STRONG WHY. Kenapa saya harus nulis? Kira-kira jadi satu contoh pertanyaan yang akan jadi bahasan #LoQLC kali ini.
Iya ya, Udah sebulan lebih saya nggak nulis. Emang karena lagi males aja. Sebelumnya saya merasa diri ini tuh riuh. Berisik. Entahlah, mungkin karena masa-masa krisis diri belum terlewati sepenuhnya, hiks.
Yah, begitulah. Saya pikir saya sudah lewat masa-masa quarter life crisis, tapi kayaknya belum. Saya masih banyak emosinya. Masih banyak yang harus dipikirkan ulang. Dan menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang hidup ini.
Aduh sungguh pembuka yang membosankan ya. Berat gitu kayaknya. Padahal saya di sini mah lagi santai haha.
Kendalikan saja diri sendiri
Btw, ngomongin riuh, saya emang lagi ngerasa banget begitu kok. Apalagi media sosial kian hari kian panas. ADAAAAA AJA yang bikin panas. Ada aja yang bikin ulah jadi kompor orang. Ada aja yang sok-sokan banyak ngomong padahal nggak ngerti masalahnya 😏 Au ah, berisik.
Makanya, pas alarm tubuh saya udah nyala. Udah kerasa nggak enak. Buru-buru tuh SKIP postingan yang menurut saya unfaedah. Atau sekalian aja TUTUP sementara, dan beralih ke dunia nyata. DAMAI.
Nggak tahu ya, kenapa jadi lemah begini. Mungkin karena mental saya yang belum matang. But, saya tahu saya nggak bisa mengendalikan orang lain. Jadi ya udah, saya saja yang mengendalikan diri.
STRONG WHY. Kenapa sih kamu melakukan itu?
Tapi yang lagi saya pikirkan banget saat ini adalah tentang dua kata. Yakni, STRONG WHY.
Saya merasa selama ini sudah sibuk. Sudah melakukan banyak hal. Dan saya pikir itu baik. Tapi SAYANGNYA, hanya SEDIKIT saja dari semua hal yang BENAR-BENAR ISTIQOMAH. KONSISTEN!
Duh, miris kan! Jadi banyak hal yang saya lakukan itu cuma hangat-hangat tahi ayam. Bau!
Seminggu dua minggu sampai sebulan masih dilakukan. Dua tiga bulan BABAY! Udah malas melakukannya. Sampai kemudian saya pillow talk sama suami, dan menemukan apa yang bikin selama ini saya begitu. Ooh, ternyata saya belum menemukan STRONG WHY dari apa yang saya lakukan!
Dan kemudian saya juga menyadari kenyataan yang amat perih. Yakni, saya semata hanya IKUT-IKUTAN. Whuaaa.
Si A melakukan X saya ikutin. B bilang Y saya ikutan. C bikin Z saya ikut-ikutan. Akhirnya saya mikir sendiri, “IH, APAAN SIH GUE? Semua-mua gue lakuin. Buat apaan coba?!”
Kentara kan, apa maksudnya? Yap, saya BELUM PUNYA PRINSIP!
Karena saya tidak mengenal diri saya dengan baik. Karena saya tidak punya tujuan. Maka ketika ada pengaruh dari luar, maka PANTAS SAJA kalau saya jadi MUDAH terbawa.
Ya itu kan NGGAK BANGET ya, Guys! 😭
Bertanya pada diri sendiri
Jadi kemudian, disuruhlah saya mikir sama suami. Iya, MIKIR! Mikir siapa sih sebenarnya diri saya? Apa sih yang sebenarnya saya inginkan? Dan apa sih goal terbesar yang ingin saya capai dalam hidup? Supaya saya ini punya prinsip gitu lho. Tidak mudah terbawa angin dan arus.
Mikir ini keliatannya mudah. Tapi untuk menemukan jawabannya saya akui tidak mudah 😭
Pertama-tama kita harus sadar diri ini siapa. Sadar dulu deh. Sebenarnya kenal nggak sih kita dengan diri sendiri. Sebenarnya apa sih yang BETUL-BETUL kita inginkan. Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang mungkin harus kita pikirkan dan kita jawab.
Misalnya, kayak kasus saya. Kesannya saya sibuk. Bisa aja saya jawab, “Oh saya melakukannya karena have fun kok.”
Lalu pas harus dipikirin, jadi pertanyaan “Bener lu have fun? Yakin? Apa sih faedahnya? Kenapa lo harus melakukan itu?”
AH IYA YA. KENAPA DONG? Nah di situlah fungsi mikir dan menemukan STRONG WHY.
Maka pertanyaan yang harus saya jawab saat ini adalah menjawab SIAPA DIRI SAYA dan KENAPA saya harus melakukan apa yang saya lakukan. Dan itu harus kuat jawaban dan alasannya. Karena dari SIAPA dan KENAPA yang kuat itulah saya bisa menemukan alasan untuk tetap konsisten menjalankan semua hal yang saya lakukan.
Semoga pembaca nggak bingung ya. Ini kok yang nulis aja makin lama makin nggak paham nulis apaan wkwk.
Intinya ya gitu. Kita nggak akan ketemu jawabannya dari luar. Tapi diri kita sendirilah yang (seharusnya) lebih mengerti.
Sadar siapa diri dan menemukan STRONG WHY
Kembali ke diri saya. Finally sekarang saya mulai belajar mengurangi beberapa kegiatan. Saya mengurangi kegiatan-kegiatan yang belum saya temukan secara kuat STRONG WHY-nya. Supaya saya nih nggak capek sendiri. Dan lebih sadar akan apapun yang saya lakukan.
Alhamdulillahnya, saya juga sudah mulai berkurang untuk gampang ngiler sama apa yang dilakukan orang. Atau apa teorinya. Selama saya memang belum merasa pantas, belum merasa butuh karena belum ketemu KENAPA yang tepat, ya saya tidak akan melakukan. Sebenar apa pun teori itu.
Jadi pada akhirnya nanti harapannya, saya benar-benar punya otoritas akan diri saya sendiri. Tidak lagi mudah disetir orang lain. Pun dengan begini, hidup saya lebih damai. Karena saya sudah mengenal diri saya dan tahu apa alasan kuat saya melakukan sesuatu. Aamiin. Semoga saja masa krisis ini cepat berakhir ya.
Kalau teman-teman sendiri, kira-kira sudah tahu belum nih STRONG WHY dari setiap apa yang teman-teman lakukan? Boleh dong sharing ke saya bagaimana tipsnya 😊
Ka kalo saya rasanya belum banyak ngelakuin apa2, saya punya banyak hobi tp saya ngerasa kurang kerja keras dan belum Nemu strong why kenapa mesti di tekuni.. saya ngerasa harus punya skill pekerja keras dulu… Rasanya blm pernah ngerasa bener2 dalam ngejar sesuatu… Aaaaa bagaimana cara nemuin strong whyy hahahah.. melakukan sesuatu karena kita suka apa bisa jadi strong why? Tp pertanyaan dalam diri suka makin panjang dan akhirnya ragu buat ngelakuin huhuuu
Namanya juga pencarian jati diri ya :))
Kalo suka aja, rasanya belum bisa jadi why yang kuat. Karena suka, suatu saat bisa jadi nggak suka kan?
Beda kalo kita udah punya tujuan melakukan sesuatu, muncul suka atau tidak, kita ya akan tetap melakukan..