kita Tidak Lupa Menjadi Manusia”
Prima - Januari 29, 2020
Miris memang bagaimana perjuangan meraih pundi-pundi rupiah lewat jalan kreatifitas (dalam hal ini konten) dilakukan dengan cara yang kurang bijak. Kalau istilah jaman dulu itu berbahagia di atas penderitaan orang lain.
“Ah masa sih menderita, kan buat lucu-lucuan aja.”
Lucu buat siapa? Lucu itu berarti tertawa sama-sama kan.
“Ah kamu aja yang terlalu sensi.”
Mending sensian daripada mati rasa.
“Inilah gue apa adanya.”
Kata-kata itu lebih terdengar seperti ada apanya daripada apa adanya.
Are they really happy with that kind of viral content?
Ade Delina Putri - Januari 29, 2020
Saya yakin dalam hatinya ada yang mengganjal. Karena naluri manusia itu baik.
Mama Indri - Januari 29, 2020
Saya juga males dan berujung scroll aja dengan kontent prank begini. Kasihan nggak ada lucunya. Itu sama dengan menginjak harga diri seseorang. Nah apalagi seperti mempertemukan ortu yang sudah bercerai sementara yang satu sudah nikah itu rasanya kayak apa dah sebab gak semua bisa dibilang hal semacam itu baik. ih ngeri…
Ade Delina Putri - Januari 29, 2020
Begitulah. Miris tur menyedihkan. Semoga di masa depan tidak ada lagi yang begini ya, Mbak
Fanny F Nila - Januari 29, 2020
Aku jijik nonton prank yg ga tau faedahnya di mana itu.. mnding aku block deh konten begitu. Semua konten yg isinya hanya prank, pamer ATM lah, yg bangga Ama kelakuan buruk dia , males aku liat mba. Buatku norak sih orang2 yg begini . Nth dia memang ga ngerti malu, ato udah g ada malu..
Ade Delina Putri - Januari 30, 2020
Nah itu. Yang ada malah norak! Saya pun ga pernah nonton Mbak. Sekalinya cuma lihat yg bangga sama aibnya sendiri. Itupun ga lama langsung saya close
Abdul Majid - Januari 29, 2020
Saya salah satu yg tdk suka tonton yg berbau prank. Apapun motif sebuah prank, alhamdulillah sy tdk pernah mau menonton.
Krn sy sangat yakin bahwa perbuatan itu pasti sangat menyakiti hati korban.
Sy sangat sepakat jgn sampai konten membuat kita tdk manusiawi.
Ade Delina Putri - Januari 30, 2020
Memang sebaiknya ga ditonton Pak 😀 Buang-buang waktu dan kuota
kantorbos - Januari 30, 2020
Perbandingan view penonton juga menentukan sih mba. Rata-rata yang viral di konten youtube itu yang aneh-aneh, di twitter yang vulgar-vulgar. Jadi dimisalkan suatu pasar, konsumennya banyak. Ada hal yang lebih miris lagi mba, korban kecelakaan/pembunuhan yang sengaja difoto dan divideo lalu disebar. Enggak punya adab kali ya. Kasihan keluarganya. Terlebih yang bikin hoaks atau melebih-lebihkan dari fakta berita yang ada.
Enny Law - Februari 7, 2020
Aku udah jijik duluan kalau baca judul youtube yang prank gitu. Pengen tak report aja kezel. Bisa gak sih jgn nyusahin orang lain.