Saya sempat bergumam saat melihat blog yang sempat sering saya kunjungi dulu, sekarang mendadak jadi banyak ‘tulisan pesanan’. Ingin rasanya mampir ke tulisannya yang curhat dulu, tapi kadung terlalu banyak ‘iklan’ akhirnya jadi malas berkunjung lagi.
Sampai akhirnya, saya mengalami sendiri ketika job terus berdatangan sementara ide pribadi terus tertunda, saya jadi malu sendiri. Oh begini rasanya.
Itu sebabnya, semakin ke sini, saya semakin ingin selektif memilih job. Bukan semata karena idealis. Tapi karena saya tidak ingin semakin kehilangan esensi ngeblog. Sebab menulis di blog adalah kesenangan saya. Di sini saya bisa menuangkan apapun yang ada di pikiran tanpa ada intervensi. Jangan sampai blog ini kehilangan sisi personal diri saya.
Apakah fenomena blog menerima ‘job’ ini salah?
Semakin ke sini, rupanya bukan hanya blog saya dan blogger favorit saja yang menerima banyak ‘job’. Tapi hampir semua blogger yang benar-benar serius ngeblog pun kebanyakan sudah menerimanya. So, saya jadi berpikir ulang, apakah ini fenomena yang salah?
Jawabannya tidak.
Barangkali satu dua kali kita merasa lelah dengan banyaknya promosi yang tayang. Seakan dunia maya dipenuhi dengan beragam iklan. Apalagi yang idealis menjadikan blog atau media sosialnya hanya murni sebagai hobi. Tapi bukan berarti hal ini menjadikan kita kesal dengan para blogger, influencer, atau dengan orang-orang yang memanfaatkan dunia maya untuk menambah nilai materi. Itu sah-sah saja selama yang dipromosikan memang bukan barang atau hal-hal yang haram.
Eranya dunia dalam genggaman
Tidak bisa dipungkiri kalau sekarang memang sudah eranya dimana promosi lebih gencar di dunia maya. Para pemilik produk barang dan jasa, sudah paham kalau dunia yang paling dekat untuk promosi saat ini adalah di depan mata. Alias layar gadget. Dunia yang ada di dalam genggaman. Maka wajar, termasuk blogger, adalah sasaran dari banyak perusahaan untuk melancarkan promosinya.
Maka kita tidak bisa menyanggah atau kesal dengan fenomena blogger sekarang banyak yang menjadikan blognya sebagai ajang mata pencaharian. Dengan bilang “Wah blognya iklan melulu. Lomba terus. Dan lain-lain. Sebab memang sudah eranya begitu.
Dan sebetulnya tidak hanya blogger kok. Media online apapun. Instagram, Facebook, Twitter sudah dipenuhi dengan berbagai promosi. Toh kita juga tidak menyangkal kan kalau kita pun termasuk orang yang tidak jarang terpengaruh promo di dunia maya.
Ada ladang mata pencaharian di dunia maya
Dan menjawab, “Kenapa sih sekarang kita harus terpaku pada angka? Jumlah followers, statistik di blog, kenapa sih ngeblog nggak santai aja kayak dulu yang asal nulis?”
Karena angka itu memang berguna untuk membangun personal branding mereka. Ketika branding sudah kuat, maka promosi apapun yang mereka lancarkan, itu bisa menarik lebih banyak pasar. Dan di situlah ladang penghasilan mereka.
Apakah mencari rezeki lewat dunia maya salah? Tidak. Sekarang sudah eranya begitu. Kita bekerja sudah tidak perlu jauh-jauh lagi. Tak perlu repot-repot bermacet ria lagi. Sepanjang yang dilakukan halal, why not?
Kamu belum butuh, tapi belum tentu yang lain
Jadi menurut saya pribadi menggeneralisir bahwa blog sekarang tidak asyik lagi ya salah juga. Karena semua kembali lagi pada masalah selera. Kamu merasa tidak asyik. Tapi belum tentu yang lain. Setiap tulisan selalu punya pembacanya. Selalu ada orang yang membutuhkan. Bisa jadi untuk saat ini kamu belum butuh. Tapi entah kapan, bisa saja kamu akan merasa bahwa tulisan itu bermanfaat.
Dan bisa jadi, ketika kamu bisa meluangkan waktu keluar rumah untuk mencari produk yang kamu inginkan, di belahan dunia lain ada yang tidak sempat bahkan untuk sekedar ke depan rumah untuk mendapatkan produk yang mereka butuhkan. Tapi dari dalam rumah, mereka bisa mendapatkan apa yang mereka butuhkan 🙂