Jadi perkara orang-orang yang selalu memosting segala sesuatunya yang bahagia, bukan berarti kehidupan orang itu sempurna bahagianya. Ya siapa juga yang mau menampilkan permasalahan pribadinya di media sosial? Kecuali hanya orang-orang yang pendek pikiran saja 🙂
So, ya santai aja dengan hidup kita sendiri. Percaya bahwa semua orang sudah punya kebahagiaan dan ujiannya masing-masing. Dan kita nggak perlu iri dengan kebahagiaan mereka sama seperti kita nggak perlu tahu ujian orang sebagaimana kita juga ingin bahagia dan tidak mau menampilkan ujian-ujian kita 🙂
Perilaku kita = sorotan orang-orang
Dan daripada iri, ada yang lebih harus kita waspadai. Di tengah maraknya media sosial gini, nggak cuma perilaku kita di dunia maya aja yang harus dijaga. Di dunia nyata pun sama. Kita harus jaga perilaku. Karena ngeri juga zaman sekarang. Kita pasti tahu sudah banyak foto/video yang beredar yang diambil dari belakang. Maksudnya tanpa disadari oleh orang yang diambil gambarnya. Banyak kejadian karena melihat perilaku orang lain buruk, akhirnya ada orang yang secara sembarangan (tanpa izin) mengambil gambar, lalu diupload ke media sosial, dan diberi caption yang tidak enak. Alhasil tanpa sadar si orang yang diambil gambar tadi jadi menyebar bahkan bisa jadi viral. Duh naudzubillah.
Padahal cara mengingatkan lebih arif secara personal. Atau paling tidak dengan tidak menyebarkan aib dengan mengupload foto/video orang yang nggak kita kenal. Kalau pun kita mau mengambil hikmah dan membagikannya, lebih baik tanpa foto/video itu sudah cukup. Makanya kalau ada komentar, “kok cuma difoto/direkam sih? Bukannya diingetin langsung?” nah yang begini nancep banget komennya. Memang begitu seharusnya. Diingatkan, bukan sekedar diupload ke media sosial lalu merasa bahwa kita sudah jadi pahlawan kebenaran 🙂
Finally, semua dikembalikan lagi pada kita masing-masing. Baik di media sosial maupun dunia nyata, kita memang harus jaga sikap. Sebab kembali lagi pada poin awal, kita adalah apa yang terlihat 🙂
Terkadang kita tak sabar ingin segera meng-update status di akun sosial media yang dimiliki tanpa memikirkan dampaknya. Merasa ingin seluruh dunia tahu, bahwa kita sedang bersedih, galau, senang dan berbagai ungkapan rasa dalam diri.
Postingan ini sekaligus reminder buatku. Terimakasih sudah berbagi, mbak Ade 🙂
Sama-sama Mbak. Semoga bermanfaat 🙂
Kita adalah apa yang kita tampakkan
Yap 🙂
Gara-gara ada istilah 'Aku mah Apa Adanya' sebagian orang jadi gak peduli bahwa baik dan buruk yang kita perlihatkan bisa membuat orang lain memberi penilaian dengan mudah.
Betul Mbak, padahal itu bisa jadi bumerang buat diri sendiri 🙁
iya, bener mbak, setuju. makanya jarang banget buat status, padahal sich gpp juga sering klo isinya yang sewajarnya saja. tp ya krn itu sebab aku jarang buat status, soalnya sekali buat suka lebay. 😀
Lebih baik dipikir dulu ya Mbak sebelum melakukan 🙂